SintesaNews.com – Ormas kebangsaan lintas agama, suku, budaya PNIB (Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu) kembali menggelar kegiatan Ngaji Pancasila yang selama ini dikenal sebagai program/kajian tentang Kebangsaan yang menyatukan segala bentuk perbedaan menjadi pelangi dalam bingkai Indonesia Tanpa Koma, Indonesia yang berPancasila dan berBhinneka Tunggal Ika.
“Acara kegiatan Ngaji Pancasila yang digelar PNIB di Kampoeng Dolanan Nusantara di dalam kompleks Pondok Pesantren Budaya Nusantara Sodongan Borobudur, Magelang, Jawa Tengah kali ini bertajuk ‘Slametan Rakyat’, Mendukung Kesuksesan Acara G – 20,” terang Abbet Nugroho (Sekjend DPP PNIB).
Gus Abbet menyampaikan jika kegiatan PNIB Ngaji Pancasila “Slametan Rakyat” ini merupakan Doa Bersama dari kami dan tokoh agama lintas agama untuk kesuksesan acara G- 20 dimana saat ini Indonesia sebagai Pemimpin G-20, sekaligus tuan rumah acara akbar kelas dunia.
‘Kami berharap dari suksesnya acara G-20 ini negara negara di seluruh dunia bisa melihat Borobudur sebagai pusat peradaban nan pariwisata Indonesia sebagai contoh perilaku kehidupan yang senantiasa menjunjung tinggi budaya dan kearifan lokal, selaras seimbang dengan peradaban dunia kontemporer yang sangat dominan dengan kemajuan iptek terutama di bidang informasi,” jelasnya.
“Acara PNIB Ngaji Pancasila ‘Slametan Rakyat’ ini juga saresahan dan ‘Deklarasi Borobudur Anti Radikalisme, Borobudur Toleran, Borobudur Aman’ bagi seluruh umat manusia, dan ditutup dengan Pentas Kesenian Rakyat,’ tutur Gus Abbet.
Dalam sambutanya, Ketua DPP PNIB AR Waluyo Wasis Nugroho (Gus Wal) menyampaikan, “Acara PNIB Ngaji Pancasila ‘Slametan Rakyat’ selain doa bersama Mendukung Kesuksesan Acara G-20 juga merupakan dukungan kepada kebijakan pemerintah yang mengalihkan subsidi BBM.”
“Kami PNIB meminta kepada pemerintah untuk mengalihkan subsidi BBM selain melalui penambahan pemberian BLT, juga lebih diprioritaskan untuk subsidi yang lebih penting dan sangat dibutuhkan oleh masyarakat ekonomi lemah.”
“Kami berharap subsidi BBM dialihkan untuk Subsidi Sembako yang harganya sejak beberapa bulan terakhir sangat tinggi, subsidi pupuk, pendidikan, pertanian, perikanan, perkebunan dll.”
“Dan kami berharap agar Umat Buddha di Indonesia dan dari mana pun yang ingin melakukan ibadahnya di Candi Borobudur lebih diperhatikan. Jangan sampai Umat Buddha yang ingin melakukan peribadatannya di Candi Borobudur dibatasi dan dipersulit dengan berbagai aturan dan regulasi, yang membatasi dan memberatkan Umat Buddha melakukan kegiatan peribadatannya,” jelas Gus Wal.
“Dari Borobudur yang merupakan salah satu pusat peradaban dunia ini bersama kita tunjukkan pada seluruh dunia bahwasanya Indonesia adalah bangsa yang kuat dan mandiri,” tegas Gus Wal.
“Dari Borobudur ini kita suarakan Indonesia Menolak Khilafah Radikalisme Terorisme, Premanisme, Intoleransi dan Politik Identitas,” pungkasnya.