SintesaNews.com – Api masih belum seluruhnya bisa dipadamkan dari kebakaran 4 tangki kilang minyak Pertamina Balongan hingga dinihari (30/3/2021). Kerugian atas insiden ini ditaksir mencapai Rp 1,12 triliun.
Taksiran kerugian Pertamina ini dikatakan oleh Yusri Usman, Direktur Eksekutif CERI, dalam tulisannya di klikanggaran.com.
Berdasarkan diameter tangki 55,5 meter dan tinggi 15,5 meter, dengan kapasitas menampung BBM sebanyak 37 ribu m³.
Jika melihat besaran dan lamanya kebakaran, perkiraan BBM disetiap tangki mencapai setidaknya 80% dari kapasitas maksimal, maka bila tangki penuh 1 tangki adalah 32.000 KL atau setara 200.000 barel setiap tangki.
Untuk sejumlah 4 tangki berisi BBM jenis naphta, gasoline dan Pertamax Ron 92 sejumlah 800.000 barel yang musnah terbakar. Jika asumsi harga perbarel USD70, maka potensi kerugian Pertamina menjadi 80.000 barel X USD70 = USD56 juta.
Sementara untuk membangun 4 tangki jenis flooting roof dengan fasilitas assesoris pompa dan perlengkapan safety seperti kilang TPPI, dibutuhkan sekitar USD5 juta per tangki, sehingga untuk membangun tangki BBM seperti semula dibutuhkan dana sekitar USD20 juta.
Selain itu, Pertamina harus membayar ganti rugi dan pengobatan korban akibat kebakaran serta ditambah biaya operasi pemulihan sekitar USD2 juta.
Sehingga perkiraan total potensi kerugian yang akan dialami Pertamina sekitar USD78 juta atau setara Rp1,22 triliun, yaitu pejumlahan minyak yg terbakar USD56 juta dan biaya bangun tangki baru USD20 juta serta biaya ganti rugi, pengobatan serta pemulihan lingkungan sekitar USD2 juta.