Anies Kritik Jokowi soal Mobil Listrik, Gak Ngaca…

Penulis: La Ode Budi

KRITIK ANIES KE JOKOWI TIDAK BERLANDAS WAWASAN HOLISTIK.

Masa depan dunia akan ditopang oleh “green energy”. Penggunaan baterai untuk kendaraan, sudah menjadi “penggunaan standar” di masa terdekat.

-Iklan-

Energi fosil, perlahan akan ditinggalkan, karena semakin sedikit dan tidak ramah lingkungan.
Jokowi ingin Indonesia menjadi “supply chain” dari baterai dan kenderaan listrik.

Karena itu, disamping stop ekspor bahan mentah dan dirikan smelter, Jokowi ingin ada pabrik baterai dan kenderaan listrik di Indonesia.

Apa yang dicari? Semata untuk nilai tambah dari sumber daya alam Indonesia, untuk pendapatan bagi negara. “Tidak boleh lagi Indonesia mengekspor bahan alam”.

Nilai tambah ekonomi, penerimaan pajak, tenaga kerja dan Indonesia menjadi negara penting dunia, adalah sasaran Jokowi. “Kita jadi eksportir baterai dan kenderaan listrik, bukan importir”.

Sepeda motor saja per tahun bertambah 7-8 juta (sebelum covid) dan mobil 1 jutaan. Besarnya pasar dalam negeri ini, seharusnya dijadikan batu loncatan industri, ke pasar dunia.

Masalahnya, skala industri tidak bisa dipenuhi jika pertambahan kenderaan listrik hanya dari “gaya hidup” bagi yang mampu. Tidak akan ada pabrik yang berani buka di Indonesia. Baterai dan kenderaan listrik tetap didapat dari Impor.

Karena itu, subsidi kendaraan listrik dimaksud untuk mengejar skala industri, disamping penurunan emisi karbon. “Pabrik baterai dan kenderaan listrik, secepatnya berdiri”.

Kritik Anies terhadap Jokowi, terkait subsidi motor listrik, dengan landasan emisi dari kenderaan umum listrik jauh lebih kecil dari total emisi kenderaan pribadi, jelas tidak dilandas wawasan yang holistik.

Kritik Anies enak didengar, tapi tidak rasional untuk LOMPATAN kemajuan Indonesia.

(9/5/23)

KIBAR INDONESIA
#Rakyat_BersamaJokow
#7RekamJejak_PenerusJokowi
#Kibar_KawalBangsa
#Kibar Indonesia

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here