SintesaNews.com – Prof. Dr. dr. Budi Santoso Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga dicopot dari jabatannya pasca menyatakan menolak kebijakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) soal naturalisasi dokter asing di Indonesia.
Ia membenarkan, pesan pamitnya yang tersebar di WhatsApp memang dikirimnya di grup dekan, Rabu (3/7/2024) sore, pasca menerima SK pencopotannya sebagai dekan.
“Itu kan grupnya dekan ya, ada grupnya dosen-dosen, saya pamitan karena Surat Keputusannya saya terima tadi sekitar pukul 15.00 WIB,” kata Prof Bus sapaan akrabnya dikutip dari suarasurabaya.net, Rabu.
Meski surat pemberhentiannya baru turun pukul 15.00 WIB, sebelumnya sudah ada pemberitahuan dari rektorat pukul 10.00 WIB.
Dua hari lalu, Senin, ia juga dipanggil Prof. Dr. Mohammad Nasih Rektor Unair yang menyertakan alasan pencopotannya karena pernyataan Prof Bus ke media soal tidak setuju terhadap naturalisasi dokter asing.
“Prosesnya saya Senin (kemarin) dipanggil terkait dengan statement (pernyataan) tidak setuju dengan dokter asing. Terus akhirnya hari Rabu keluar SK-nya,” paparnya.
Prof Bus mengatakan, bahwa seharusnya tidak mengeluarkan pernyataan yang berbeda dengan rektorat itu.
“Kalau di SK tidak ada (alasan itu) tetapi dalam proses pemanggilan itu (dibilang soal alasannya),” tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, Prof. Budi Santoso Dekan FK Unair tidak setuju rencana Kemenkes naturalisasi dokter asing, ia menilai, dokter-dokter di Indonesia mampu memenuhi kebutuhan yang diperlukan.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan tidak terlibat dengan keputusan Rektorat Universitas Airlangga (Unair) yang memberhentikan Prof Budi Santoso dari jabatannya sebagai Dekan Fakultas Kedokteran, karena menolak program pemerintah mendatangkan dokter asing ke Indonesia.
“Kabar itu tidak ada hubungannya dengan Kemenkes. Itu masalah internal Unair dan mungkin bisa klarifikasi lanjut dengan pihak Rektorat Unair,” terang Siti Nadia Tarmizi Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes dilansir dari Antara pada Rabu (3/7/2024) malam.