Kekuasaan Itu Candu

Penulis: Dahono Prasetyo

Jika mau selamat usai berkuasa maka buatlah dinasty politik berupa Parpol atau jaringan oligarki.

Jokowi satu-satunya Presiden seusai Reformasi yang bukan berasal dari ketua umum Parpol atau ormas.

-Iklan-
  1. JK dan LBP punya Golkar yang mengamankan gurita kekuasaannya.
  2. Gus Dur dulu mendirikan PKB yang kemudian dikudeta
  3. Mega masih kokoh dgn PDIP sebagai parpol terbesar yang menjaga Demokrasi
  4. SBY dgn dengan Demokrat yang kini diwariskan ke AHY untuk mengamankan kasus-kasus korupsi terdahulu.

Jokowi tidak punya apapun usai turun selain Gibran, Kaesang dan Boby yang dititipkan ke beberapa Parpol

Maka ketika Ganjar menolak menjadi antek Jokowi, alhasil hanya punya Gibran. Dan Gibranlah yang nanti akan membentengi Jokowi usai jadi orang biasa.

Jokowi yang membangun, merubah dan ketika jabatan usai, dia butuh tetap berkuasa bersama bangunan baru karyanya bernama NEOLIB.

Banyak orang sukses mendefinisikan DEMOKRASI, tapi gagal memahami untuk apa sesungguhnya BERDEMOKRASI

Kekacauan Indonesia dimulai dari 2 periode SBY, dilestarikan oleh 10 tahun Jokowi dan siap-siap diperparah oleh Prabowo yang tak paham sedikitpun tentang esensi DEMOKRASI, dia hanya paham OTOKRASI

Jokowi sudah merintis pemerintahan otokrasi untuk mengendalikan ekonomi, konstitusi, aparat penegak hukum hingga otonomi daerah. Pilkada serentak hanya seremonial Demokrasi. Kepala daerah yang terpilih pada akhirnya harus tunduk pada aturan sentralistik.

Tidak jauh berbeda dengan Pileg dan Pilpres serentak, pemenang Pilkada adalah mereka yang menguasai jalur alokasi bansos, aparatur dan penyelenggara Pilkada.

Karena kekuasaan ada candu, maka jabatan itu investasi politik. Bukan jualan program ataupun visi misi yang sudah digariskan pusat.

Dan tak lama lagi monumen karya oligarki segera terwujud bernama IKN (Ibu Kota Nepotisme). Di sanalah semua dikendalikan oleh sistem. Dan dari sana pulalah kepentingan asing leluasa dikelola. Pemerintahan yang menjauh dari rakyatnya bukan karena keinginan rakyatnya. Tapi menara gading selalu dibangun jauh dari altar.

***

@Dahono Prasetyo

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here