Penulis: Langit Quinn
SintesaNews.com – Nadya Arifta masih saja menjadi perbincangan akun gosip dan netijen +62. Beberapa waktu lalu, saat baru ramai kasus ghosting yang di pelopori oleh Ibu Felicia, gue berhasil mendapatkan blog Nadya sebelum akhirnya blog tersebut dihapus. Sudah kudugem sih, makanya gue copas dulu dan gue save tulisannya sebelum ilang semua itu tulisan.
Dalam blog tersebut, terdapat curhatan Nadya untuk seseorang yang ia sebut sebagai hadiah. Apakah untuk Kaesang? Belum bisa dipastikan. Yang penasaran, baca aja curhatannya di bawah ini.
Sebuah tanggung jawab. Tidak dari keinginan hati untuk menuangkan kata dalam tulisan beradab. Harapan yang ku pegang selama ini semoga tidak sirna untuk berkunjung ke Arab.
Tepat pukul 17.48, otakku memberikan sinyal yang seirama dengan hati. Sebelumnya aku sangat bingung, harus aku tulis apa pada blogku kali ini? cerita tentang dunia pekerjaanku? mumet. Sudah cukup dari pagi hingga sore berkutat dengan laporan. Cerita tentang keseharian? bosan. Tidak ada yang spesial saat menikmati karantina pada masa pandemik ini ketika jauh dan sangat jauh dari keluarga. Namun sepintas aku terfikir untuk menulis sesuatu, bahkan sebelum ditulis pun, aku menahan derai air mata.
Ya, Aku ingin bercerita tentang pertemuanku dengan sosok yang aku sebut sebagai “Hadiah”. Sosok pria yang tidak pernah ku sangka kehadirannya disaat aku terpuruk akan kasih sayang lawan jenis. Kami bertemu pada November 2019 lalu disalah satu coffeeshop populer dibilangan Jakarta Pusat. Sebelumnya, aku sudah mengenal dia lewat imajinasi.
Ya, aku mengenal dia dari soerang rekan kerja yang juga sahabatnya dan selalu menceritakan hal baik tentang Hadiah padaku. Kekaguman sosok sahabat kepada sahabatnya inilah yang membuat aku selalu bertanya-tanya dalam hati “apakah aku bisa berjumpa dengan Hadiah? apakah aku pantas untuk berkenalan dengan dia?”
selama satu bulan aku mendengar cerita tentang Hadiah, tidak ada sinyal yang kutangkap untuk bisa berkenalan tanpa bayang-bayang imajinasiku hingga akhirnya sore itu sebagai saksi pertemuan pertamaku dengan dia.
Pertemuan ini sebenarnya memang tidak disengaja. Berawal dari ajakan Hadiah kepada sang sahabat untuk meeting kolabarasi antara perusahaan tempat kami masing-masing bekerja. Hari itu aku senangnya bukan main. Bisa melihat secara langsung sosok yang membuat aku kagum padahal belum kenal dan bertemu. Ternyata Hadiah sangat sesuai dengan berbagai ekspektasiku selama ini. Ya, dia sosok pria humble, nice guy, berkharisma, dan sepertinya penyayang.
Singkat cerita diakhir pertemuan kami ber-3, aku memberikan dia kartu nama. Sebagai jalan untuk dia dapat menghubungiku nanti. Dan ternyata benar! dia mengirim pesan, namun dengan sapaan “Hi Nad. Aku Hadiah. Terkait ajuan kerjasama kemarin ditunggu konfirmasinya ya.”
Kalimat yang menandakan dia mengirim pesan hanya untuk kepentingan. Saat itu juga aku sadar diri karena selama ini dari puluhan partners eskternal yang kutangani, boro-boro jalin komunikasi pribadi, bales chat perihal kerjaan aja butuh waktu minimal 5 jam untuk dapat jawaban. Tapi kali ini beda ternyata. Obrolan kita berlanjut sampai ke ranah pribadi! (ngerasain bgt butterflies in my stomach) tiap chatting sama dia. Berasa kayak anak SMP yang baru kasmaran, gemesh deh pokoknya.
Berganti hari, tidak melewatkan waktu untuk saling berbalas pesan. Hingga pada akhirnya, Hadiah membantu aku dan timku menjadi gitaris dalam kegiatan bakti sosial perusahaan tempatku bekerja. Untuk pertama kalinya, aku ditonton ketika sedang MC oleh sosok pria yang aku mulai kagumi.
Awalnya aku takut, ia akan ilfeel dengan sikapku diatas panggung. Ternyata tidak berlaku buat dia, dia malah bilang “Lo MC yang paling keren yang pernah gua liat”. Aku terharu bgt kala itu, aku seneng banget dipuji sama dia. Aku gak akan insecure lagi jika sewaktu-waktu Hadiah melihat performace MC ku lagi.
