Penulis: Nurul Azizah
Fatayat NU terus bergerak, tanpa komando dari pengurus tingkat di atasnya. Karena ide-ide untuk mengembangkan organisasi di bawah Nahdlatul Ulama (NU) terus bermunculan.
Ide itu antara lain, semua anggota Fatayat harus menjadi ibu muda yang sholehah, pandai membaca kitab suci Al-Qur’an sesuai dengan tajwid dan makhrajnya. Pandai bersholawat, dan bisa tahlil tentunya juga bisa memanaj kegiatan dengan membuat administrasi pembukuan yang tertib dan teratur.
Demikian juga kegiatan yang dilakukan di tingkat Pengurus Anak Ranting (PAR) Dukuh Tunggu Kelurahan Meteseh Semarang. Terus bergerak dengan ide-ide yang kreatif di setiap pertemuan. Jadi pertemuan yang dilakukan itu bermakna dan bermanfaat untuk anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya.
Pada hari Senin, 10 April 2023 PAR Dukuh Tunggu Meteseh melakukan buka bersama di rumah ketua yaitu sahabat Rotiyal Umroh.
Kegiatan buka bersama di bulan Ramadhan 1444 H diadakan secara spontan. Walau dadakan acara ini didukung oleh segenap anggota, inilah kebersamaan yang harus terus dipupuk dan dikembangkan. Ide apapun selama itu baik harus didukung oleh seluruh anggota.
Sebelum acara buka bersama, acara juga diisi pengajian oleh Kiai Rohna Anjab dengan tema ibadah di bulan suci Ramadhan.
Tuan rumah sudah menyediakan tempat dan makan besarnya, anggota lain dengan spontan ikut mendukung dengan cara membuat list siapa saja yang membawa buah, minuman, kerupuk, gorengan, dan lain-lain.
Penulis sekaligus anggota PAR Dukuh tunggu juga tidak kalah kontribusinya dengan membawa teh panas, ada yang membawa es campur, es kelapa muda, setop pisang. Sedangkan yang lain membawa kerupuk, kurma, bakwan, tahu petis dan aneka buah dari pisang, semangka serta jeruk.
Sedangkan menu utama sate ayam, ayam dibumbu bacem, sayur sop, sayur gudeg plus sambal terasi. Semua anggota membawa makanan dengan tujuan dari kita untuk kita dan semoga membawa keberkahan di bulan suci Ramadhan.
Seakan-akan ada makanan turun dari surga yang tersedia untuk disantap setelah terdengar suara adzan magrib berkumandang.
Semua terasa kompak satu keluarga besar. Ide-ide yang spontan ini akan terus ada dan giliran. Ini diawali di rumah ketua PAR nanti bisa di rumah anggota yang lain. Kebersamaan dan rasa satu keluarga ini yang harus dikembangkan sesuai dengan ide tema 73 tahun hari lahir Fatayat NU, 24 April 1950 – 24 April 2023. Maju bersama, menguat bersama untuk perempuan Indonesia dan peradaban dunia.
Perempuan NU harus mampu mandiri di atas kakinya sendiri, punya prestasi, mampu memperjuangkan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi.
Sesuai yang diamatkan oleh ketua Pengurus Cabang Fatayat Kota Semarang Hj. Istigfaroh semua pengurus Fatayat untuk tertib administrasi dan menjalankan anamah AD/ART.
Kegiatan yang dilakukan oleh pengurus tingkat paling bawah menunjukkan ghirroh perjuangan yang dimandatkan dari pengurus di atasnya (PR, PAC, PC, PW sampai PP) untuk dijalankan dengan sebaik-baiknya.
Kemajuan kegiatan pengurus di tingkat paling bawah menunjukkan Fatayat NU telah berkembang secara signifikan dari tingkat bawah, yaitu terus bertambahnya kepengurusan Fatayat tingkat Pengurus Anak Ranting, di tingkat wilayah desa masing-masing.
Penulis sebagai pegiat NU dan NKRI sangat senang sekali saat ikut kegiatan yang dilakukan pengurus NU. Pasti kegiatannya menyenangkan karena selain kebersamaan, ada acara makan-makan. Itulah NU di mana pun berada, kegiatan tak luput dari makan alias bancakan. Dengan gotong royong disengkuyung atau ditanggung semua anggota pengurus.
Tetap maju perempuan NU khususnya dan perempuan Indonesia pada umumnya. Kami punya cara tersendiri untuk memajukan perempuan di mana pun berada. Kami tetap eksis dan solid dalam membangun kebersamaan dan mengembangkan potensi diri.
Nurul Azizah, penulis Buku ‘Muslimat NU di Sarang Wahabi.
‘