Penulis: Dahono Prasetyo
Namanya Garam Ruqyah An-Nuur berasal dari Madura dilabeli foto sosok pemuka Agama bergelar Syekh. Kegunaannya luar biasa, bisa mengatasi segala persoalan dunia. Dari mengobati penyakit sampai enteng jodoh. Bisa juga untuk pengusir jin dan penglaris usaha sekaligus buang sial.
Ada puluhan ayat Al-Quran yang kabarnya telah dibacakan pada saat garam “sakti” itu dikemas. Harganya di pasar online bervariasi, antara 100-200 ribu, kalau mau murah lagi belinya lebih dari satu.
Seberapa larisnya garam itu, menurut salah satu penjual online dalam satu bulan bisa beromset 2 milyar. Silahkan dikalikan berapa puluh agen yang di market place yang meraup untung bermodal jual garam.
Seorang Youtuber, Ferry Irwandi minggu lalu membongkar seluk beluk garam ruqyah. Menurutnya penipuan berkedok agama laris manis dibeli kalangan menengah ke bawah. Otak modus dagang ayat dalam sekantong garam kemungkinan bukan Hafidz Quran.
Dia hanya jeli memanfaatkan kebodohan masyarakat yang susah hidup dengan menawarkan solusi instant. Yang dipercaya mujarab bukan garamnya, tapi ayat dan sosok yang merekomendasikannya. Setelah mandi atau sebar garam tidak juga merubah hidupnya, mereka sudah diajarkan ilmu ikhlas oleh para ulama.
Hingga hari ini produk itu belum ditarik oleh Pemerintah, Barangkali Menteri Perdagangannya salah satu pembelinya?
Jadi ingat film komedi Warkop DKI di tahun 90-an. Saat adegan Kasino sebagai tukang koran menawarkan dagangannya kepada sopir angkot dengan ad-lips:
“Berita heboh, seorang sopir angkot tertipu, silahkan beli”. Sang sopir langsung beli karena penasaran. Kasino lalu ganti menawarkan koran kepada seorang polisi:
“Berita heboh, seorang sopir dan polisi tertipu”. Polisi yang penasaran buru-buru beli. Kasino pindah menawarkan koran ke tukang sayur:
“Berita heboh hari ini, seorang sopir angkot, polisi dan tukang sayur tertipu mentah-mentah”. Tukang sayur pun beli dan sukses tertipu, tak menemukan berita penipu apapun dalam koran.
Tulisan ini bukan modus ad-lips ala Kasino agar banyak dibaca. Sekedar berbagi info bahwa berhati-hatilah menyikapi perdagangan ayat, agama dan label Halal yang menghantui hidup kita saat sedang capek-capeknya.
@Dahono Prasetyo