Penulis: Roger P. Silalahi
Sesuai perkiraan, perhitungan, pengharapan, doa, primbon, dan perdukunan (pakai jin-lol), Mahfud MD memang pas untuk mendampingi Ganjar Pranowo. Keserasian dan keharmonisan pemerintahan yang terbebas dari bani kurawa perusak bangsa sudah boleh mulai diimpikan.
Satu langkah sudah tercapai, memasangkan 2 orang baik untuk duduk bersama di tempat yang baik, memimpin negara yang baik agar menjadi lebih baik. Pasangan 2 orang hukum yang peduli akan pendidikan, berpegang teguh pada Pancasila, UUD 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika, pastilah sangat menjanjikan untuk Indonesia. Ganjar sebagai orang hukum yang berkarir di politik dan melanjutkan sekolah di bidang politik, dan Mahfud seorang akademisi yang berkarir di pendidikan hingga dipaksa masuk pusaran politik dalam posisi yang diincar politikus seluruh negeri.
Bangsa kita perlu memajukan pendidikan, semua sepakat dengan hal itu. Bangsa kita perlu dijaga dari gangguan ideologis, itupun mayoritas orang Indonesia akan sepakat. Kita perlu melanjutkan pembangunan yang sudah di-inisiasi Pak Jokowi, merealisasikan langkah lanjutan menuju Indonesia Emas, setidaknya menjadi 5 besar di 2045.
Apa lagi yang kita perlukan? Pemerintahan yang bersih dan pembersihan pemerintahan. 2 hal yang harus dijalankan secara beriringan dan berkesinambungan. Ganjar dan Mahfud jelas mampu tegas pada diri mereka sendiri untuk tidak korupsi, apalagi pada diri orang lain.
Apa lagi masalah kita sebagai bangsa? Pembangunan pedesaan, stunting, kemandirian pangan, penyerapan teknologi industri terkini untuk masa depan, dan banyak lagi. Titik mana yang tidak terkait dengan Ganjar dan Mahfud? Apakah ada yang tidak dikenal dan dipahami mereka berdua? Lihat rekam jejak masing-masing mereka, semakin yakin kita akan kebaikan dan perbaikan Indonesia akan terus berjalan, maju tak terbantahkan.
Ada anak desa yang membuktikan diri sebagai anak orang kecil yang besar, bukan siapa-siapa yang menjadi luar biasa, anti korupsi, bulan seledar kata, tapi nyata dari fakta pada rekam jejaknya. Anak desa ini bertemu anak desa lainnya dari Madura. Kental dalam pengetahuan agama, tegas dalam ber-Pancasila, dipercaya dan terbukti terpercaya. Kerjanya pindah kantor dari Kementerian ke Kementerian yang lain, dengan prestasi utama “Tetap Tidak Kaya”, jaminan anti korupsi dari dalam hati.
From zero to hero…
Hero with no “wani piro”…
Kepedulian 2 anak desa ini terhadap pendidikan sudah terbukti pada diri mereka sendiri, mungkin kepintaran masih bisa ditandingi, tapi kesetiaan dan keteguhan dalam berpendirian tidak mudah disaingi. Rasanya sulit memang untuk 2 orang ini dinyatakan tidak pas atau tidak pantas, karena latar belakang keluarga (bibit), pendidikan (bebet), rekam jejak (bobot), sudah luar biasa, sementara kekurangan yang melekat pada nama masing-masing terlalu jauh tenggelam oleh karya-karya yang “exceptional”.
Saya hanya membayangkan Indonesia yang mendadak maju pendidikannya, tegak Pancasila, Konstitusi, dengan segala hukum di bawahnya, Kebhinnekaan yang didorong sekuat tenaga. Di bawah kepemimpinan mereka, bonus demografi kita dapat diharapkan menjadi dua kali lebih kuat, terlepas dari ancaman menjadi beban karena tidak tertangani atau tidak dimengerti.
Sungguh saya melihat pasangan Ganjar dan Mahfud ini sebuah cahaya untuk generasi muda (Millenial dan Gen Z), dimana kaum muda boleh berharap pada dukungan penuh untuk secara cepat mentransformasikan Indonesia menjadi perkasa dan semakin dikagumi dunia.
Maju, untuk Indonesia.
-Roger Paulus Silalahi-