Penulis: Nurul Azizah
Alhamdulillah alhamdulillah alhamdulillah penulis ucapkan syukur kepada Allah SWT, karena bapak Presiden Joko Widodo dan rombongan sudah kembali ke Indonesia hari Sabtu (2/7/2022), setelah kunjungan ke Negara Jerman, menghadiri KTT G7, lanjut misi perdamaian ke Negara Ukraina dan Rusia serta ke Uni Emirat Arab.
Ada bebeapa rekan-rekan nasionalis dan religius tanya ke penulis, kok tidak nulis tentang kunjungan pak Jokowi dan rombongan ke Ukraina dan Rusia? Penulis jawab saja, “Belum ada mood.” Alasan ini hanya dibuat-buat saja.
Sejak awal bapak Jokowi mau berangkat ke negara yang bertikai Ukraina dan Rusia dengan membawa misi kemanusiaan dan perdamaian penulis ikuti terus.
Kenekatan pak Jokowi dan rombongan yang membuat hati penulis tidak tenang. Selalu berdoa untuk keselamatan pak Jokowi. Selama pak Jokowi dan rombongan belum kembali lagi ke Indonesia penulis tidak mau nulis dulu tentang hal ini.
Penulis lebih memfokuskan diri khusyuk berdoa siang malam dan wirid untuk keselamatan Pak Jokowi dan rombongan. Gelisah dan berharap cemas agar misi perdamaian dan kemanusiaan berjalan dengan baik dan semua sehat tak kurang satu apapun.
Ketika pak Jokowi genap berusia 61 tahun pada hari Selasa, 21 Juni 2022 penulis mengapresiasi Pak Jokowi sebagai Sang Legenda NKRI.
Banyak yang suka dengan tulisan “Sang Legenda Itu Bernama Joko Widodo,” banyak yang japri lewat WA, bahwa tulisan itu keren.
Penulis hanya jawab, “Tulisan itu biasa-biasa saja, yang keren adalah Pak Jokowi.” Bagaimana tidak keren, beliau menjadi bapak infrastruktur Indonesia.
Banyak progres pembangunan jalan tol, waduk, jembatan, bandar udara, monumen perbatasan dengan negara tetangga dan lain sebagainya.
Jokowi memang keren dan top, jembatan terpanjang di RI juga dibangun, bahkan membelah laut. Jembatan Holtekam di Papua, Merah Putih di Maluku, jembatan terpanjang di Kalimantan telah selesai dibangun. Kemudian proyek jembatan Batam-Bintan dan tentunya ribuan jembatan telah dibangun pak Jokowi.
Presiden RI bertolak menuju Jerman pada hari Minggu (26/6/2022). Setelah Jerman, kunjungan Jokowi dilanjutkan ke Ukraina dan Rusia.
Presiden Jokowi di Jerman menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 pada 26-27 Juni 2022. Kemudian Jokowi melanjutkan ke dua negara yang tengah berkonflik, Ukraina dan Rusia. Dalam kunjungan ke Kyiv dan Moskwa, Presiden Jokowi bertemu dengan Presiden Zelensky dan Presiden Putin.
Jokowi dan jajarannya hadir dalam KTT G7 di Jerman dalam rangka memenuhi undangan sebagai G7 Partner Countries, bersama dengan India, Senegal, Argentina, dan Afrika Selatan. Selain itu kunjungan Jokowi kapasitasnya sebagai Presidensi G20 tahun ini di Bali.
Tujuan Jokowi hadir di KTT G7 Jerman adalah mendorong negara-negara G7 untuk mengupayakan perdamaian di Ukraina. Insya Allah para pemimpin negara-negara G7 mengapresiasi kerja keras Pak Jokowi, bahkan mereka semua merelakan jas yang dipakai dilepas meniru style Jokowi, hanya memakai hitam putih, simbol kesederharnaan. Para pemimpin G7 berfoto bersama dengan style Jokowi, luar biasa Jokowi lovers.
Lha ini yang membuat penulis merinding berkepanjangan, deg-degan atas keselamatan Pak Jokowi dan rombongan, pergi ke Ukraina dan Rusia dalam kondisi tidak normal. Dalam kondisi perang, pak Jokowi nekad pergi ke Ukraina, takut kenapa-kenapa. Takut kena tembakan atau peluru nasar dan percikan bom, itulah yang penulis rasakan, sampai gemeteran melihat tekad Pak Jokowi mendamaikan dua negara yang bertikai.
Itulah tekad pak Jokowi dan rombongan sebagai bentuk kontribusi nyata Indonesia sebagai Presidensi G20.
Kunjungan Kepala Negara ke dua negara yang bertikai sebagai wujud kepedulian terhadap isu kemanusiaan serta semangat untuk mendorong terciptanya perdamaian dunia.
Konflik Ukraina dan Rusia sudah berlangsung sejak 24 Februari 2022 hingga sekarang. Hal ini berdampak tidak hanya pada negara yang berkonflik tetapi negara-negara lain juga ikut kena imbasnya.
Pasalnya konflik kedua negara tersebut mengakibatkan harga pangan dan komoditi lain seperti minyak dan energi melonjak drastis. Lonjakan harga mengakibatkan beberapa negara mengalami krisis pangan dan energi serta krisis yang lainnya.
Untuk itu kunjungan Presiden Jokowi sebagai upaya mencari solusi agar perang dihentikan dan krisis pangan serta energi bisa teratasi sedini mungkin.
Kali ini Presiden Jokowi membangun jembatan lagi, yaitu jembatan dialog duduk satu meja membicarakan jalan perdamaian dan mengajak Presiden Volodymyr Zelensky untuk bisa mewujudkan perdamaian.
Setelah dari Ukraina Presiden Jokowi juga menemui Presiden Vladimir Putin di Moskwa. Jokowi diterima baik oleh Putin, seakan-akan tidak ada sekat di antara mereka. Saling memberi dukungan dan menjalin kerja sama. Jokowi dan Putin pun membuat kesepakatan-kesepakatan yang direkam banyak jurnalis dan disebar ke seluruh penjuru dunia.
Banyak kesepakatan-kesepakatan yang diperoleh antara kunjungan RI, Ukraina dan Rusia. Semoga kesepakatan ini bisa diwujudkan ke depannya.
Selain berkunjung ke Jerman, Ukraina dan Rusia, Presiden Jokowi juga berkunjung ke Uni Emirat Arab (UEA). Kunjungan kali ini melanjutkan pembahasan kerja sama ekonomi dan investasi Indonesia dengan UEA.
Kunjungan Indonesia ke Jerman, Ukraina dan Rusia kali ini tidak hanya untuk kepentingan Indonesia saja tetapi demi kepentingan bersama negara-negara berkembang lainnya. Juga negara yang sudah mengalami krisis pangan dan berpenghasilan rendah serta negara-negara yang mengalami kelaparan karena krisis pangan berkepanjangan.
Presiden Jokowi memang keren dan luar biasa hebatnya. Benar adanya kalau Sang Legenda itu bernama Jokowi. Tidak hanya mampu membangun Jembatan terpanjang di Indonesia tetapi juga mampu membangun jembatan dialog antara Presiden Ukraina dan Presiden Rusia.
Dunia tertuju pada Sang Legenda itu, Presiden Jokowi layak mendapatkan Nobel Perdamaian.
Nurul Azizah penulis buku ‘Muslimat NU di Sarang Wahabi’. Minat, hub. penulis 0851-0338-3445 atau SintesaNews.com 0858-1022-0132.