SintesaNews.com – Pada hari, Rabu 19 Mei 2021 keluarga besar Yayasan KH Mudrik Abdullah Semarang mengadakan acara halal bil halal bersama bapak ibu guru dengan ketua Yayasan.
Yayasan KH Mudrik Abdullah menaungi lembaga pendidikan formal dan informal. Pendidikan formal terdiri dari SD dan SMK Diponegora serta MTs dan MA Darut Taqwa Semarang. Pendidikan tidak formal yaitu Pondok Pesantren Darut Taqwa beserta anak cabangnya.
Yayasan KH Mudrik Abdullah diambil dari nama pendiri dan pengasuhnya yaitu Dr. KH. Mudrik Abdullah, S.Ag, MM. Yayasan tersebut beralamat di Jalan Ngumpul Sari Raya Bulusan no 12 Tembalang Semarang.
Dalam tausiyah pada acara halal bil halal tersebut Abah Mudrik (sapaan akrabnya) memberikan nasehat kepada Bapak Ibu guru yang hadir pad acara tersebut.
Yaitu empat pola hidup untuk bekal hidup di dunia dan di akherat saat pandemi, dimana perekonomian sedang lesu dan moralitas agama anak bangsa yang juga terganggu.
Empat pola hidup tersebut dijabarkan oleh Abah Mudrik sebagai berikut:
1. Pola hidup yang sehat. Pola hidup yang sehat saat pandemi ya selalu jaga protokol kesehatan (prokes) diantaranya: menjaga jarak, memakai masker, mencuci tangan, menghindari kerumunan, dan memutus rantai penyebaran virus corona.
Disampaikan juga oleh beliau orang bisa sehat dengan puasa, atau sehat dengan tidak puasa.
Sehat dengan banyak tidur, atau sehat dengan mengurangi tidur.
Orang tua yang lebih sehat, rahasianya “uripe seng ati-ati, dijaga hidup dari pola hidup sehat dan benar-benar menjaga pola makan dan istirahat dan olah raga.
Kebalikannya pola hidup tidak sehat, yaitu gaya hidup yang tidak sehat, itu ada indikator. Diantaranya banyak merokok, tidur tidak teratur, makan makanan yang tidak sesuai dengan kondisi tubuh.
2. Pola hidup hemat.
Pola hidup hemat tidak musti berhubungan dengan waktu, uang dan energi.
Hemat menurut beliau bertindak dan berfikir sesuai dengan akhlak Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Berperilaku yang ada manfaatnya dari pada mudhorotnya.
Gaji banyak kalau hati tidak tenang (kemrungsung) percuma saja, semua akan terasa kurang.
Gaji yang cukup, hidupnya sederhana tidak neko-neko. Tidak pernah dolan yang tidak-tidak, ya dolan tapi yang bermanfaat, anak-anaknya diajak rekreasi ke taman kota sambil menikmati anugerah dari Allah SWT.
Kalau belajar, belajarlah sama yang sepuh-sepuh, belajarlah falsafah dari hidup beliau.
Hidup hemat itu yang pas dengan kondisi perekonomian kita, pola pikir dan pola hidup kita. Hidup lebih ke nilai bukan ke nominalnya.
Sambil dolan ketemu orang sukses itu bagaimana cara hidup sukses.
Jangan terus pasrah dengan ekonomi yang pas-pasan, berusahalah untuk cukup.
Allah akan mengubah nasib suatu kaum, apabila kaum itu bisa mengubah hidupnya.
3. Pola hidup happy, bahagia. Seperti yang dicontohkan oleh Baginda Rosulullah Muhammad SAW, hidup bahagia di dunia harus ada ilmu, sukses hidup di akherat juga ada ilmunya, apabila pengen sukses hidup di kedua-duanya juga pakai ilmu.
Orang yang dekat dengan Allah itu ada dua: satu, guru; dua; TNI POLRI. Guru agen ilmu (bukan berarti pintar, tapi bisa menyampaikan ilmu). Tentara dan Polisi karena jihad. Itulah orang dekat dan disayangi oleh Gusti Allah setelah Kanjeng Nabi, para sahabat, dan waliyullah meninggal.
Pola hidup happy. ditandai orangnya sumringah, wajahnya dihiasi dengan senyuman, segar, sehat, dan penampilannya bagus.
Contoh: kiai dengan banyak membantu orang, menyampaikan ilmu bukan memusuhi orang dan hatinya dihiasi dengan qur’ani.
Hidup bahagia juga pakai ilmu, belajarlah banyak hal, maka ilmumu akan selalu bertambah. Selalu berdoa, “Ya Allah tambahkan aku ilmu dan berilah aku kefahaman.”
Pola hidup bahagia bisa diartikan mengendalikan diri kita sendiri. Jangan ikuti emosi, kendalikan emosi, tidak usah memperbesar masalah, hadapi dengan wirid, tawakal kepada Allah selalu ditambah.
Hidup happy karena panggilan illahi. Singkirkan hatimu yang kotor-kotor, hiasi dengan banyak dzikir dan positif thinking.
Berbakti dengan sesama karena Allah (Imam Ghazali).
4. Pola hidup surgawi.
Orang yang punya visi dan misi untuk mencapai hidup di surga, ciri-cirinya sudah kelihatan. Cara menyelesaikan masalah kalau ahli surga, orangnya lembut. Tanda-tanda itu sudah kelihatan ketika ia hidup di dunia.
Gaya surgawi, itu contohnya seseorang yang mengabdikan diri hidup seperti guru-guru yang mengajar di Madrasah. Pengabdian tidak sesuai upah yang diterima, tetapi ia terus semangat mengabdi dan terus menyampaikan ilmu tanpa kenal lelah dan bosan.
Selalu ke masjid, itu pola hidup surgawi. Pola hidupnya selalu di jalan Allah.
Loyalitas terhadap tempat kerja tinggi, selalu membawa nama baik yayasan atau instansi tempat ia bekerja.
Saling mengingatkan dalam kebenaran dalam kesabaran. Saling ridho di makom masing-masing, pada peran masing-masing, pada profesi masing-masing.
Disarikan dan ditulis kembali oleh: Nurul Azizah.