Penulis: Amroeh Adiwijaya
Siapa yang menggulirkan isu “usreg” korupsi pada sisa pemerintahan Jokowi yang mirip era akhir pemerintahan SBY?
Tidak penting, namun dengan kejelian melangkah berikutnya akan membedakan antara sampah atau berlian, atau pepatah “ke mana kelok lilin, ke sana kelok loyang = tidak punya pendirian, selalu mengikut kata orang lain”, atau beda SBY dengan Jokowi.
Kalau mau beda dengan yang tidak dilakukan SBY, maka Jokowi juga PDIP(?) harus melangkah cerdas dan monumental.
Kalau usreg tersebut memang bikinan Jokowi sendiri maka bagus dan Alhamdulillah, tapi kalau bikinan anti Jokowi maka bisa dijadikan sekaligus mengambil alih isu “seolah” langkah dan gerakan Jokowi.
Caranya? Jokowi menggunakan massa pendukungnya yang banyak itu dalam menciptakan opini dan gerakan riel massa untuk menyupport aparat/lembaga negara dalam menindak koruptor, siapapun orangnya tak kecuali pro Jokowi/PDIP atau tidak.
Dengan merealisir maka di masa akhir jabatan presiden Jokowi akan dikenang indah oleh rakyat, dan massa PDIP pun niscaya bertambah banyak.
Dan ingat, dengan memberantas korupsi secara gagah berani akan didukung mayoritas rakyat sekaligus dapat menyatukan bangsa.
Hanya mau atau tidak untuk melakukan?
Tulisan ini sekedar opini, dan apapun keputusan terekspresi pada stiker “terserah” di bawah.
Gresik, 13 Maret 2023.
amroehadiwijaya@gmail.com
Koordinator umum
Gerakan Anti KKN Alumni UI (GAKKNAUI).
Baca juga:
Deja Vu, Beruntunnya Skandal Megatriliun di Penghujung Periode Kedua SBY dan Jokowi