Program Makan Bergizi Gratis: Anak Sekolah Target Pemilih 2029

Penulis: Nurul Azizah

Heran saja banyak orang memilih makan bergizi gratis (MBG) daripada program pendidikan gratis, terkhusus anak sekolah. Kalau disuruh pilih makan gratis atau sekolah gratis, tentunya memilih pendidikan gratis, bagi yang waras. Kalau makan hampir semua orang pasti bisa makan, kalau pendidikan tidak semua orang bisa mengenyam pendidikan di bangku sekolah. Ya karena beberapa alasan diantaranya mahalnya biaya sekolah.

Ternyata oh ternyata banyak masyarakat yang memilih program makan gratis karena mereka mendapatkan bantuan sosial dan bantuan posisi. Padahal yang memilih Prabowo Gibran saat pilpres 2024 rata-rata bukan anak sekolah.

-Iklan-

Setelah Prabowo Gibran menang dengan baterai kembung 58% maka rakyat menagih program MBG. Program MBG resmi digulirkan pemerintah pada 6 Januari 2025, penerima manfaat MBG mencapai 770 ribu anak sekolah. Jumlah tersebut bertambah menjadi 1 juta anak pada akhir Februari 2025. Pada acara HUT ke 17 Partai Gerindra di Sentul Bogor, Sabtu (15/2) Prabowo optimis program MBG akan menjangkau lebih banyak penerima manfaat. Pada akhir tahun 2025 jumlah penerima manfaat MBG akan bertambah 6 juta anak yang bisa menikmati MBG.

Program MBG sangat serius ditangani oleh pemerintah Prabowo, walau belum merata. Hal ini mengacu pada Surat Keputusan Deputi Bidang Penyaluran Badan Gizi Nasional (BGN) Nomor 2 Tahun 2024 mengenai petunjuk teknis (juknis) operasional MBG.

Mengapa MBG yang disasar siswa yang duduk dibangku SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA ya karena mereka adalah pemilih di pemilu presiden 2029. Penulis baru sadar arah politik di balik adanya program MBG.

“Teruntuk adik-adik penerima makan gratis, sebagian dari kalian akan memiliki hak pilih di tahun 2029, mayoritas dari kalian adalah generasi Alfa, generasi yang jauh lebih melek akan teknologi, mungkin saat ini kalian masih sangat lugu, untuk memahami betapa banyak pihak yang dikorbankan demi bisa makan gratis. Bisa jadi salah satu korbannya adalah orang tua kalian sendiri. Di satu sisi kamu dapat makan gratis sementara adanya efisiensi anggaran maka banyak dari orang tua kalian yang menjadi korban PHK.”

Jadi secara sadar penulis menarik benang merah antara program MBG, Efisensi dan Danantara, semua disiapkan secara sistematis menuju pilpres 2029.

Pemilihnya disuap dengan nasi dan lauk pauk agar kenyang, masalah otak tidak terisi tidak masalah. Yang terpenting perut yang kosong tetap terisi. Jadi anak-anak sekolah nantinya akan mengingat terus bahwa Prabowo dan Gibranlah yang membuat perut mereka kenyang. Ketika di tahun 2029 mereka manut saja untuk bisa diarahkan kembali memilih Prabowo atau Gibran. Tentunya ke arah Gibran karena pak Prabowo sudah tua.

Dana untuk makan gratis diambilkan dari dana efisensi anggaran sebagian, dan sebagian diinvestasikan ke lembaga investasi Danantara agar nantinya saat kampanye pilpres 2029 sudah ada dana yang terkumpul.

Benar-benar program yang sudah dipersiapkan secara matang jauh-jauh hari. Bila siswa saat ini merasa kenyang untuk mengisi perut yang kosong sementara otak terancam turun alias down, karena pendidikan bukan lagi prioritas pemerintah Prabowo Gibran.

Adik-adik yang ada dibangku sekolah, seandainya pak Ganjar Pranowo dan Prof Mahfud MD menang dan program pendidikan gratis itu ada dan nyata, maka generasi emas akan terwujud. Pasti banyak siswa yang berubah pikiran, karena tidak lagi memikirkan besarnya biaya sekolah, karena sekolah sudah digratiskan. Tapi semua hanya fatamorgana, karena Ganjar Pranowo dan Prof Mahfud MD yang punya program pendidikan dan internet gratis kalah di Pilpres 2024.

Prabowo Gibran dengan program MBG, Efisiensi dan Danantara adalah program yang penuh intrik dan trik menuju pilpres 2029. Rangkaian rencana yang secara matang dipersiapkan jauh-jauh hari. Sebuah fenomena yang laur bisa perencanaan sebelumnya.

Anak-anak diberi makan gratis tetapi otak tak terisi karena pemerintah lebih mengutamakan perut kosong daripada otak yang kosong. Tragis, miris, dan melukai perjuangan para leluhur bangsa ini sebagai negara demokrasi yaitu pemerintahan dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat.

Ingat adik-adik sekolah, tidak ada orang sukses dengan makan gratis. Belum ada sejarahnya, kecuali makan gratis bagi anak sekolah dipersiapkan untuk pilpres 2029, engkaulah pemilihnya adik-adikku.

Ingat adik-adikku orang miskin dan terbelakang bisa keluar dari kemiskinan melalui tangga, tangga itu bernama pendidikan.

Benar saja, adik-adik sekolah di Papua, mereka memilih Program Pendidikan Gratis daripada makan gratis. Karena dengan pendidikan mereka akan terangkat derajatnya menjadi insan khamil, insan yang bermanfaat bagi sesama. Bisa mengangkat derajat dan martabat manusia sebagai makhluk Tuhan yang tahu agama dan pengetahuan lainnya.

Apakah tujuan pendidikan nasional akan tercapai dengan adanya makan bergizi gratis? Adik-adik sekolah pasti lupa dengan tujuan pendidikan nasional.

Lupa akan potensi yang dimiliki. Apakah dengan program makan gratis akan menjadikan adik-adik manusia yang beriman, bertaqwa, berilmu, cakap , kreatif, mandiri dan bertanggung jawab? Wallahu a’lam bishawab.

Nurul Azizah penulis buku Muslimat NU Militan Untuk NKRI

Buku kedua karya Nurul Azizah. “Muslimat NU Militan untuk NKRI”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here