Hati-hati Memilih Acara Ramadhan di TV, Artis Hijrah Pro Khilafah, Figur Publik yang Menyesatkan

Penulis: Nurul Azizah

Jarang sekali penulis melihat tayangan telivisi. Penulis mulai mengendus tampilan-tampilan artis di televisi yang kurang mendidik. Awalnya hanya tampilannya dan tutur katanya, tapi lama kelamaan banyak artis beken ibukota mengadakan pengajian-pengajian dengan label ‘Hijrah.’

Sebagai pemerhati ajaran Wahabi, penulis langsung faham arti ‘hijrah’ yang belakangan sudah diklaim atau diakui sebagai milik kelompok Wahabi di samping As-Sunah dan Salafi.

-Iklan-

Sebentar lagi Ramadhan 1444 H akan segera datang, insya Allah awal bulan Ramadhan diperkirakan pada hari Kamis, 23 Maret 2023 sambil menunggu pengumuman dari pemerintah.

Penulis sudah curiga dengan gaya para artis beken ibukota, mendadak sering ngaji, mengajak artis yang lain ikut kajian bersama dengan guru atau ustad mereka. Penampilan mereka lebih islami, berhijab bagi perempuan dan pakai gamis dan sedikit berjenggot bagi laki-laki.

Mereka ternyata mengaji dengan Ustaz Adi Hidayat (UAH) dan Ustaz Abdul Somad (UAS) dan ustaz Wahabi lainnya. Wah ini sudah tidak benar nih, ustaznya Wahabi dan HTI yang mendukung ajaran khilafah dan intoleransi yang ada di Indonesia.

Kalau artis ‘hijrah’ ini banyak mengisi acara di telivisi saat menjelang berbuka dan menjelang imsak, harus diwaspadai. Bisa jadi para pemirsa disuguhi ajaran-ajaran Wahabi Salafi atau ajaran HTI yang sesat menyesatkan.

Orang tua harus pintar memilihkan channel telivisi agar anak tidak salah memilih tontonan TV. Karena dengan menonton TV semua panca indera berupa mata, telinga, pikiran, begitu fokus, apapun bisa masuk kalau sedang fokus. Secara tidak langsung otak juga bisa kecuci dengan cepat. Para pemirsa awalnya mengidolakan artis pujaannya kemudian beralih mengidolakan juga ustaz Wahabi HTI panutannya.

Kalau hiburan, host (pembawa acara) kebanyakan artis beken yang sudah mulai kecuci otaknya oleh ajaran wahabisme dan khilafah.
Sedangkan para ustaz yang mengisi pengajian juga ustaz-ustaz yang mendukung khilafah, radikalisme dan intoleransi.

Media televisi sudah dikuasai kelompok minhum. Yaitu kelompok minoritas yang tidak familiar dengan budaya Nusantara atau budaya Indonesia. Kelompok yang merasa dirinya paling Islam dibandingkan kelompok lainnya. Kelompok yang suka mengkafir-kafirkan kelompok lain yang tidak sepaham.

Atau lebih jelasnya kelompok minhum adalah mereka yang tergabung dalam kelompok Wahabi, Salafi, Takfiri, HTI, FPI, PKS, JI, JAD, ISIS, NII, dan cheers leadears-nya. Dan kelompok ini sudah mulai menggandeng para artis pujaan kawula muda.

Kalau mau milih tayangan TV untuk mengaji pilihlah tayangan-tayangan pengajian di TV yang diisi oleh kiai-kiai NU yang menyejukkan qolbu.

Penulis menjadi heran tatkala, artis-artis hijrah sudah mulai mengisi ceramah keagamaan. Mereka seharusnya diterima jadi santri dulu, digembleng ilmu agamanya dulu, kalau sudah mumpuni baru berani ceramah keagamaan di mimbar suci. Jangan sampai mimbar suci agama dijadikan ajang untuk saling menghina, memfitnah dan mengkritik pemerintah. Tempat suci seharusnya untuk menebarkan kebaikan bukan kebencian.

Yang pasti artis-artis hijrah ini tidak mau bersholawat atas Nabi. Karena sholawat dianggap bid’ah yang menyesatkan.

Terkadang di TV nasional juga tidak faham terhadap artis dan ustaz yang diundang. Yang penting ngetop, viral dan penuh kontroversi.

Padahal Indonesia banyak sekali ulama atau kiai Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah (MD) yang sanad keilmuannya dapat dipertanggungjawabkan.

Malah artis-artis terkenal di Indonesia memilih ustaz yang tidak pantas menjadi rujukan. Para artis memilih guru ngaji dari ustaz HTI dan Wahabi. Ustaz Wahabi dan HTI dari segi keilmuan agamanya tidak selevel dengan ulama-ulama NU, seperti Gus Baha, Gus Miftah, Gus Muwafiq, Kiai Said Aqil Siradj, atau selevel Habib Lutfhi bin Yahya.

Masak ilmu yang diperoleh dari hafal satu dalil saja (dari terjemahan pula), mau disandingkan dengan Gus Baha, ulama NU yang hafal Alquran. Ya kalah jauh levelnya.

