Penulis: Niken Sri Rahayu
Baru saja ada yang menggelikan dari pidato capres negeri kadal. Maunya sie kritik pemerintah soal korup di negeri ini. Tetapi selalu ada yang menggelikan dari setiap kritik yang dia lontarkan
Belum lama dia kritik soal pembangunan jalan tak berbayar yang sangat ngawur. Dia bilang katanya pembangunan jalan tak berbayar era beye lebih banyak ketimbang era Jokowi. Padahal faktanya terbalik. Pembangunan jalan baik yang berbayar dan tidak, jauh lebih banyak di era Jokowi dari pada era beye.
Yang terbaru maksud hati mau kritik masalah penanganan korupsi di negeri ini dengan mengambil analogi dari dunia hewan yaitu si katak.
Seandainya si katak bisa ngomong pasti mereka protes. Kehidupan dunia katak yang adem-ayem harus diseret-seret ke dunia politik. Padahal si katak ga butuh berpolitik. Ga butuh nyoblos capres. Hehe.
Terlibatnya si katak dalam dunia perpolitikan ini bisa dibilang tumben dan benar-benar sesuatu yang baru. Sebelum-sebelumnya yang diajak berpolitik oleh penduduk dunia kadal itu meliputi Tuhan, agama, surga, neraka, nabi, dan nasab.
Mau heran tapi ko yang ngomong manusia nol persen. Hehe.
Dia yang selama ini selalu mengundang keheranan dan decak kebingungan dalam setiap pidatonya karena isi pidato-pidatonya yang terkesan asal-asalan.
Maksutnya sie ingin terlihat keren dan cerdas dengan pidato-pidatonya. Dan itu cukup berhasil di kalangan pendukung-pendukungnya. Tetapi dia lupa dengan kondisi daya tangkap dan daya kepahaman para pendukungnya yang sangat buruk.
Dan yang lucu lagi dia yang selalu mengkritik pemerintah soal korup justru membela PELAT JG yg saat ini diproses hukum karena kaus korup senilai Rp 8 triliunan.
Sebuah sikap inkonsisten.
Sekali lagi mau heran tapi ko capres negeri kadal.
SALAM RAHAYU🇮🇩🇮🇩❤️❤️
Baca juga:
Dampak Ditangkapnya Johnny G. Plate di Kasus Korupsi Rp 8 Triliun, Hilang ‘ATM Nasdrone’
