Penulis: Nurul Azizah
Pimpinan Cabang (PC) Fatayat NU Kota Semarang bangkit lebih semangat lagi. Terus mengembangkan potensi yang dimiliki oleh anggota yang sudah bergabung baik tingkat Kota, Kecamatan, Desa dan anak ranting atau Dukuh. Dalam pertemuan rutin triwulan pertama dilaksanakan di Masjid Ulul Albab Komplek Kampus UNNES Sekaran Gunung Pati, Minggu 26/2/2023.
Dalam pertemuan tersebut sebanyak 750 kader Fatayat hadir dari berbagai kecamatan yang ada di Kota Semarang. Itu belum semua, kalau semua hadir pasti masjid penuh dan sesak.
Pertemuan rutin triwulan menurut Ketua PC Fatayat NU Kota Semarang Hj. Istigfaroh, M.Pd untuk menjaga silaturahmi antar anggota baik ditingkat PC, PAC, PR, PAR Fatayat NU Se-Kota Semarang. Yang menjadi tuan rumah adalah PAC Fatayat NU Gunungpati.
Selain acara rutin, kegiatan tersebut juga melantik semua pengurus Fatayat dari Kecamatan (PAC), Kelurahan (PR) dan dari Dukuh (PAR). Ketua PAC Kecamatan Gunungpati dipimpin oleh sahabat Hj. Zahrotun Nisa, M.Ag
Dalam sambutannya Sahabat Zahrotun mengucapkan selamat kegiatan rutin triwulanan ini sebagai wujud pimpinan PC turun ke bawah menyambut kader Fatayat NU yang ada di bawahnya.
Kebetulan di PAC Gunungpati ini kegaiatan yang pertama. Disamping pelantikan pengurus juga ada pengajian dalam rangka Isra’ dan Mi’raj Nabi Muhammad SAW.
Sambutan selanjutnya adalah sambutan dari Ketua PC Kota Semarang sahabat Hj. Istighfaroh, beliau berpesan kepada anggota untuk terus aktif dan produktif, baik saat di rumah atau di luar rumah. Juga tertib administrasi, agenda rapat disiapkan, dicatat hasil dari kegiatan. Ada daftar hadir dan ditandatangani oleh peserta yang hadir. Dan tentunya banyak administrasi yang perlu disiapkan.
Selain pertemuan rutin, juga ada pengajian yang diisi oleh ibu Nyai Hj. Imronah Zaenah Amk, Im dari Kendal Jawa Tengah.
Ibu Nyai asyik berceramah, yang diselingi sholawat. Materinya bagus, walau tema peringatan isra’ dan mi’raj sudah sering di dengar tapi asyik juga. Dibawakan dengan suara yang syahdu serta bagus sholawatannya. Tidak bosan orang mendengarkannya.
Penulis sangat termotivasi dengan pernyataan dari bu Nyai: “Orang yang melalaikan sholat, maka mereka lupa akan tujuan hidup. Sesungguhnya manusia diciptakan untuk beribadah kepada Allah SWT. Kalau orang rajin sholat maka rejekinya akan mengikuti. Contoh di Kota Madinah dan Mekkah, saat sholat semua pergi ke masjid. Toko-toko tutup, nanti buka lagi saat selesai sholat. Semua pedagang di sana makmur, karena barang dagangannya laku. Ini adalah contoh yang patut ditiru oleh orang Indonesia.”
Nurul Azizah, penulis buku “Muslimat NU di Sarang Wahabi“