SintesaNews.com Jombang – Ditemui di Rumah Pancasila Jombang yang merupakan Sekretariat Patriot Garuda Nusantara (PGN) Jawa Timur, AR Waluyo Wasis Nugroho (Gus Wal) selaku sekjen sekaligus perintis PGN Jatim, menyampaikan bahwa PGN Jawa Timur sangat mengapresiasi dan sangat berterima kasih kepada seluruh jajaran Densus 88 yang telah menangkap Munarman, salah satu public enemy rakyat Indonesia.
“Terima kasih Kadensus 88 POLRI Irjen Pol Marthinus Hukom beserta seluruh jajaran Densus 88, POLRI & TNI yang selalu setia dan istiqomah menjaga keamanan, ketentraman dan kedamaian Negeri Indonesia tercinta ini,” ujar Gus Wal.
Ditangkapnya Munarman seolah menjadi hal yang sangat membahagiakan bagi umat Islam dan rakyat Indonesia yang sedang menjalankan ibadah puasa dan juga sebagai kado terindah Idul Fitri.
“Terima kasih Kadensus 88 POLRI Irjend Pol Marthinus Hukom dan seluruh jajaranya yang selalu mengutamakan keselamatan rakyat Indonesia dari ancaman terorisme radikalisme,” ucap Gus Wal.
“PGN Jawa Timur beserta pasukan inti kami yang bernama GBN, Garda Benteng Nusantara mengajak kepada seluruh lapisan anak bangsa untuk bersama-sama melalui momentum bulan suci ramadhan ini kita perkuat dan perkokoh persatuan dan kesatuan seluruh lapisan anak bangsa demi terciptanya Indonesia Maju, Beradab, Berbudaya, Aman Makmur Damai,” lanjutnya.
“Kita Harus mengingat kembali tonggak awal sejarah bangsa dimana Ramadan lahirkan Kemerdekaan, Kebhinekaan, dan Persatuan,” tutup Gus Wal.
Sementara itu dihubungi melalui sambungan seluler, Abah Drs Akhmad Baidhowi, MTS selaku Pimpinan/Panglima PGN Jawa Timur menambahkan, kiranya setelah ditangkapnya Munarman, Aparat Penegak Hukum segera pula untuk menangkap dan menindak tegas dengan menghukum seberat beratnya orang orang yang mendaku dirinya sebagai ustadz, da’i ataupun tokoh agama tertentu.”
“Macam TZ, YW, NB, YM, HH, FZ dll. yang selama ini mereka merupakan aktor dan provokator pemecah belah kerukunan bangsa dan antar umat beragama,” tutur Mbah Bay.
“Mereka sangat membahayakan kerukunan antar umat beragama dengan suara dan tulisannya yang telah banyak menghina keyakinan agama lainya, dalam hal ini negara melalui aparat penegak hukumnya tidak boleh abai dan harus mengutamakan keselamatan rakyat yang merupakan hukum tertinggi.”
“Melalui momentum bulan puasa Ramadan ini kita lebih perkuat lagi kerukunan antar umat agama demi terciptanya harmonisasi antar umat beragama,” tutup Abah Baidhowi. (zs)