SintesaNews.com – Kawasan Depok merupakan wilayah yang meninggalkan banyak jejak sejarah sejak zaman kolonialisme Belanda. Selain Batavia dan Bogor, Depok juga menjadi daerah penting bagi Belanda, karena akses Batavia dan Bogor melalui kawasan Depok.
Tersebutlah sebuah jembatan yang dibangun sejak tahun 1917. Jembatan tersebut dikenal orang sebagai Jembatan Panus.
Panus berasal dari nama Stevanus (literatur lain menulis Stephanus) Jonathan, yang merupakan arsitek yang membangun jembatan penting tersebut. Kebetulan dulu ia bertempat tinggal di samping jembatan.
Dari cerita yang beredar di masyarakat Depok, khususnya warga Pancol yang masih menggunakan jembatan tersebut, masih suka melihat penampakan tokoh Belanda tersebut.
Biasanya warga yang melihat penampakan tersebut terjadi pada malam hari. Penampakan tersebut sering terlihat mondar-mandir di sepanjang jembatan tersebut.
“Kita sering melihat sosok Panus di jembatan kalau tengah malam, suami saya saksinya kalau itu Opa Panus. Dia pakai pakaian khas Belanda, sama nenteng anjingnya”, tutur seorang warga setempat.
Menurut beberapa sumber, konon penampakan perempuan berbaju merah tersebut adalah istri dari Stephanus Jonathan.
Stephanus yang sempat menikah dengan pribumi asli Depok tersebut, diduga pada masa penjajahan Jepang masuk, Stephanus pulang ke Belanda dan akhirnya sang istri bunuh diri dengan cara meloncat dari atas jembatan yang dibangun suaminya.
Awak media Okezone pernah membawa seorang indigo ke Jembatan Panus. Dalam reportasenya disebutkan bahwa memang daerah tersebut beraura mistis, menurut orang indigo yang memiliki kemampuan khusus.
Katanya, sosok pembuat Jembatan Panus (Stefanus) berperawakan tinggi besar dengan sedikit janggut di dagunya. Stefanus ditemani anjing putih bernama Helly. Biasanya mereka menampakkan diri di atas pohon yang berada di seberang sungai.
Stefanus yang digambarkan memakai celana berwarna biru agak abu-abu dengan panjang di bawah lutut sedikit. Secara detail, tinggi badannya 189 cm dengan perkiraan umur 43 tahun, matanya biru, dan dia punya tanda di leher sebelah kanan.
Warga lain di sekitar situ juga mengatakan bahwa banyak yang sudah pernah melihat, meski dirinya sendiri belum pernah.
“Banyak yang sudah melihat, seperti tukang sayur kalau pagi-pagi sekali melihat ada sosok perempuan Belanda pakai baju putih di situ,” kata Wiwin, penduduk setempat.
Jembatan ini memang bersejarah dan memiliki arti, tak hanya bagi Depok, bagi Jakarta juga, karena selain sebagai akses Bogor-Jakarta pada masa lalu, juga di bawah jembatan ini terdapat sungai yang menjadi indikator besaran debit air limpahan dari Bogor ke Sungai Ciliwung di Jakarta.
Nah, adakah dari pembaca yang pernah tau atau dengar soal ini? Atau pernah juga melewati jembatan yang sudah berusia di atas 100 tahun ini.