PRESEPSI PRABOWO TEGAS, TIDAK DIDUKUNG OLEH BANYAK FAKTA
Penulis: La Ode Budi
Prabowo pribadi yang berkorban demi bangsa, saat bersedia menjadi menteri pertahanan Jokowi. Hal yang paling tidak disangka, oleh para analis politik manapun, dalam dan luar negeri. Kecebong kampret, mereda.
“Kita berkompetisi, tapi kita tetap satu bangsa. Indonesia memiliki budaya tersendiri dalam menyikapi perbedaan,” demikian pernyataan Prabowo.
Berjalannya kabinet, Prabowo menjadi saksi Jokowi dan jajarannya bekerja siang dan malam, untuk kemajuan bangsa.
“Saya nyatakan tidak salah pilih (bergabung dengan Jokowi), walaupun banyak yang kecewa”, demikian Prabowo menegaskan.
Saat ini, Prabowo juga menjadi pribadi yang lebih santai (menghadapi wartawan). Di masyarakat, Prabowo dipresepsikan sebagai pribadi yang tegas.
Tegas dan berhasil, tentu berbeda.
Apakah Prabowo punya kapasitas memimpin Indonesia negara yang besar?
Dapat kita uji pada tiga hal: Pembelian alutsista, food estate dan Papua.
Pembelian alutsista diduga tidak terlaksana oleh tim yang profesional. Banyak dilingkari oleh orang Gerindra, dicurigai berpotensi pengaturan.
Kalau tidak transparan (dan oleh para ahli), bisa merugikan negara (lebih mahal dari harga sewajarnya).
Food estate yang gagal, menandakan Prabowo profesional hanya pada bidang tempur. Tidak ada tindakan Prabowo mengunjungi food estate, mengundang ahli dan solusikan masalah di lapangan (sebagai penanggung jawab).
KKB Papua tidak kunjung selesai, padahal daya tempurnya terbatas, menimbulkan pertanyaan, ada apa dengan potensi Polri dan TNI. Ancaman KKB yang tidak juga tuntas ditumpas, telah menjadikan Indonesia tidak kunjung damai paripurna.
Presiden mencakup tugas yang luas, seperti birokrasi, budaya, pertanian, pertambangan, dan ratusan bidang lainnya. Indonesia perlu Presiden tipe eksekutor dan memiliki kecepatan belajar di banyak bidang.
Ketegasan paling penting bukan dalam pidato, tapi pada kebijakan dan prestasi hasil.
Tanpa hasil kerja yang memenuhi harapan dan keingingan rakyat, dipresepsi tegas tidak terlalu berarti.
Teliti, teliti, teliti. Betul???
KIBAR INDONESIA
