SintesaNews.com – Dua warga sipil dan dua anggota TNI meninggal dalam peristiwa ini pada pertengahan September lalu. Salah satu warga sipil yang tewas tertembak adalah Pendeta Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII) Yeremia Zanambani.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD membentuk tim gabungan untuk mencari fakta-fakta terkait kasus ini.
“Selain melibatkan pejabat-pejabat terkait, juga akan melibatkan tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat dan akademisi yang akan segera dibentuk dalam waktu singkat ini,” jelas Mahfud dalam konferensi pers online, Kamis (1/1/2020).
Berikut susunan Tim Gabungan Pencari Fakta Penembakan di Papua.
Mahfud mengatakan situasi di Kabupaten Intan Jaya sudah aman. Ia meminta bupati setempat memimpin daerahnya secara langsung untuk menjaga keamanan tetap kondusif.
Kepala kantor Komnas HAM Perwakilan Papua, Frits Ramandey menyarankan pemerintah agar mandat tugas tim ini tidak hanya untuk mengurai kasus kekerasan yang menewaskan dua orang sipil dan dua tentara. Namun, mengurai semua kasus yang terjadi di Kabupaten Intan Jaya dalam setahun terakhir ini. Komnas HAM perwakilan Papua setidaknya menerima 18 laporan kekerasan di Intan Jaya sepanjang Desember 2019 hingga September 2020.
“Ada korban yang cukup banyak, baik masyarakat sipil maupun anggota TNI. Dan masih ada dua orang yang sampai sekarang dicari oleh keluarganya,” kata Frits.
Frits menyarankan pemerintah melibatkan Komnas HAM dalam tim ini untuk mengusut tuntas dugaan pelanggaran HAM di Kabupaten Intan. Di samping itu, ia menyarankan pemerintah juga mengevaluasi satuan pasukan TNI di luar organik yang berada di Intan Jaya dan sejumlah wilayah Papua lainnya. Menurutnya, pemerintah juga perlu transparan soal jumlah pasukan TNI yang berada di wilayah Papua.
Dua anggota TNI dan dua warga sipil meninggal, termasuk di antaranya Pendeta Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII) Yeremia Zanambani.