Penulis: Nurul Azizah
Ketika Aku lahir hingga dewasa, jiwa Kartini sudah diperkenalkan
Dari belajar makan, berjalan dan berbicara.
Sejak itu aku mengenal sosok Kartini pada diri seorang ibu
Gendhuk kamu harus belajar
Gendhuk kamu harus punya cita-cita
Gendhuk kamu jadi harapan orang tua
Betapa berat jalan yang harus aku tempuh
Dalam proses penggemblengan jadi Kartini
Wanita harus bersaing dengan lelaki
Dalam segala hal, wanita berhak untuk lebih maju dari lelaki
Tanpa pikir panjang siapa itu lelaki
Aku harus menjadi terdepan
Yang jelas aku ingin wujudkan
Bahwa wanita tidak boleh bodoh, cengeng dan lemah
Ketika sosok wanita sudah berkeluarga
Beban tambah berat
Wanita dan pria berdampingan
Membentuk suatu keluarga
Peran ibu menjadi ganda
Pendamping suami, mengatur rumah tangga
Membesarkan dan mendidik anak
Berkarya dan berkarier
Seberat apapun harus dijalankan
Dengan bertaqwa dan izin Tuhan
Wanita harus tegar dan kuat imannya
Wanita akan lebih mulia
Bila putra putrinya menjadi anak yang sholeh dan sholekhah
Menjadikan suami imam dan betah di rumah
Tempat suami berkeluh kesah
Tempat bersimpuh ketika anak resah
Selamat berjuang wanita
Kamu adalah penerus Kartini
Berakit-rakit ke hulu berenang renang ke tepian
Bersakit-sakit dahulu
Kemenangan diraih kemudian
Menyibak mendung
Habis gelap terbitlah terang
Semarang, 21 April 2021.