Penulis: Erri Subakti
Mengapa manusia diciptakan?
“Untuk beribadah kepada Tuhan.”
Apa itu ibadah?
Setiap ciptaan Tuhan, baik di alam semesta, dan alam-alam lainnya, beribadah kepada Sang Pencipta dengan caranya masing-masing.
Tumbuhan, hewan, bumi/planet, asteroid, bahkan atom dan ion-ion, semuanya beribadah kepada Tuhan. Ion-ion ber’thawaf’ kepada inti atom, sampai planet-planet berthawaf kepada bintang.
Pohon atau tumbuhan beribadah dengan akarnya yang kuat mencengkram bumi yang berthawaf mengelilingi matahari. Pohon itu menumbuhkan batangnya yang kokoh, untuk menopang dedaunannya yang lebat, dan menghasilkan buah yang baik, bermanfaat untuk lingkungannya.
“Tidakkah kamu kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit. Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya.Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat”. (QS: Ibrahim: 24 – 25).
Begitu pula dengan manusia, hidup semestinya dengan keyakinan yang kuat -masa’ lihat salib imannya goncang, masa’ karena mie instan mengubah keyakinan… hehehe…
Dengan keyakinan yang kuat, menghasilkan sikap yang kokoh (seperti batang pohon), dan perilaku yang bermanfaat untuk lingkungan sekitarnya (seperti lebatnya dedaunan). Hingga menghasilkan BUAH yang berguna buat orang banyak. Ilmu yang bermanfaat.
Itulah esensi ibadah manusia.
Bagaimana dengan shalat?
Dikatakan “dirikanlah shalat.”
Bukan, kerjakanlah shalat.
Artinya, bukan ritual shalat saja yang harus dilakukan 5 kali sehari, tapi juga seluruh subtansi dari shalat itu merupakan ibadah kepada Tuhan.
Pernah lihat orang yang rajin shalat tapi korupsi?
Dia itulah yang mengerjakan shalat tapi TIDAK mendirikan shalat.
Dia menjalankan RITUAL. Tapi tidak melakukan ibadah.
Sewaktu SD, guru agama saya mengajarkan untuk apa tujuan hidup manusia di bumi.
Dikatakannya, “Untuk mencari ridho Allah.”
Apa itu ridho Allah?
Setelah saya dewasa saya memahami bahwa tujuan hidup manusia itu tak terlepas dari pertanyaan awal, “Mengapa manusia diciptakan.”
Maka ridho Allah adalah apabila manusia hidup bisa menghasilkan buah yang baik untuk kemanfaatan orang banyak.
Manusia dengan ilmunya bisa menghasilkan karya-karya yang berguna bagi lingkungan dan orang lain.
Semisal manusia yang telah berhasil membuat vaksin untuk mencegah virus-virus penyakit. Itulah manusia yang diridhoi oleh Allah.
Maka jangan dikira ibadah manusia itu hanya soal urusan menyembah (shalat bagi muslim) kepada Tuhan, untuk mendapatkan surga, tapi justru getol menolak “buah yang baik” dari hasil ibadah manusia.
Belajar, mencari ilmu, meneliti, berkarya, bekerja adalah juga ibadah. Hasilnya buah yang baik yang bermanfaat untuk orang lain dan lingkungan. Ilmu pengetahuan, hasil penelitian, penemuan-penemuan, atau materi lain adalah buahnya.
Agama adalah hanya kendaraan untuk menuju surga. Seperti halnya kendaraan, ia juga bisa mengantarkan penumpangnya BUKAN ke surga, melainkan ke tempat lain.
Apa yang bisa membuat manusia ke surga?
JalanNya.
Jalan yang mana?
Kembali kepada pertanyaan “Mengapa manusia diciptakan.”
(Erri Subakti)