Penulis: Erri Subakti
Lepas siang tadi, Mahfud MD yang juga merupakan calon wakil presiden nomor urut 3, telah menyatakan akan menyerahkan surat pengunduran diri yang telah ditandatanganinya sebagai Menko Polhukam kepada Presiden Joko Widodo.
Mahfud memperkirakan surat pengunduran dirinya tersebut akan diserahkan pada Kamis (1/2).
“Surat ini akan disampaikan begitu saya mendapat jadwal ketemu dengan Presiden (Jokowi). Tapi saya bawa terus karena memang surat ini begitu saya diberi waktu langsung saya sampaikan surat ini,” kata Mahfud.
Joko Widodo yang hari ini berada di Klaten Jawa Tengah, telah mendengar mengenai pengunduran diri Mahfud MD.
Diketahui akhir-akhir ini Presiden Joko sibuk keliling-keliling Jawa Tengah yang dikenal sebagai kandang banteng, dimana Ganjar Pranowo sebagai capres nomor urut 3 selama 2 periodenya menjadi gubernur telah menorehkan keberhasilannya mengikis tingkat kemiskinan di Jateng.
Sudah tidak malu-malu lagi kepala negara sekaligus kepala pemerintahan itu menunjukkan keberpihakannya dalam Pilpres 2024 dimana dengan gamblang rakyat menonton nepotisme yang vulgar, saat paman Gibran terbukti melanggar kode etik berat, Gibran tanpa malu tetap tergiur jabatan instan cawapres, dan Presiden Joko dengan dalih bagi-bagi bansos keliling-keliling ngasong, yang semestinya tugas Mensos Risma.
Beberapa kasus tentu saja terjadi dalam dalih bagi-bagi bansos tersebut. Dari mulai pembagian dilakukan di depan baliho Prabowo Gibran, hingga paket baksos tertempel stiker Prabowo Gibran.
Sementara saat Joko berkeliling, di mana-mana rakyat menyambutnya dengan meneriakkan dukungan mereka kepada Ganjar Mahfud Paslon 03. Hingga saking gerahnya Presiden Joko mendapati dirinya sudah tidak dielu-elukan lagi seperti masa lalu. Salah seorang pendukung Ganjar Mahfud diintimidasi aparat dengan kekerasan saat menunjukkan spanduk “Selamat datang Bapak Jokowi. Rakyat sudah pintar. Kami pilih Ganjar.”
Jok… Jok… Ngono yo ngono, mbok yo ojo ngono…
Manusia tak bisa menantang hukum alam. Pongah mengira dirinya naik atas kemampuan dirinya sendiri.
Hukum alam menentukan, tidak ada lagi jalan untuk terus naik, kecuali turun.
Tinggal turunnya mau baik-baik, pelan-pelan atau ngejungkal.
Omon-omon, taukah kamu, anggaran Bansos Covid19 dalam 2 tahun (2020-2022) adalah sebesar Rp 498 triliun. Namun di tahun politik ini (2024) baru 1 bulan bansos digelontorin Rp 496,8 triliun. Edaaannn!!!
Ra isin ta…? Bansos itu berasal dari uang rakyat negeri ini kok, dipakai untuk “kampanye terselubung”. Apalagi sudah dikatakan Joko bahwa dirinya berpihak. Dikatakannya dengan Prabowo di belakangnya di Halim dengan pasukan militer. Vulgar sekali keberpihakannya kepada pelanggar HAM orde baru itu.
Jok… Jok…, ada keringat bahkan darah rakyat kecil yang mengantarkanmu pada kekuasaan nyaris tanpa batas ini. Yang berjuang di gang-gang kecil di kampung-kampung, berpeluh menantang lawan demi kamu memiliki kekuasaan. Mereka rela dikafir-kafirkan, di-PKI-PKI-kan. Mereka membelamu dari hoax dan fitnah keji dari Prabowo dan timnya. Tapi kini Joko meninggalkan pengorbanan para jelata yang tanpa pamrih dari kekuasaannya, malah ikut kampanye terselubung tanpa cuti dengan fasilitas negara berdalih sebagai Presiden RI.
Tak sadarkah saat Presiden Joko kini hanya bisa melempar bingkisan dari dalam mobil kepada rakyat kecil? Tak bisa lagi begitu dekat dan hangat seperti dulu.
Pulung itu sudah berpindah nyata. Pulung tak akan menghampiri orang yang punya banyak dosa dengan tangan berdarah di masa lalu. Nusantara ini ajaib. Nusantara memiliki penjaganya. Pulung akan jatuh pada yang memang berhak (benar).