Regenerasi HTI Tak Pernah Mati, Pemerintah dan Masyarakat Perlu Waspada

Sudah saatnya pemerintah dan lapisan masyarakat waspada terhadap keberadaan Hitzbut Tahrir Indonesia (HTI) yang bercokol di negeri tercinta ini.

OPINI

POLITIK

-Iklan-

Nurul Azizah

 

Semua warga NU, santri NU, Ansor Banser, Pagar Nusa dan lain-lain warga masyarakat wajib menolak keberadaan Shautul Ulama.

Shautul Ulama adalah regenerasi HTI.

HTI adalah organisasi masyarakat yang berbau politik pan islamis, yang menganggap “ideologinya sebagai ideologi islam” yang tujuannya membentuk khilafah islam atau negara islam.

Pada hari Kamis kemaren (20/5/2021) diperingati sebagai hari kebangkitan nasional oleh rakyat Indonesia.

Bersamaan dengan peringatan kebangkitan nasional, ternyata kelompok yang diduga generasi HTI keluar dari sarangnya.

Di kota-kota besar di Jawa, seperti kota Bandung, Surabaya dan Solo para pengikut HTI demo besar-besaran dengan terang-terangan mengibarkan bendera yang diduga milik HTI yang berlafadzkan kalimat tauhid: La ilaha il lallah.

Pemerintah diminta untuk mewaspadai HTI yang terus bangkit tanpa kita sadari bersama.

Regenerasi HTI nyata-nyata ada dan telah menimbulkan benturan di masyarakat yang dapat mengancam keamanan dan ketertiban masyarakat, serta membahayakan keutuhan NKRI.

Meski sudah dibubarkan oleh pemerintah pada tahun 2017 silam, sesuai Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (PERPPU) nomor 2 tahun 2017 tentang organisasi kemasyarakatan. Organisasi tersebut hanya berganti baju atau bersalin rupa dan terus eksis tanpa kita sadari.

HTI dibubarkan karena ideologi khilafah yang diusungnya dinilai bertentangan dengan Pancasila.

Saya dapat kiriman video aksi demo yang diduga menggunakan atribut HTI di depan Gedung Sate Bandung. Sebuah video ratusan orang mengadakan pawai dengan menggunakan atribut mirip atribut HTI. Bendera yang mereka bawa juga mirip miliknya HTI. Yang menjadi perbincangan banyak netizen 62, bendera yang mereka bawa mirip dengan bendera milik HTI sebelum dibubarkan tahun 2017 lalu.

Selain itu, nampak pula spanduk bertuliskan ‘Kirim Tentara Muslim Bebaskan Palestina’. Ini menandakan aksi tersebut merupakan aksi mendukung Palestina.

Nitizen 62 bertanya-tanya, “kenapa aksi tersebut dibiarkan. Mengingat HTI sudah dinyatakan sebagai organisasi terlarang oleh pemerintah.

Dalam video tidak tampak polisi berjaga-jaga atau melarang aktivitas demo tersebut.

Perlu dicurigai juga, demo Palestina di Solo ada juga yang membawa atribut yang diduga milik HTI.

Demo bela Palestina yang berlangsung di Bundaran Glagah, Solo, Jumat (21/5/2021), akhirnya dibubarkan Polisi.

Langkah ini dilakukan karena peserta aksi terus berdatangan sehingga menimbulkan kerumunan dan melanggar protokol kesehatan.

Kapolresta Surakarta Kombes Pol Ade Safri Simanjutak mengatakan, awalnya koordinator aksi melaporkan jumlah peserta hanya 80 orang. Namun kenyataannya yang hadir sekitar 600 orang, kerumunan massa tidak bisa dihindarkan (merdeka.com).

Aksi bela Palestina di Surabaya di depan kantor Gubernur Jatim, jalan pahlawan, Jumat (21/5/2021) juga perlu dicurigai, mereka mengatasnamakan gerakan umat islam peduli Palestina (Gamis).
Dalam aksinya mereka mengkritik sikap Pemerintah Indonesia yang kontradiktif. Di satu sisi mengecam Israel, tapi di sisi lain menolak resolusi baru PBB tentang pencegahan genosida, kejahatan perang, pemusnahan etnis dan kejahatan terhadap kemanusiaan. (Padahal tidak benar isu tersebut, red.)

Apapun demo yang dilakukan oleh aktivis islam yang membela Palestina, selama itu membawa atribut yang diduga milik HTI, tetap kita waspadai.

Bahwa HTI di Indonesia melakukan regenerasi baik secara terang-terangan maupun gerakan secara sembunyi-sembunyi.

Kita sebagai negara yang berfalsafah Pancasila jangan sampai lengah. Jaga terus semangat kebangkitan nasional. Seperti yang telah dicontohkan oleh Kanjeng Sultan HB X yang mencanangkan “Gerakan Indonesia Raya Bergema,” setiap hari di kantor-kantor dan instansi-instansi di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) untuk membangkitkan dan menguatkan rasa cinta tanah air Indonesia.

Semoga apa yang dilakukan oleh Kanjeng Sultan BH X bisa menjalar dan ditiru di daerah-daerah lain di Indonesia.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here