Penulis: La Ode Budi
Pembangunan Indonesia Sentris telah menjadi warisan Jokowi bagi bangsa Indonesia. Seluruh pelosok merasakan kehadiran negara (melalui pembangunan).
Terluar, termiskin, tertinggal, mendapat perhatian. Desa bisa kreatif membangun diri (Dana Desa).
Jokowi jadi bukti pemilihan langsung oleh rakyat (tidak melalui MPR) lebih bermanfaat. Anak rakyat biasa bisa jadi Presiden.
Standar (baru) pemimpin di Indonesia (jangan kurang): Setia pada Tuhan, Setia pada Hukum, Setia pada Rakyat. Tulus melayani rakyat (tidak memperkaya diri atau kroni).
Sumpah atas nama Tuhan untuk melayani rakyat dan bangsa, harus melekat pada diri seorang pemimpin Indonesia (apatah tingkatan nasional).
Religiusitas pada aksi (berpihak pada rakyat) bukan pada pidato.
Setia pada rakyat artinya aspirasi rakyat didengar oleh Presiden (Wapres) dan jadi dasar (menuntun) kebijakan pemerintah.
Berdialog, turun ke lapangan (serap aspirasi) dan hadir sebagai solusi, itulah standar Presiden Indonesia ‘zaman now’.
Stamina fisik mental harus kuat, karena harus kunjungi Indonesia yang begitu luas (kebijakan berbasis fakta lapangan). Tidak emosional.
Kebijakan-kebijakan tidak hanya populis, tapi memang dibutuhkan rakyat.
Indonesia perlu konektivitas, industri nilai tambah minerba serta industri sesuai zaman (industri kreatif).
2024, Indonesia harus agresif siapkan SDM yang mumpuni untuk menggunakan teknologi (pertanian, perikanan, industri) dan kreatif (industri kreatif).
Pilpres 2024, Indonesia harus kritis. Jangan sampai berbelok ke pola pimpinan birokrasi (pola lama), jarang turun ke bawah (tidak kuat dikritisi rakyat, stamina tidak menunjang) dan kebanyakan istilah yang tidak aplikatif.
“Jangan pilih pemimpin yang hanya (kebanyakan) diam di istana ber AC,” garis tegas Jokowi tentang penerusnya.
Rekam jejak, bukti integritas dan kemampuan berhadapan dengan publik (diskusi publik) harus jadi andalan capres. 2014, bukti hasil kerja lebih diutamakan Jokowi (spanduk hanya sedikit). Jokowi mengutamakan pesan kampanye hasil (rekam jejak) kerja kepada rakyat.
Dari 3 capres, Ganjar nyata sanggup menghadapi masalah-masalah besar (Wadas, pungli, anti korupsi, SMK bersrama Jateng), setia pada UUD (menolak Israel U20) dan penurun angka kemiskinan terbesar (Gubernur terbaik Indonesia).
Sepanjang kampanye pilpres 2024, Ganjar Mahfud memiliki daya jelajah kunjungi daerah, dan sanggup mendengar aspirasi dan dialog (kritis) dengan rakyat (zilenial).
“(Tahun 2024) Indonesia butuh pemimpin yang bisa (kerja) marathon”, kata Jokowi.
Tanggal 20 Oktober 2024, Jokowi akan turun jabatan. Rasa kehilangan kita akan diganti dengan rasa optimis Indonesia akan mencapai masa kejayaannya di tangan Ganjar Mahfud.
“Anak orang kebanyakan” (peka terhadap kesusahan rakyat) seperti Jokowi, kembali jadi pemimpin.
“Internet gratis, Satu Sarjana di tiap keluarga miskin, Wajib belajar 12 tahun, SMK berasrama langsung kerja, guru ngaji (dan rohaniwan) digaji.”
Demi Indonesia Unggul, 14 Pebruari nanti COBLOS GanjarMahfud, COBLOS
NOMOR 3.
#GanjarMahfud_adalahKITA
#TulusMengabdi_Berprestasi
#KIBAR_Indonesia