SintesaNews.com – Sejak heboh munculnya akun dengan nama Bjorka di medsos, terutama di Twitter yang mengaku memiliki miliaran data pribadi dari masyarakat Indonesia, juga kabarnya dokumen negara, Ketua Umum PNIB (Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu) AR. Waluyo Wasis Nugroho (Gus Wal) geram dengan ketidakpahaman Menkominfo Johnny G. Plate soal pembobolan data ini.
Ketidakmengertian Menkominfo nampak jelas dengan komentarnya yang menyarankan masyarakat untuk sering ganti password agar data pribadi tidak bocor.
“Padahal kebocoran data masyarakat tidak ada hubungannya dengan seringnya pergantian password akun pribadi,” ujar Gus Wal
“Jika ada kebocoran itu maka yang pihak yang ‘bertanggungjawab’ pertama adalah Kementerian Kominfo, pihak provider, atau memang dibobol hacker,” imbuhnya.
‘Pembobolan data ini jelas bukan karena masyarakat yang jarang mengganti password, melainkan memang ada kesengajaan dari pihak siapapun yang ingin mengambil keuntungan dari penjualan data masyarakat tersebut,” terang Gus Wal.
Menkominfo saat ini Jhonny G. Plate sangat menunjukkan ketidakpahamannya mengenai hal ini.
Karena itu Gus Wal dengan tegas mengatakan, “Menkominfo Harusnya Mundur sebelum Di-reshuffle.”
Di sisi lain Gus Wal mensinyalir,
“Sosok yang mengaku hacker membobol data masyarakat dan negara merupakan pemain lokal yang mendapat banyak akses dan data dari sel-sel jaringan PKS/wahabi yang bekerja dan menempati posisi di Telkom atau penyedia jasa provider internet.”
“Pembobolan data ini, benar atau tidaknya, hanya pancingan kepada masyarakat agar marah kepada pemerintah. Karena aksi-aksi penolakan kenaikan harga BBM yang diharapkan oleh kubu ‘sarabpatigenah’ (PA212 eks FPI- HTI) bisa menjadi gelombang demo yang makin besar, meski terjadi sedikit ricuh di sana sini, namun akhirnya tak berlanjut, dan hanya diikuti jaringan oposisi dengan koordinasi yang tidak jelas,” pungkas Gus Wal.
Sudahlah, bobol membobol di negara yg maju pun terjadi, kita nggak usah risau di obok obok para hacker maupun hacker² an. Mbobolnya sejauh mana dst. Jaman teknologi seperti digital ada keuntungan ada ruginya. Mungkin yg merasa aman tentrem ya nggak usah pakai hp dst. Smwa ujud hard copies saja. tapi kan jaman menuntut itu