Sejak peristiwa peringatan Quds di Masjid Al-Aqsa pada Jumat terakhir di Bulan Ramadan, 8 Mei 2021 bertepatan dengan 25 Ramadhan 1442 H, bentrokan antara Israel dan Palestina terus bergulir.
ULASAN
POLITIK
Nurul Azizah
Saat itu lebih dari 200 warga Palestina dan setidaknya 17 polisi Israel terluka dalam bentrokan tersebut.
Baca: Peristiwa Peringatan Quds di Masjid Al-Aqsa Murni Ulah Demonstran, Bukan Polisi Israel
Peristiwa Peringatan Quds di Masjid Al-Aqsa Murni Ulah Demonstran, Bukan Polisi Israel
Sejak peristiwa Quds sampai saat ini masih terjadi konflik Palestina dan Israel.
Alhamdulillah walau memanas, kaum muslim Palestina dan muslim Israel tetap menjalankan salat Idulfitri 1 Syawal 1442 H dengan damai. Dilansir dari Tempo.co, Kamis, 13 Mei 2021.
Menurut laporan kantor berita Al Jazeera, ribuan warga Palestina mampu menjalankan ibadah salat Idulfitri dengan damai, tanpa ada gangguan sedikitpun.
Pemandangan tersebut sangat kontras dengan situasi di Masjid Al-Aqsa beberapa hari yang lalu. Hal ini menunjukkan bahwa di Yerusalem konflik antara Palestina dan Israel bukanlah konflik agama. Mereka sangatlah rukun, penganut Islam di Palestina dan penganut Yahudi di Israel.
Semoga keduanya bisa hidup damai berdampingan sebagai dua negara merdeka.
Bebas dari pengaruh keji kaum zionis dan radikalis Hamas yang tidak manusiawi.
Hamas adalah kelompok radikalis yang sering minta donasi kepada dunia atas peristiwa berdarah di Palestina. Hal ini untuk dapat simpati dari negara-negara yang warganya beragama Islam.
Sehingga para pemimpin Hamas dapat hidup mewah di atas penderitaan rakyat Palestina. Kalau rakyat Palestina menderita maka donasi dari negara-negara Islam seluruh dunia akan terus mengalir.
Hamaslah yang memperoleh keuntungan dari donasi ini, karena Palestina sudah dikuasai Hamas.
Hati-hati kalau mengirim donasi anda, jangan tertipu oleh bisnis Pallywood (Palestina Hollywood). Waspadalah atas penipuan ini.
Organisasi Hamas seperti juga Al-Qaeda, ISIS, HTI, Ikhwanul Muslimin, JAD, JAT, wahabi salafi, dan lain-lain yang berkedok Islam tapi justru merusak Islam.
Mereka semua yang tergabung dengan ISIS, Hamas, Al-Qaeda, FPI, HTI, Ikhwanul Muslimin kalau di Indonesia berafiliasi dengan PKS, JAD, JAT dan lain-lain gerakan radikal intoleran adalah jaringan terorisme baik lokal maupun internasional.
Perang Palestina dan Israel bukanlah perang agama tapi perang wilayah atau perebutan tanah teritorial.
Hampir setiap tahun menjelang Hari Raya Idulfitri atau Idul Adha, di kawasan Palestina, terutama jalur Gaza yang dikuasai Hamas pasti ramai terus. Hal ini dilakukan oleh kelompok Hamas dengan menembaki roket-roket ke kota Israel. Dan akibat ulah Hamas dipastikan tentara Israel membalas dengan melakukan pengeboman di daerah Gaza untuk memukul mundur pasukan Hamas.
Kalau sudah begitu pihak Hamas menyerukan kepada umat Islam dunia untuk mengirimkan donasi dengan propaganda yang mengharu biru memakai narasi korban berjatuhan dari rakyat Palestina yang tidak berdosa sedang diserang Israel.
Dari fakta-fakta di atas perselisihan antara Palestina dan Israel bukan semata-mata persisihan agama. Seakan-akan rakyat keduanya terus berselisih, tidak ingin hidup damai. Walaupun berbeda agama dan keyakinan mereka sebenarnya hidup rukun.
Di pihak Palestina, bukan hanya warga muslim saja yang berjuang untuk Palestina, tapi juga kaum Yahudi dan Nasrani juga berjuang membela negara mereka Palestina.
Begitu juga di pihak Israel, bukan hanya kaum Yahudi tapi juga ada warga Muslim dan Nasrani yang membela negara mereka Israel.
Selama zionis masih dominan menguasai Israel dan radikalis Hamas masih menguasai Palestina, maka Israel dan Palestina akan terus berperang sepanjang masa sampai hari kiamat, seperti yang sudah tertulis di kitab-kitan agama samawi (agama Islam, Kristen, Yahudi).