Penulis: Nurul Azizah
Awalnya penulis ditandai teman di Facebook pada suatu postingan. Postingan tersebut terdapat video ustaz Wahabi yang sedang khutbah Jum’at di Masjid Usman bin Affan Pamekasan Madura, Jawa Timur yang disiarkan lewat media Pamekasan Mengaji.
Sekilas penulis lihat oh itu khutbahnya ustaz Wahabi, suaranya sangat keras dan lantang. Merasa paling pintar dan pasti benar apa yang dia sampaikan. Wah ini tidak benar nih, Wahabi membuat ulah dan memamerkan kebodohannya.
Waduh berani-beraninya memfitnah KH. Hasyim Asy’ari dan NU. Tanpa tahu duduk permasalahan yang sebenarnya terjadi. Menjelek-jelekan NU dan Simbah KH. Hasyim Asy’ari seorang yang muhlis, bisa kualat dan hancur ni ustaz Salafi Wahabi.
Firasat penulis tidak enak ketika ustaz tersebut memfitnah NU dan KH. Hasyim Asy’ari. Ada yang keliru dengan khutbahnya.
Maka link khutbah yang ada di FB penulis sebar ke seluruh rekan-rekan nasionalis dan religius lewat WA ke seluruh aktivis NU dan NKRI. Penulis kasih narasi: “Ini ustazd Salafi Wahabi yang sudah memfitnah dan menjelek-jelekkan simbah KH. Hasyim Asy’ari dan NU, monggo dihajar bareng-bareng, dengan cara klik linknya masuk FB dan komen atas fitnah yang ditujukan ke simbah Hasyim Asy’ari dan NU.
Maka banyak warga Nahdliyin yang menghujat ustaz Yazir Hasan lewat komen di postingan tersebut.
Dalam video tersebut ustaz Yazir Hasan Al-Idis yang memberikan khutbah Jum’at dengan tema: “Hakekat Perayaan Maulid Nabi”.
Ustaz Yazir dengan lantangnya mengatakan hakekat perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW bukan berasal dari Nabi Muhammad SAW, bukan berasal dari Khulafaur rosyidin, bukan berasal sahabat lainnya, bukan berasal dari tabiin dan bukan berasal dari keempat Imam Mazhab. Tetapi perayaan berasal dari pencetus aliran kebathinan dari kalangan Yahudi.
Masih menurut ustaz Wahabi ada kebenaran tersembunyi, yang tidak diketahui orang Indonesia yaitu KH. Muhammad Hasyim Asy’ari pendiri NU sekaligus pendiri Pondok Pesantren Tebuireng mengingkari dengan keras adanya perayaan Maulid Nabi.
“KH. Hasyim Asy’ari, Kiai Hasyim Asy’ari pendiri NU dan Pondok Pesantren Tebuireng mengingkari keras adanya Maulid Nabi, kita orang Indonesia dibohongi, disembunyikan kebenaran ini, agar umat Islam merayakan Maulid Nabi, kenapa harus kita ikuti perayaan ini,” demikian khutbah ustazd Yazir.
Astaghfirullah hal adzim, ustaz ini tidak tahu sejarah dari Maulid Nabi, tapi berani memfitnah KH. Hasyim Asy’ari dan NU. Bisa kualat dan hancur kariernya sebagai penceramah.
Dalam terjemahan kitab Tanbihat Al-Wajibat li Man Yashna’ al-Maulid bi al-Munkarat karya Hadlratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari dijelaskan bagaimana KH. Hasyim Asy’ari telah mengoreksi peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Dalam kitab tersebut dijelaskan pada malam Senin tanggal 25 Rabi’ul Awwal tahun 1355 Hijriyah, aku (KH. Hasyim Asy’ari – pen) melihat banyak orang dari para pelajar yang mencari ilmu pada sebagian pondok pesantren melakukan perkumpulan yang bernama “Maulid”, dan didatangkan alat-alat permainan, kemudian membaca Al-Quran dan hadis-hadis yang warid tentang permulaan penciptaan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassalam dan apa saja yang terjadi saat kelahiran Beliau yang berupa tanda-tanda dan seterusnya, termasuk membaca siroh (sejarah) Beliau yang diberkahi. Namun kemudian mereka melakukan perbuatan mungkar, yaitu saling memukul dan saling dorong-dorongan yang diberi nama “Pencak dan Tinju”.
