SintesaNews.com – Usai terpiih sebagai pemimpin Scotland National Party (SNP) melalui voting dengan meraih suara terbanyak, Humza Yousaf dalam speech-nya berterimakasih kepada kakek-neneknya.
Dikatakan, meski kini nakek-neneknya telah tiada untuk menyaksikan pencapaian cucunya, tapi tak terbayangkan 60 tahun lalu kakek-neneknya bermigrasi dari Punjab, menjadi warga minoritas dengan kulit berwarna dan berbeda agama di negara berbahasa Inggris.
Bahwa cucunya kini akan memimpin pemerintahan semi-otonomi Skotlandia.
Humza Yousaf terpilih menjadi pemimpin Skotlandia menggantikan Nicola Sturgeon pada Senin (27/3).
Ia dipastikan menjadi First Minister Skotlandia setelah meraih 52 persen suara dalam pemilihan Partai Nasional Skotlandia (SNP).
Dengan kemenangan tersebut, pria berusia 37 tahun itu bakal menjadi pemimpin termuda sekaligus Muslim pertama di kawasan tersebut.
Yousaf mengklaim bakal membawa Skotlandia merdeka dari Inggris.
“Kami akan menjadi generasi yang memberikan kemerdekaan bagi Skotlandia,” kata Yousaf dalam pidato kemenangannya.
Yousaf menegaskan prioritasnya ke depan yakni melindungi Skotlandia dari krisis biaya hidup yang menghantam Inggris dan mereformasi layanan publik.
“Saya bertujuan untuk memimpin Skotlandia dan kepentingan semua warga negara kami, apa pun minat politik Anda,” ucap dia.
Lahir di Glasgow, 37 tahun lalu, Humza Yousaf merupakan sarjana politik dari University of Glasgow. Setelah lulus ia bekerja sebagai staff anggota parlemen Skotlandia. Kemudian ia terpilih sebagai anggota parlemen pada 2011 hingga 2016.
Yousaf pertama kali ditunjuk sebagai menteri junior pada tahun 2012, pada saat itu ia merupakan orang termuda dan etnis minoritas pertama yang diangkat ke pemerintahan Skotlandia. Dia bergabung dengan kabinet pada 2018 sebagai Sekretaris Kehakiman dan menjadi Menteri Kesehatan pada Mei 2021 dalam kabinet Sturgeon.
Pemilihan Yousaf ini dilakukan setelah Sturgeon mendadak mengundurkan diri bulan lalu.
Yousaf akan dilantik sebagai menteri utama besok, Rabu (29/3).