SintesaNews.com – Pilpres 2024 adalah ajang mencari pemimpin terbaik Indonesia. Pilpres 2014 dan 2019, menunjukan rakyat Indonesia sudah lebih mendasarkan rekam jejak, prestasi dan integritas.
Survey adalah potret presepsi publik hari ini. Dibuktikan dengan pemilih yang belum memutuskan sangat tinggi, 24,9 persen.
Belum lagi ditambah pemilih yang masih mungkin akan berpindah pilihan yang juga besar.
Itulah ringkasan pendapat La Ode Budi, ketua umum organ relawan Kibar Indonesia, organ relawan Jokowi sejak tahun 2012, menanggapi rilis survey Kompas pada Senin, 11 Desember 2024 dimana Ganjar Mahfud tertinggal dari Prabowo Gibran.
“Tahun 2014, Jokowi juga tertinggal dari Prabowo. Dari penjelasan masif tentang rekam jejak Jokowi dan debat visi misi makin tersosialisasi kualitas Jokowi. Jokowi menang,” pendapat La Ode Budi.
Menurut La Ode, gagasan besar apapun keberhasilannya ditentukan oleh eksekusi. Praktek di lapangan menentukan.
Buktinya, satu solusi ketahanan pangan Jokowi melalui “food estate”, Prabowo gagal total pelaksanaannya.
Gagasan Anies di Jakarta juga gagal. Perumahan bagi rakyat dp 0%, naturalisasi sungai, sumur resapan di jalan, JIS tidak jadi homebase Persija, bahkan BPS menyatakan angka kemiskinan di Jakarta meningkat.
“Survey terkait presepsi, dinamis. Menurut survey, Gibran lebih berkualitas dari Mahfud MD, yang benar saja?” jelas La Ode Budi.
Debat pertama Pilpres 2024 akan terlaksana hari Selasa, 12 Desember 2023, dengan tema : Pemerintahan, hukum, HAM, Pemberantasan korupsi, Peningkatan Layanan Publik, dan Kerukunan Warga.