Penulis: Nurul Azizah
Setiap kali saya masuk kelas untuk mengajar, selalu saja ada pertanyaan dari siswa-siswi: “Kapan Bu kita dapat makanan gratis, sudah lama kami menunggu momen makan siang gratis.”
Sedih saja saat mendengar pertanyaan dari siswa tentang Makan Siang Gratis. Dan hal itu terus menerus pertanyaan yang sama ditujukan ke saya. Antara sedih dan marah perasaan ini saya tahan. Sedih karena program makan siang gratis ini benar-benar ditunggu siswa, tapi sampai 100 hari Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka memimpin negeri ini, makan siang gratis yang digembar-gemborkan tak kunjung ada di tempat kami. Marahnya mengapa pertanyaan itu ditujukan ke guru. Mbok yo langsung ke Presiden Prabowo dan Gibran yang menjanjikan makan siang gratis. Mereka yang punya janji, tapi para guru yang menjadi sasaran siswa-siswinya.
Bagi sekolah atau madrasah yang punya empati terhadap siswanya pasti berupaya mandiri untuk satu kali memberikan makan siang gratis, biar siswa-siswi berbahagia atas adanya makan siang gratis. Tetapi bagi sekolah atau madrasah yang memang tidak punya dana makan siang gratis, hanya bisa menanti datangnya program pemerintah Prabowo Gibran.
Sampai tulisan ini dibuat, di Madrasah kami belum ada makan gratis sekalipun. Hal menunjukkan bahwa pemerintah belum juga melaksanakan program makan siang gratis bagi siswa, berarti program itu hanya “omon-omon doang” artinya rakyat ditipu mentah-mentah dengan program tersebut.
Untuk makan siang gratis membutuhkan dana yang tidak sedikit, seharusnya program tersebut direncanakan dengan matang, jangan asal dibuat tapi kenyataannya di lapangan nol besar.
Banyak di sekolah atau madrasah belum memperoleh atau merasakan adanya makan bergizi gratis. Program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan inisiatif yang bertujuan untuk menyediakan makanan sehat dan bergizi kepada kelompok yang membutuhkan, dengan fokus pada anak-anak sekolah atau anak-anak rentan gizi buruk dan kelompok lainnya.
Program ini kalau benar-benar terlaksana merupakan program nyata yang banyak diharapkan siswa di sekolah atau madrasah. Tetapi di tempat madrasah kami belum menjadi target pemerintah. Padahal Irjen Kemendikdasmen yaitu Kementrian Pendidikan Dasar dan menengah resmi meluncurkan program makan bergizi gratis di 190 titik Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang berada di 26 provinsi pada hari Senin, 6 Januari 2025.
Mungkin untuk sekolah yang langsung di bawah Kemendikdasmen sudah merasakan adanya makan bergizi gratis, tapi belum di madrasah swasta.
Padahal Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, meninjau langsung pelaksanaan perdana program ini di SMP Negeri 12 Semarang, Jawa Tengah. Hingga akhir Januari 2025 program ini akan diperluas ke 943 titik SPPG di seluruh Indonesia.
Sekarang ini sudah mau akhir Januari tetapi belum ada tanda-tanda sekolah atau madrasah kami belum dapat makan bergizi gratis. Terus sampai kapan kami menunggu momen makan bergizi gratis. Siswa-siswi kami pasti sangat antusias dengan program ini. Jangan biarkan kami kecewa dengan program yang selalu digembar-gemborkan oleh pemerintah tetapi pelaksanaan di lapangan nol besar, alias tidak ada makan bergizi gratis.
Apalagi bagi siswa kelas XII (kelas 3 MA/SMA) yang akhir bulan Januari 2025 ini sudah mulai ujian terutama ujian praktek dan nanti menyusul ujian sekolah (madrasah). Sampai mereka lulus, kok belum sekalipun mendapatkan makan bergizi gratis, yang jelas mereka pasti kecewa.
Bagaimana pendapat pak Menteri Pendidikan Dasar Menengah dengan belum meratanya pemberian makan siang gratis ini, apakah program yang selama ini digembar-gemborkan hanya menjadi “omon-omon” dari program pemerintah.
Bagi mereka yang sudah kelas XII sampai lulus nanti hanya tinggal kenangan, hanya janji palsu untuk mencari dukungan ke pemerintah. Karena mereka sudah menggunakan hak pilih pada Pilpres 2024.
Pak Presiden Prabowo dan Mas Wapres Gibran kami menagih janji yang dulu kau sampaikan saat kampanye pilpres 2024. Janji adalah hutang dan hutang harus dibayar. Kalau tidak dibayar di dunia ini pasti kelak nanti akan ditagih di akherat.
Kami masih bersabar menunggu uluran tangan dari Kementerian Pendidikan Dasar Menengah serta dari Badan Gizi Nasional (BGN) untuk benar-benar menyalurkan makan bergizi gratis di tempat kami mengajar.
Nurul Azizah, S.Pd, M.Si
Pengajar di Madrasah Kota Semarang.