Akhirnya aku diajak jalan sama dia dan aku menganggap itu adalah kencan pertama kami. Dia tidak membawa kendaraan pribadi, dia menjemputku dengan menggunakan gocar kami menuju stasiun MRT HI dengan tujuan Blok M.
Pengalaman pertama kencan dengan pria menggunakan transportasi umum dan ke Blok M pun aku belum pernah. Aku diajak berkeliling ke tempat favorit dia dan berharap ini aka jadi tempar favoritku juga. Diawal perjalanan ia megajaku ke tempat minuman boba favoritnya. Jujur, aku belum pernah minum boba. Karna dia lah, aku sampai sekarang sangat terkesan dengan Kokumi, boba kesukaan dia. Lalu aku diajak ke M Bloc Space untuk pertama kalinya juga, lanjut ke Filosofi Kopi pertama kali lagi dan ditutup dengan makan malam bersama di Kashiwa please ini juga pertama kali. Hari yang sangat menyenangkan yang pernah aku rasakan selama 1,5 tahun di Jakarta dengan orang asing yang baru 1 bulan aku kenal.
Setelah kencan pertama, kami semakin intens memberi kabar dan berbagi cerita melalui chat. Dan selama 4 bulan lamanya kami selalu meluangkan waktu untuk bertemu minimal 1 kali dalam seminggu.
Untungnya kami memiliki hobi serupan yakni lari pada malam hari. Selama 4 bulan ini, hari yang paling aku suka adalah haru Sabtu. Karna pada hari itu, kami tidak selayaknya anak muda diluaran sana yang menghabiskan waktu di restoran/kafe, tapi kami memilih lari bersama. Dan lagi-lagi, ini pengalaman pertamaku lari di GBK dan bersama dia. Ia selalu mengajakku ke tempat yang baru petama kali aku pijak dan itu membuatku sangat terkesan hingga senyum-senyum sendiri ketika pulang ke rumah.
Tapi..pada suatu malam hubunganku dan dia sudah tidak se-intens dulu. Aku paham, kita sama-sama mandiri dan bisa dikatakan memiliki porsi kesibukan yang cukup sama. Aku tidak dihubungi selama 10 hari oleh dia. Aku khawatir, namun aku yakin dia memang sedang mengurusi hal besar hingga lupa dengan sekitar. Dan pada hari ke-10 tepatnya pada 23 Maret 2020, ada notication dari dia, sebuah pesan masuk.
Aku seneng banget dia masih inget aku. Untuk pertama kalinya, aku bilang kangen sama pria. Dan dia kaget. Katanya dia juga merasakan hal yang sama, entahlah. 2 hari berlalu setelah kita jalin komunikasi kembali, dia menghilang lagi hingga hari ini. Aku tau, dia adalah pria yang pekerja keras. Tidak bisa ter-ditraksi dengan HP ketika sedang bekerja apalagi diluar kota. Aku yakin saat ini dia tidak sedang di Jakarta. Dia sedang berada disuatu tempat yang mungkin tidak terjamah oleh teman-temannya termasuk aku. Pandemik merubah segalanya.
Menjauhkan kami yang sedang mencoba mengenal satu sama lain. Apakah kita akan berhubungan lagi? kita emang tidak pernah saling menyatakan perasaan, sayangnya.
Aku tidak tau apakah ini perasaan suka hingga ingin memiliki kepada lawan jenis? ketika aku kagum dengan sikapnya yang selalu berbuat baik kepada semua orang, ketika aku kagum dengan sikapnya yang selalu ingin menolong orang lain, ketika aku kagum dengan sikapnya yang selalu menghargai wanita, aku tidak tau. Yang aku tau, kamu bukan pria yang mudah mengacuhkan perempuan sepertiku.
Aku harap kamu baik-baik aja dan akan kembali bersamaku suatu saat nanti. Sehat selalu ya Hadiah. Terima kasih telah mengenalkanku dengan hal baru, tempat baru, teman baru dan pelajaran baru.
Kamu aku namakan Hadiah, karna kamu Hadiah sesungguhnya dalam hidupku. Sampai jumpa pada ulang tahun kita nanti, aku 3 Agustus & kamu 4 Agustus. Semoga ya..
Oh ya, tulisan ini boleh kamu baca kalo kita ber-jodoh. Ok? Deal!
Salam kangen, dari aku yang sedang menunggu kabarmu.
Baca juga:
Ibunda Felicia: Saya Sudah Berkonsultasi Kepada Psikologi di Singapura