Penulis: Nurul Azizah
Beberapa tulisan saya tentang Jozeph Paul Zhang (JPZ) menuai protes dari kaum nasionalis. Mereka menganggap perkataan JPZ dalam video yang berdurasi hampir tiga jam lebih merupakan pelampiasan kekesalan dari penceramah agama yang mengaku islam tapi menghina agama lain.
Masih menurut mereka, “Penegak hukum masih belum tegas terhadap penceramah yang menggunakan panggung suci agama, tetapi dalam ceramahnya menghina, menjelek-jelekkan agama lain.”
Mereka kaum nasionalis bahkan memberikan saran dalam komen-komennya di postingan saya sebagai berikut: “Demi penegakan hukum yang berkeadilan dan setara bagi semua agama yang dihina, sebaiknya pemerintah atau aparat hukum segera menangkap pendakwah Islam yang menghina agama lain, kalau penegak hukum sudah bertindak demikian pasti JPZ menyerahkan diri.”
Saya pun tergerak hati menulis apa yang menjadi keluh kesah kaum nasionalis. Apalagi membaca kanal youtube bahwa Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) juga meminta polisi segera mengusut JPZ sesuai dengan Undang-Undang (UU) yang berlaku. Pada kesempatan itu juga PBNU mengingatkan agar polisi menerapkan ketegasan yang sama kepada penceramah islam yang menjelekkan agama lain.
“Kasus Jozeph sudah banyak laporan yang masuk ke polisi dan tentu penceramah lain, misalnya ada penceramah dari agama Islam yang menjelekkan agama lain. Saya kira ini juga menjadi kewajiban polisi untuk menegakkan peraturan dan Undang-Undang yang berlaku,” kata sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini di kantor PBNU, Jakarta, Kamis (22/4/2021). Mengutip tulisan Natasia Christy Wahyuni dari Berisatu.com
Teman-teman nasionalis yang non muslim membuat sikap keras terhadap penceramah Islam yang menjelek-jelekkan agama Kristen, diantaranya ustad Abdul Somad (UAS), Yahya Waloni, Tengku Zulkarnain, Felix Siaw, Haikal Hasan, Eggi Sudjana dan lain-lain yang dengan terang-terang menghina agama Kristen. Kasus terbaru yaitu ibu Desak Made Darmawati dengan lantang menjelek-jelekkan agama yang dianut sebelumnya.
Kebencian yang dibawa oleh penceramah agama Islam seharusnya tidak perlu dipaparkan dan disebarkan. Kalau memang mereka pindah agama ya sudah, tidak usah menjelekkan agama lama yang mereka anut. Mereka tidak membawa agama Islam menjadi lebih baik, malah menjatuhkan Islam di mata orang awam.
Menurut orang-orang yang faham akan agama Islam, para mualaf yang menjadi ustad ustadzah dadakan (instan) malah merusak marwah islam. Para pendakwah islam dadakan ini seakan-akan memiliki ajaran tersendiri yang jauh dari Al-quran dan al Hadist.
Mari kita semua bersatu melawan rasisme intoleransi. Agama manapun membenci radikalisme intoleransi. Mimbar-mimbar mereka malah memecah belah persatuan dan keutuhan berbangsa dan bernegara.