Kemudian dipukullah rebana setiap kali acara itu dilakukan, dengan disaksikan para wanita Ajnabiyah dari jarak yang sangat dekat. Sehingga para wanita bisa menonton mereka (yang bermain pencak dan tinju), diiringi musik, sandiwara dan permainan-permainan yang menyerupai perjudian serta perkumpulan pria dan wanita campur baur untuk menonton. Serta tarian-tarian yang membuat mereka tenggelam di dalamnya dengan suara tertawa, teriak-teriak di dalam masjid dan sekitar masjid.
Maka kemudian akupun (KH. Hasyim Asy’ari – pen.) melarang mereka dan mengingkari mereka dari perbuatan-perbuatan mungkar itu. Pada akhirnya mereka bubar dan pergi.
Setelah perkara ini terjadi KH. Hasyim Asy’ari sangat kuatir perbuatan yang hina semacam ini menyebar ke berbagai tempat, dan orang-orang awam ikut-ikutan melakukan hal tersebut.
Untuk itulah KH. Hasyim Asy’ari menulis sebuah kitab Tanbihat al-Wajibat li Man Yashna al-Maulid bi al-Munkarat, yaitu “KOREKSI Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.”
KH. Hasyim Asy’ari menulis peringatan ini sebagai nasihat untuk agama dan sebagai bimbingan bagi kaum muslimin. Jadi yang dituduhkan ustaz Yazir Salafi Wahabi terhadap KH. Hasyim Asy’ari dan NU adalah salah besar, itu fitnah yang keji.
Koreksi peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW sangat bermanfaat bagi warga Nahdliyin dalam memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.
Maulid Nabi Muhammad SAW diperingati umat Islam sebagai sarana menggapai Cinta Allah dan Rosulnya. Agar kita kelak masuk ke surga-Nya Allah dengan mendapatkan syafaat dari Kanjeng Nabi Muhammad SAW.
Dalam acara Maulid Nabi banyak yang dilakukan dari mulai bersedekah, bersenang-senang dengan berbagi makanan dan minuman, membaca maulid Niba’, berjanjen, burdah, maulid simtud dhurar, saroful anam dan lain-lain.
Ragam ekspresi saat acara Maulid Nabi Muhammad SAW sebagai ungkapan syukur dan bahagia atas hari kelahiran Nabi Muhammad yang telah membimbing, menuntun dari jalan gelap menjadi jalan yang terang serta memberi arahan jalan hidup umat manusia yang sesuai dengan ajaran Islam Rahmatan lil alamin.
Jadi apa yang dikhutbahkan oleh ustazd Yazir adalah hoax dan fitnah keji Salafi Wahabi kepada KH. Hasyim Asy’ari dan NU.
Kalau dengar kiai-kiai khos NU bisa habis nih karier ustaz. Bisa juga dilaporkan ke pihak Kepolisian atas fitnah keji ini.
Apabila ketua PBNU menyuruh Banser NU dan Ansor tangkap ustaz Yazir. Pastilah semua akan patuh pada komando PBNU.
Ternyata warga Nahdliyin Pamekasan Madura cepat bertindak dan menggeruduk para pengikut Salafi Wahabi yang berada di masjid Usman bin Affan, Rabu 25 Januari 2023.
Warga Nahdliyin demo di masjid Wahabi di wilayah Pamekasan Madura beserta Kepala Desa, para pimpinan NU Pamekasan dan aparat kepolisian. Dan akhirnya masjid ditutup. Sebelum ditutup masjid tersebut sudah ditinggalkan para ustaz dan jamaahnya.
Telah beredar video permintaan maaf ustaz Yazir dan ustaz Wahabi lainnya atas khutbah Jum’atnya. Salafi Wahabi telah memfitnah secara keji amalan NU dan ini tidak bisa dibiarkan.
Seharusnya pemerintah secara tegas menolak ajaran Salafi Wahabi Takfiri yang ada di Indonesia. Indonesia tidak butuh ustaz Salafi Wahabi dan Takfiri yang selalu menyebarkan hoax dan tipu daya ke masyarakat.
Kapan pemerintah melarang ajaran Salafi Wahabi di Indonesia? Kayaknya ajaran sesat penuh hoax dan tipu daya ini dibiarkan berkembang biak di pelosok-pelosok dan kota-kota yang ada di Nusantara.
Saatnya Indonesia bergerak melawan tipu daya dan hoax ajaran Salafi Wahabi. Jangan sampai kecolongan, ini negara Indonesia bukan negara jazirah Arab.
Nurul Azizah, penulis buku “Muslimat NU di Sarang Wahabi.”