Penulis: Erri Subakti
Kemarin diberitakan seorang pelaku pencabulan terhadap anak telah divonis hukuman 15 tahun penjara. Beberapa komentar atas berita tersebut menanyakan, “Kok gak dikebiri kimia?”
Bukan 1 dua orang yang menanyakan hal serupa.
Baca: Pelaku Pencabulan Anak di Paroki St. Herkulanus Depok Dihukum 15 Tahun Penjara
Tapi mungkin banyak yang belum tau, kebiri kimia itu efeknya hanya sementara saja. Jadi bukan sekali suntik, lalu seseorang yang sudah dikebiri kimia akan impoten selamanya. Tidak.
Dokter Agus Rizal spesialis urologi RSCM mengungkapkan kebiri kimia adalah suatu tindakan pemberian zat kimia atau obat untuk memberikan efek kebiri, yaitu penurunan hormon testosterone (hormon khusus pada laki-laki).
Kebiri kimia bersifat sementara. Setelah dilakukan penyuntikan kebiri kimia, maka tubuh akan hormon testosteron tak akan terbentuk.
‘Obat’ kebiri kimia ini dibagi berdasarkan jangka waktu, yaitu disuntik untuk 12 minggu (3 bulan), 6 bulan, dan di dunia ada yang 1 tahun.
Selama obat diberikan maka orang yang dikebiri kimia tidak akan memiliki hasrat seksual, karena ini tujuannya untuk menekan hasrat seksual.
Karena libido hilang, dorongan seksual juga hilang. Keinginan terhadap perempuan (atau orang yang disuka) turun.
Dalam PP no 70 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Hukuman Kimia pada Pelaku Kekerasan Seksual pada Anak, disebutkan bahwa hukuman kebiri kimia diberikan selama 2 tahun setelah hukuman penjara. Hal ini ditujukan sebagai upaya pencehagan dan pengendalian agar si pelaku tidak melakukan kejahatan yang sama lagi.
Jadi kebiri kimia bukan sekali suntik lalu membuat seseorang jadi “auto-impoten.”
Kebiri kimia sementara ini tak akan memengaruhi sperma.
“Orangnya tidak memiliki hasrat seksual saja. Dan tidak ada kaitannya dengan sperma,” ungkap dr. Agus.
Jadi kebiri kimia tidak berpengaruh terhadap pembentukan sperma, karena menghambatnya di bagian atas.
Fungsi testis itu ada dua yaitu pembentukan testoteron dan spermatogenesis (pembentukan sperma). Pada kebiri kimia yang terhambat hanya pembentukan testosteronnya saja.
Orang dengan kadar testosteron rendah akan mengalami andropause, semacam menopause. Hanya saja, jika andropause terjadi mendadak ketika dikebiri maka perubahan akan terjadi.
Biasanya yang terjadi adalah muka terasa seperti terbakar (terasa panas), sifat menjadi lebih tidak sabar, gangguan tidur kalau malam susah tidur dan siang tidur terus. Selain itu daya juangnya juga berkurang alias loyo.