Penulis: Roger P. Silalahi
Capres sudah jelas, kecuali Anies yang masih belum yakin 100% bisa jadi Capres, karena partai pengusung bermasalah dan pergerakan bisa terjadi setiap saat, pun pembatalan. Sama seperti acara Projo kemarin yang rapi dan masif namun mendadak hancur lebur dan jadi bola api untuk Prabowo.
Hari ini MK memutuskan batasan usia Cawapres, dimana kubu Prabowo berharap adanya perubahan batas usia agar Gibran bisa ditarik ke kubu Prabowo sebagai Cawapres, tapi gagal. Prabowo mungkin bisa pilih Budi Arie untuk calon Wakil Presidennya. Cawapres Anies sudah jelas Cak Imin (bukan Gus Imin) dari PKB, tidak perlu dibahas, kurang menarik.
Tinggal Cawapres Ganjar Pranowo, dan saya melihat Mahfud MD sebagai calon yang kuat dan baik apabila disandingkan dengan Ganjar Pranowo. Dibandingkan Cawapres lain yang tersedia, Mahfud MD menurut saya tidak tertandingi, kecuali di sisi uang, karena beliau tidak punya uang. Sebenarnya, tidak punya uang ini justru menjadi alasan terkuat untuk memilih Mahfud MD sebagai Cawapres.
Dalam kariernya, Mahfud MD tercatat sebagai seorang akademisi, guru sejak muda, dosen, dan mencapai posisi Rektor pada usia 46 tahun. Gelarnya Professor Doktor, gelar Sarjana di 2 bidang, Master, lalu doktor, lalu Professor, tidak mungkin tidak pintar. Profesi yang dipilih adalah mengajar, bukti bahwa “passion” utamanya adalah memperbaiki bangsa. Sampai saat ini, pendidikan adalah salah satu masalah utama di Indonesia, tidak tertangani dengan baik.
Tercatat 7 jabatan Menteri (2 PLT), Mahfud MD bagai kutu loncat yang mampu menangani berbagai bidang, dan tidak pernah terkena “issue” negatif sepanjang karirnya. Mahfud dengan 5 kali Menteri tambah 2 kali PLT Menteri tidak punya uang. Jelas tegas tidak korupsi, hanya tahu kerja dan berbakti pada negeri, sempurna.
* Menteri Pertahanan Indonesia (26 Agustus 2000 – 20 Juli 2001)
* Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia (20 Juli 2001 – 23 Juli 2001)
* Ketua Mahkamah Konstitusi Indonesia (19 Agustus 2008 – 1 April 2013)
* Menteri Dalam Negeri (27 Oktober 2014 – 20 Oktober 2019)
* PLT Menteri Pengawasan Aparatur Negara (16 Juli 2022 – 7 September 2022)
* PLT Menteri Komunikasi Komunikasi dan Informatika (19 Mei 2023 – 17 Juli 2023)
* Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (23 Oktober 2019 – sekarang)
Mahfud memang disebut sebagai politisi, walau langkah dan berbagai pernyataannya dalam berbagai kesempatan tidak seperti politisi, bahkan cenderung “bluntly” alias blak-blakan. Beberapa kali ada hal yang disebut orang sebagai “blunder”, tapi pada akhirnya “blunder ” itu semuanya terbukti sebagai kebenaran. Kita butuh orang yang tidak takut bicara kebenaran. Selain itu, catatan penting ini; “Mahfud MD adalah satu-satunya Menteri, pejabat negara, yang berani menantang para pengasong KHILAFAH, yang dinyatakan Mahfud sebagai bukan ajaran Islam”.
Secara pribadi, Mahfud MD menikah dan keluarganya utuh, 3 orang anaknya berprestasi, istrinya tidak pernah unjuk gigi apalagi turut campur dalam urusan negara, hanya duduk mendampingi suami, dan mendidik anak-anak agar menjadi kebanggaan keluarga. Keluarganya baik, kiprahnya baik, cacatmya nihil. Literasi sudah pasti tinggi, “network” luas dan sulit ditandingi, tapi tidak pernah tersangkut korupsi.
Datang dari Sampang Madura, dikenal sebagai salah satu tokoh Keluarga Besar Nahdlatul Ulama, berani berteriak untuk membela Pancasila, Konstitusi, Toleransi, Kebhinnekaan, saya bingung di mana cacatnya. Cacat pasti ada, karena Mahfud hanya manusia biasa, tapi cacat dalam menjabat dan mengemban tugas tidak pernah ditemukan dalam masa hidupnya.
Satu hal yang aneh saya temukan dari Mahfud MD adalah namanya. Terlahir sebagai “Mahfud”, dipanggil sebagai Mahfud B untuk membedakan dari temannya yang Mahfud juga namanya, hingga akhirnya diminta diubah oleh gurunya menjadi Mahfud Mahmodin, yang disingkat menjadi Mahfud MD, unik ceritanya, tapi akhirnya besar dengan nama yang bukan nama sebenarnya, karena D seharusnya tidak menjadi bagian dari singkatan namanya.
Orang bernama unik dengan kejujuran yang terbukti, memiliki kerinduan untuk mendidik, dan berbagai kualitas yang ada padanya, menempatkannya sebagai orang di urutan pertama pendamping Ganjar Pranowo dalam penilaian saya. Ganjar Pranowo dan Mahfud MD, semoga direstui dan diridhai Allah, dibukakan jalannya dan diamini rakyat Indonesia.
-Roger Paulus Silalahi-