Penulis: Niken Sri Rahayu
Pilpres sudah di ambang pintu. Tinggal hitungan hari rakyat negeri akan memberikan hak pilihnya.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pilihan rakyat kepada calon pemimpinnya, mulai dari ideologi, rekam jejak, visi misi dan look.
Acara debat ca/wapres menambah semarak pesta demokrasi 2024. Walaupun acara semacam ini tidak banyak berpengaruh kepada elektabilitas paslon. Mayoritas rakyat sudah punya pilihan masing-masing sebelum adanya acara tersebut.
Kontestasi pilpres 2024 tambah seru dengan hadirnya para buzzer dari semua kubu yang berlomba-lomba menaikkan elektabilitas si bos dan berusaha menyerang kubu lawan dengan berbagai macam cara.
Di lain sisi hadirnya para ulama dengan sikap politik yang berbeda-beda menambah kebingungan rakyat kalangan bawah.
Ada pula lembaga-lembaga survei yang mengaduk-aduk psikis calon pemilih. Lembaga-lembaga survei menunjukkan hasil yang berbeda-beda mengindikasikan lembaga-lembaga survei itu sudah tidak netral..
Ada pula para pendukung paslon yang terjebak fanatisme kepada jagoannya sehingga tidak lagi bisa bersikap objektif merespon berita-berita yang beredar di medsos.
Padahal seharusnya di musim politik seperti saat ini para pemilih bisa bersikap lebih bijak, ada banyak konten karya para buzzer yang mengarah kepada pembohongan dan penggiringan opini.
Ketidakmampuan publik mencerna dan memfilter konten-konten hoaks berpotensi menimbulkan kegaduhan publik.
Yang dirugikan tentu rakyat bukan para elite politik yang memang menghendaki hal itu untuk kepentingan partainya.
Rakyat butuh dan ingin pesta demokrasi berjalan damai tanpa ada hal-hal yang mengarah kepada aksi-aksi anarkis dan tipu-tipu.
Tapi elite partai pedulikah dengan hal ini? Bisakah aksi-aksi yang berpotensi mengarah kepada sebuah anarkis dicegah?
Bisakah benar-benar menempatkan kepentingan rakyat di atas kepentingan partai?
SALAM RAHAYU 🇮🇩🇮🇩❤️❤️