Ada apa ya…, dengan artis-artis beken Indonesia? Eh ternyata semua demi uang. Ibarat pepatah: “Ada uang abang kusayang, tidak ada uang abang aku tendang.”

Bisa jadi, “maju tak gentar, membela yang membayar.”

Ya mereka para artis bayaran yang mau menjual harga diri, bangsa dan agama demi uang. Mereka adalah para artis ‘buzzeRp’ khilafah. Artis tersebut sudah memiliki jutaan followers di media sosial. Kalau masyarakat tidak sadar, maka artis ‘buzzeRp’ akan dengan mudah mempengaruhi masyarakat awam untuk mau bergabung dengan kelompok minhum yang anti pemerintah.

Para artis ‘buzzeRp’ pembela khilafah, HTI, Wahabi sekarang sudah banyak uang. Mereka sudah tidak lagi main film, tidak perlu bersusah payah berperan di atas panggung hiburan, tidak lagi bermain musik, tapi tetap bergelimang harta. Mereka pasti dibayar oleh proxy untuk melancarkan gerakan khilafah di Indonesia.

Contoh artis AU (Arie Untung) dan Teuku Wisnu (TW), mereka sudah lama tidak ada job keartisan. Tapi hidupnya masih saja mewah.

Metode-metode ini yang dipakai oleh tokoh-tokoh Wahabi, HTI, menggandeng artis yang sudah memiliki jutaan followers.

Yang terbaru, Rafi Ahmad sudah mulai dibujuk oleh ustaz Khalid Basalamah untuk bisa ‘hijrah’ bergabung dengan kelompok Wahabi. Karena sosok Rafi Ahmad sosok artis yang sukses dengan banyak followers-nya.

Figur-figur publiklah yang nanti bekerja mempengaruhi masyarakat.

Masyarakat harus jeli dan hati-hati, di manapun ajaran Wahabi, Salafi, takfiri dan khilafah itu sesat menyesatkan. Apapun bentuk ajarannya pasti mengkafirkan orang-orang yang tidak mau bergabung dengan kelompok minhum tersebut. Dan tentunya masyarakat diajak untuk membenci kepada pemerintah dan ingin mengganti Falsafah Pancasila menjadi ajaran yang berpedoman kepada khilafah.

Kita jangan sampai terlena dengan omongan para artis yang sudah memantapkan diri penganut Wahabi dan HTI.

“Kita tegakkan Syariah, kita tegakkan Khilafah, aamiin,” tegas Teuku Wisnu, tampilan di video saat acara HTI.

Hati-hati artis ‘buzzeRp’ khilafah adalah artis-artis yang sesat menyesatkan. Sesat ajarannya dan juga sesat misi – visinya. Mereka mengajak untuk mendirikan negara khilafah di Indonesia. Mereka ikut mempromosikan dan sekaligus menjual ‘kue busuk’ bernama khilafah yang sudah tidak laku lagi di banyak negara.

Indonesia tidak butuh kue busuk bernama ‘khilafah.’ Indonesia sudah damai dengan Pancasila, berbeda-beda tetap satu jua. Pancasila dan NKRI harga mati, tidak bisa ditawar-tawar lagi.

Sudah saatnya kita menjauhi para artis ‘buzzeRp’ khilafah. Mereka sudah tidak lagi public figure yang harus kita contoh. Mereka adalah musuh bangsa dan negara. Menjual ayat dan mayat untuk tegaknya khilafah di Indonesia.

Kita harus waspada, semua lapisan masyarakat, Ansor Banser NU, Pagar Nusa, Fatayat, Muslimat NU, keluarga besar ahlussunah waljamaah Nahdlatul Ulama dan seluruh komponen anak bangsa sudah saatnya kita meninggalkan ajakan para artis ‘buzzeRp’ pendukung Wahabi, Salafi, Takfiri, PKS, HTI, JI, NII, ISIS cs.

Kita semua wajib menolak ajaran khilafah. Para artis ‘buzzeRp’ dijadikan shautul ulama, yaitu regenerasi Hitzbut Tahrir Indonesia (HTI).

Hitzbut Tahrir adalah organisasi politik Pan Islamis, yang menganggap ‘ideologinya’, sebagai ideologi Islam’ yang tujuannya membentuk “Khilafah Islam” atau negara Islam.

Kilhafah di Indonesia terwadahi dalam organisasi Hitzbut Tahrir Indonesia (HTI).

HTI dibubarkan di Indonesia karena termasuk organisasi terlarang, dengan PERPU NO 2 Tahun 2017.

HTI dibubarkan karena ideologi khilafah yang diusungnya dinilai bertentangan dengan Pancasila.

Semoga pemerintah lewat Menkominfo bisa menertibkan tayangan-tayangan yang ada di televisi saat bulan suci Ramadhan. Terutama saat menjelang berbuka dan saat makan saur.

Nurul Azizah, penulis buku “Muslimat NU di Sarang Wahabi“.

Buku
Buku “Muslimat NU di Sarang Wahabi” karya Nurul Azizah

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here