SintesaNews.com – Direktur Eksekutif Network for Democracy and Electoral Integrity (Netgrit) Hadar Nafis Gumay mengkritik Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) milik Komisi Pemilihan Umum (KPU). Sistem itu memuat aneka kejanggalan dalam penghitungan suara.
“Sirekap itu penting tapi kelihatannya tidak keren-keren amat. Ini jangan-jangan alat rekayasa,” kata Hadar dalam konferensi pers di Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu, 17 Februari 2024.
Hadar heran Sirekap KPU problematik. Sebab, sistem perhitungan serupa sudah digarap sejak 2014 dengan tujuan mempublikasikan penghitungan dengan cepat.
“Jadi ini bukan hal baru tapi setelah jalan terus kok jadinya begini?” ujar mantan Komisioner KPU itu.
Baca: Temuan Kecurangan Pilpres, Penggelembungan Suara 02 Jauh Lebih Besar dari Aslinya
Hadar mengajak seluruh pihak untuk terus mengawasi Sirekap. Sehingga hasil pemilu memiliki legitimasi yang tinggi.
“Kita harus periksa betul dan kejar supaya mereka merapikan (Sirekap) karena itu bahan untuk rekapitulasi manual. Kalau bahannya kotor, rekap manual resmi itu juga tidak resmi,” tutur dia.
“Makanya ada yang bilang Sirekap ini namanya diganti saja jadi ‘Sakarepmu’,” ujarnya di Jakarta, 17/2.
Baca juga:
Pakar Hukum Tata Negara: Presiden Larang Ungkap Pemilu Curang? Yang Lain Boleh Klaim Sudah Menang
Masihkah Rakyat terdiam dg pola pola santun Jokowi tidak ngerti justru kesenengan karena merasa rakyat kita Trimo ing pandum ,sehingga semakin masif langkahi hukum ….terserah TNI harus bergerak mundurkan jokowi