Pilihan Mega ke Ganjar Sudah Tepat, Budiman Sudjatmiko Meludah ke Langit

Penulis: Erri Subakti

Budiman Sudjatmiko dalam wawancaranya dengan detik.com mengatakan bahwa pilihan Megawati untuk mencapreskan Ganjar Pranowo yang diusung PDIP adalah keliru.

Budiman lupa, meski ia juga aktivis di era orde baru, namun sosok Megawati telah melampaui lebih dari 5 rezim kepemimpinan negara ini. Sejak Soekarno, lalu mengalami tekanan hebat di era Soeharto hingga memutuskan mandat kepada Jokowi yang merupakan Presiden terbaik Indonesia.

-Iklan-

Pengalaman berat melahirkan kebijakan yang matang.

Jika masih ingat kapan Jokowi diberikan mandat oleh PDIP untuk maju sebagai capres, saat itu tanggal 14 Maret 2014. Hanya 3 bulan jelang Pemilu dan Pilpres.

Sebelumnya pada 2013 hingga sebelum mandat kepada Jokowi itu keluar, PDIP masih belum memastikan siapa capresnya. Nama Megawati masih sebagai pilihan di PDIP sebagai bacapres. Namun kematangan melahirkan kebijaksanaan, keputusan yang sangat tepat. Bahkan bagi seluruh Indonesia.

Saat ini jelas terlihat Ganjar Pranowo adalah kader terbaik PDIP setelah Jokowi. Dari kinerja, hasil prestasinya, Dampak positifnya bagi masyarakat, kedekatan dengan rakyat, seperti Jokowi, juga keberaniannya dalam mengambil keputusan demi bangsa dan negara.

Ganjarist Percaya Pilihan Megawati Tepat

Plt. Ketua Kornas Ganjarist, Kris Tjantra, menanggapi statement Budiman Sudjatmiko. Kris mengatakan bahwa keputusan PDIP yang mengusung Ganjar Pranowo pada Pilpres 2024 sudah tepat.

“PDI-P yang dikenal sebagai partainya wong cilik atau rakyat jelata pasti mendengarkan suara keinginan rakyat,” ujar Kris.

“Ganjar merupakan kader terbaik PDI-P, berkinerja baik, merakyat, bersih, mau bekerja, dan disukai publik,” ujar Kris.

“Sehingga (Ganjar Pranowo) sangat layak untuk maju sebagai capres dalam rangka meneruskan kerja-kerja pembangunan yang sudah dijalankan Presiden Jokowi,” imbuhnya.

Kris menekankan, Indonesia saat ini masih membutuhkan sosok presiden yang tangguh sekaligus merakyat.

“Seseorang yang bisa membawa Indonesia ke arah yang lebih baik, merakyat, dan dia adalah Ganjar Pranowo,” paparnya.

Kris mengatakan, Ganjarist percaya terhadap keberpihakan Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarnoputri, kepada suara rakyat.

“Bukankah sudah ada contoh ketika PDI-P memajukan kader terbaiknya pada 2014 dan 2019, yaitu Pak Jokowi. Ini bukti PDI-P selalu mengawal pilihan rakyat, dan akan begitu juga pada 2024,” pungkasnya.

Budiman Meludah ke Langit

Kendati demikian, bagi Budiman, sosok Ganjar bukanlah sosok yang strategis untuk Indonesia saat ini. Dan bagi Budiman, Prabowo Subianto adalah sosok yang strategis untuk Indonesia saat ini.

Budiman nampaknya amnesia.

Pada 2019 bagi Budiman, Prabowo adalah: “Produk gagal manusia Indonesia.” (Budiman Sudjatmiko, 22 Mei 2019)

Maka Budiman seperti meludah ke atas langit. Ludahnya terkena mukanya sendiri.

Mungkin karena itu ia menjadi apa yang dia katakan sendiri di tahun 2019:

“Kenapa pendukung Prabowo syaratnya harus bodoh?” (Budiman Sudjatmiko, 13 Mei 2019)

Yasudlah, kalau ada ungkapkan “old soldier never die”. Tapi untuk Budiman, rasanya yang tepat adalah “old activist will die, literally…” (kata anak jaksel).

Erri Subakti

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here