Ketum PBNU Gus Yahya Bela Jokowi Terkait Nominasi Tokoh Terkorup Sedunia

Penulis: Nurul Azizah

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Gus Yahya Cholil Staquf ikutan bersuara membela mantan presiden Joko Widodo dalam penetapan tokoh terkorup sedunia versi Organized Crime and Corruption Reporting (OCCRP). Ini jelas ada misi khusus yang mengatasnamakan PBNU untuk membela orang yang masuk nominasi resmi tokoh pemimpin terkorup dari OCCRP. Pembelaan ini penulis kutip dari media online Kompas yang terbit hari Jum’at 3 Januari 2025.

OCCRP merupakan lembaga internasional yang tidak bisa disogok oleh amplop, bansos, bantuan posisi dan pemberian izin tambang.
OCCRP itu lembaga internasional non pemerintah yang memiliki visi menjadikan dunia lebih terinformasi dimana kehidupan, mata pencaharian, dan demokrasi tidak terancam oleh kejahatan dan korupsi.

-Iklan-

Kalau OCCRP bekerja dengan menghimpun berita dari Jurnalisme investigasi di seluruh dunia dan mengungkap kejahatan serta korupsi, apa terus seenaknya sendiri dibilang : “itu bagian kampanye politik,” kata Gus Yahya.

Masyarakat umumnya dan warga Nahdliyyin pada khususnya sudah tidak lagi buta informasi. Berita di platform media telah membuka mata dunia bahwa Jokowi alias Mulyono sudah menjadi tokoh terkorup sedunia nominasi nomor 02.

Kalau Gus Yahya membela Jokowi itu bagaikan suara sumbang. Apalagi bersuara terlambat yaitu pada hari Jum’at, 3 Januari 2025.

Sementara berita penetapan Jokowi sebagai tokoh terkorup sedunia itu hari Selasa, 31 Desember 2024. Jadi masyarakat Indonesia khususnya dan masyarakat dunia pada umumnya sudah tahu kebenaran berita dari OCCRP dan itu bukan hoak atau berita bohong.

Gus Yahya didampingi pengurus PBNU menyampaikan pembelaan kepada Jokowi saat jumpa pers di kantor PBNU (3/1).

“Saya kira, apa namanya, sejauh ini saya pribadi melihatnya sebagai bagian dari semacam kampanye politik saja, entah itu tujuan pertarungan apa?” jelas Gus Yahya kepada wartawan.

Mengapa Gus Yahya berbicara yang kapasitasnya sebagai Ketum PBNU tapi yang dibicarakan tidak ada hubungannya dengan kepentingan warga Nahdliyyin tapi malah membela kepentingan Jokowi.

Padahal orang awam saja tahu bahwa OCCRP tidak secara langsung terlibat politik. Tetapi hasil dari investigasinya seringkali memiliki dampak politik yang signifikan dan dapat memicu perubahan kebijakan atau tindakan hukum terhadap mereka yang terlibat dalam kejahatan terorganisasir dan korupsi.

Dengan masuknya Jokowi sebagai tokoh terkorup sedunia, masyarakat kini tahu kinerja OCCRP. Mereka telah melakukan banyak investigasi penting, termasuk kasus korupsi di Rusia, Ukraina, dan Azerbaijan dan kasus skandal keuangan lainnya.

Apakah sekelas Ketum PBNU mudah dijadikan buzzer untuk membela bosnya dan membuat framing kalau OCCRP sebagai lembaga tidak kredibel, dan mempengaruhi warga Nahdliyyin bahwa OCCRP hanya mencari sensasi dan tidak punya bukti.

Jangan sampai masyarakat anti Jokowi mengatakan bahwa “Gus Yahya sebagai Ketum PBNU harus membela bos yang dulu memberi ijin tambang.” Ketika bosnya kena masalah maka dia harus bersuara untuk membela sang bos.

Nurul Azizah penulis buku Muslimat NU Militan Untuk NKRI

Buku kedua karya Nurul Azizah. “Muslimat NU Militan untuk NKRI”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here