Pandemi Bawa Rezeki Lewat Briket Batok Kelapa dari Jawa Tengah

SintesaNews.com – Pandemi covid-19 yang melanda dunia tidak memengaruhi industri ekspor briket batok arang Jawa Tengah. Justru selama pandemi, pengusaha briket arang batok kelapa Jateng kebanjiran pesanan dari pasar internasional. Kenaikan ekspor briket batok arang Jateng berkisar antara 10-50 persen.

“Ekspor briket arang batok kelapa justru naik selama pandemi. Saya saja kenaikannya bisa mencapai 20 persen,” kata mantan bankir yang banting stir menjadi pengusaha briket arang batok kelapa, Panji Alam.

Pria yang akrab disapa Darjo ini baru kurang dari setahun mulai menekuni bisnis briket arang batok kelapa, ia mengaku hanya baru bisa mengekspor 1-2 kontainer dalam sebulan. Negara tujuannya Rusia dan Maroko.

-Iklan-

Sementara sebagian besar pengusaha yang sudah lama berkecimpung di bisnis briket batok kelapa, telah mengekspor ke Timur Tengah dan hingga negara-negara di Amerika Latin.

Darjo melakukan poses produksi briket batok kelapanya dengan melibatkan sejumlah industri rumahan di Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah (Jateng).

Warga kampung ini pun bisa sedikit terbebas dari pengangguran. Briket yang dikemas di depan rumah warga mampu memberdayakan masyarakat, dimana warga menjadi tenaga kerja serta meningkatkan pendapatan sehari-hari.

“Ya lumayan, bisa buat samben (pekerjaan sampingan). Kalau rajin kami bisa dapat Rp 60.000,” ujar salah satu warga kampung yang bekerja untuk pengemasan briket dari pabrik.

Setiap briket yang diambil kembali oleh pabrik, warga lalu menerima upah.

Pabrik mengemas tempurung kelapa hingga dibentuk menjadi kotak hitam. Lalu proses pengerasan kemudian dibentuk sesuai pola. Seusai dibentuk, briket kotak lalu dikirim ke warga untuk dikemas ke dalam plastik, lalu diekspor ke luar negeri.

“Harga dari kami Rp 19.500 per kg. Jadi omzet kami sebulan baru bisa mencapai Rp 468 jutaan saja per 1 kontainer (24.000 kg). Belum seperti pengusaha briket lain yang sudah miliaran omzetnya sebulan,” ujar Darjo merendah.

“Ekspor briket kami ini kebanyakan dibeli buat shisha dan buat bakar-bakaran daging,” jelasnya.

Kualitas briket dari Jateng memang dinilai sebagai yang terbaik di dunia, sehingga banyak negara berminat mengimpor.

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo pada November 2020 lalu sempat mengapresiasi kinerja para pengusaha briket batok kelapa tersebut.

“Ini keren, justru ekspornya meningkat selama pandemi. Yang ekspor-ekspor seperti ini yang perlu kita dorong karena bisa meningkatkan devisa,” ujar Ganjar waktu itu.

Ganjar juga mendukung terbentuknya asosiasi di kalangan pengusaha briket arang tempurung kelapa. Selain sebagai wadah komunikasi, dengan asosiasi itu semuanya memiliki wadah untuk maju bersama.

Pemprov Jateng siap membantu memfasilitasi proses pembentukan asosiasi pengusaha tersebut. “Kalau nanti ada persoalan, silakan dikumpulkan dan diinventarisasi. Nanti pasti akan kami bantu,” kata dia tahun lalu di hadapan para pengusaha briket batok kelapa.

“Soal ekspor ini memang selalu saya dorong. Saya mau bantu habis-habisan soal ekspor ini. Bahkan, saya siap menjadi marketing dalam memasarkan sejumlah potensi ekspor Jateng ke dunia,” kata Ganjar.

Berbagai fasilitas, kemudahan dan insentif telah diberikan negara untuk meningkatkan ekspor. Ganjar memastikan bahwa kemudahan-kemudahan yang diberikan itu dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas ekspor Jateng.

Secara keseluruhan diperkirakan total produksi briket arang kelapa di Indonesia kurang lebih sebesar 30.000 ton per bulan.

Devisa negara yang dihasilkan karena transaksi ini disebut mencapai Rp 6,8 triliun per tahun.

Briket arang batok kelapa. Hub. +62 818-0818-5733

Pemesanan arang briket batok kelapa hub.+62 818-0818-5733

3 COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here