Penulis: Ganda Situmorang
Berikut dialog imaginer saya dengan seorang sahabat teman seperjuangan sejak Pilpres tahun 2014 di BaraJP. Sahabat yang rajin japri saya terkait analisisnya menuju Pilpres 2024.
Kadang-kadang saya baca saja, sesekali saling berbalas lanjut diskusi hangat. Sekarang dia GP die hard sehingga saya khawatir seringkali tulisannya menjadi bias oleh ekspektasi kepada GP. Hal ini saya amati membuat ketajaman intuisinya membaca manuver aktor utama panggung politik akhir-akhir ini semakin memudar atau mungkin karena faktor U saya ga tahu pasti.
Jadi sore ini, kembali dia mengirimkan saya ulasan rutinnya disertai dokumentasi photo pertemuan bertiga antara Ibu Megawati Soekarno Putri (MS), Bapak Prabowo Subianto (PS) dan Mba Puan Maharani (PM). Di photo itu jelas bahwa PS Dan PM duduk akrab di sofa mengapit MS. Inti ulasannya; apapun itu GP penerus Jokowi. Begitu kira-kira.
Lalu saya balas begini:
Hati-Hati jangan bias dengan ekspektasi.
Sudah jelas di photo itu PM Dan PS mengapit MS. Mosok ngomongin GP?
PM – PS atau PS -PM itu A1 dari ketum.
Lepas raker ada harapan GP dikasih panggung baca rekomendasi. Jokowi jaga jarak ke MUSRA.
Sebulan ini Puan ngegas sampai kemarin pidato next president 2024 perempuan. Lalu pagi hari ini Jokowi langsung ngegas nimbrung relawan MUSRA di Bandung.
MUSRA itu belum selesai kita sudah tahu kan rekomnya hanya GP. Jadi kalau MS Dan PS ngotot PM/PS atau PS/PM bagaimana?
Lantas Jkw tinggal main kartu KIB (Golkar, PPP Dan PAN) majuin GP Etho.
Nasdem akan merapat ke salah satunya. Dems dan PKS ke laut.
Jadi all PDIP final. Jadi siapakah The Real King Maker?
28 Augustus 2022