Erri Subakti
Tahun 98, entah mungkin di saat itu saya sedang nongkrong di koridor kampus atau main bal-balan di parkiran, nun jauh di Argentina, bocah 11 tahun yg bakat sepakbolanya sudah jadi “mesin gol”, nyaris tak bisa meneruskan untuk bersepakbola. Karena ia didiagnosis menderita kekurangan hormon.
Adalah Lionel Messi kecil di tahun 1998 didiagnosis menderita kekurangan hormon pertumbuhan.
Tim elite River Plate sebenarnya berminat atas perkembangannya, tetapi mereka tak punya uang cukup untuk pengobatannya, yang mencapai $900 per bulan.
Makbedundung…, Carles Rexach, direktur olahraga FC Barcelona, ternyata tertarik dengan talenta Messi.
Ayah Messi kemudian mengatur uji coba untuk Barcelona.
Rexach, tanpa membawa kertas di tangan pada saat itu, mengajukan tawaran kontrak pada Messi di atas serbet makan dari kertas.
Barcelona menawarkan untuk membiayai pengobatan Messi jika ia mau pindah ke Spanyol. Messi dan ayahnya lalu pindah ke Barcelona, dan ia masuk ke akademi muda klub.