Penulis: La Ode Budi
Indonesia tidak disatukan karena dijajah oleh penjajah yang sama. Indonesia disatukan oleh keyakinan bersama, manusia Indonesia ditempatkan, hidup dan berkarya oleh Tuhan Yang Maha Esa di bumi Nusantara.
Sila pertama Pancasila: Ketuhanan Yang Maha Esa.
Ir. Soekarno bukan mencipta Pancasila, tapi menggalinya dari keyakinan dan adat budaya bangsa Indonesia.
Pada tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno, menjelaskan Pancasila mewajibkan semua umat melaksanakan agamanya.
Pun demikian, umat islam tidak harus menjadi Arab, Hindu tidak berbudaya India, dan seterusnya.
Kemajuan umat adalah panggilan tugas negara.
Dukungan pemerintah untuk NU, Muhammadiyah dan semua ormas agama lainnya adalah kewajiban Pemerintah.
Agama adalah sentral dalam kehidupan bangsa. Menjadi inspirasi pembuatan hukum dan penegakkan hukum. Saat ini, pedoman perilaku ASN dan pegawai BUMN, yaitu AKHLAK.
Simpulan, di Indonesia, Negara dan Agama, telah selesai.
Pancasila sebagai panduan berbangsa dan bernegara, harus dijaga. Masuknya infiltrasi keyakinan dan paham yang tidak sesuai dengan Pancasila harus dicegah. Pemimpin harus tegas sejak awal.
“Bagi Bapak ibu (ASN) yang tidak menerima keragaman (dalam berbangsa bernegara Indonesia), silahkan mengundurkan diri,” demikian Ganjar Pranowo kepada para ASN di lingkup Jawa Tengah. Berulang-ulang.
Sudah pernah terjadi, toleransi dan pembiaran, menjadikan paham khilafah tumbuh subur. Bahkan bikin acara deklarasi khilafah di GBK – Senayan.
Beruntung kabinet Jokowi tegas membubarkannya. Ini tidak boleh terulang lagi. Presiden harus steril dari mengakomodasi mereka yang bercita-cita mengganti Pancasila.
Beda dengan yang lain, Ganjar tidak pernah mendatangi kaum yang ingin dirikan khilafah. Ganjar teguh untuk tidak menarik mereka sebagai pendukung.
Ketegasan memegang teguh Pancasila ini, adalah syarat pertama dan utama, dari seorang Presiden Indonesia.
Pedomani Pancasila, Ganjar Pranowo terbaik dari semua Capres. Betul???
SELAMAT HARI LAHIR PANCASILA.
KIBAR INDONESIA
Baca juga:
