Penulis: Niken Sri Rahayu
Saat ini semua media sosial dibanjiri dengan berita diborgolnya petugas partai nasdrone yang menjabat menkominfo.
Tak cuma miliaran tetapi korupsi yang dilakukan menyentuh angka 8 triliun rupiah.
Setelah resmi ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka, presiden memecatnya dari jabatan menteri.
Respon publik pun beragam, ada yang pro dan kontra.
Yang pro tentu mereka-mereka yang muak dengan aksi penghianatan terhadap rakyat. Kemudian yang kontra tentu mereka yang selama ini kecipratan duit haram tersebut.
Dengan diborgolnya JP pihak-pihak yang selama ini diuntungkan dengan duduknya JP di kementrian itu merasa kehilangan ATM untuk membiayai operasional kegiatan-kegiatan mereka.
Mereka yang dirugikan menggiring penangkapan JP ke ranah politik sebagai bagian dari upaya penjegalan bacapres jagoan mereka.
Konyol memang partai yang dulu sesumbar akan membubarkan partainya jika ada kadernya yang korup, sekarang justru melakukan pembelaan atas aksi korup kadernya.
Lidah memang tidak bertulang tapi bukan berarti tidak bisa menghindari sikap yang mencla-mencle.
Di sisi lain kegiatan kampanye bacapres yang diusung partai tersebut terancam terganggu karena ‘ATM’ yang sudah diblokir.
Wan aibon yang selama ini hobby keluyuran politik dengan fasilitas jet pribadi harus siap-siap gigit jari jika jet diganti dengan onta.
Jika hal tersebut terjadi berarti akan ada kampanye dengan gaya baru. Kampanye yang “islami bin syar’i”. Sesuai dengan julukannya sebagai gub sholeh ketika menjabat.
Dia yang selama ini mampu mengumpulkan massa dengan membagi-bagikan kupon berhadiah pun nantinya harus rela dengan cuma membagi-bagikan mimpi dan kehaluan.
Kita doakan mudah-mudahan kampanye syar’i dan “islami” ala republik kadal terwujud supaya mereka masuk surga secepatnya
SALAM RAHAYU🇮🇩🇮🇩❤️❤️
Baca juga:
Ganjar Bertemu Nasaruddin Umar di Manado, Sepakat Terus Gelorakan Toleransi Beragama