Penulis: Nurul Azizah
Gus Muwafiq adalah salah satu ulama NU yang cinta dengan NKRI. Indonesia gudangnya ulama NU yang selalu menjaga keutuhan NKRI. Beliau-beliau terus menyuarakan kebhinekaan, cinta tanah air, cinta kepada pemimpin bangsa, persatuan dan kesatuan bangsa, keteladanan, ke-NU-an ajaran An-Nahdliyah ahlussunah wal jamaah, mengajarkan Islam rahmatan lil alamin. Ulama-ulama NU memiliki ilmu yang sanad keilmuannya jelas melalui para guru yang terhubung langsung dengan Kanjeng Nabi Muhammad SAW tanpa putus.
Selain ada Gus Muwafiq ada juga Gus Baha, Gus Miftah, Prof. Nadirsyah Hosen, Prof. Kiai Said Agil Siradj, Abah Habib Luthfi bin Ali bin Yahya, Abah Habib Prof. Quraish Shihab, Habib Salim bin Jindan, Habib Syekh Assegaf, Habib Umar Muthohar, KH. Mustofa Bisri, Gus Yahya Cholil Staquf, Gus Yaqut Cholil Qoumas (Menag), KH. Marzuqi Mustamar, Gus Yusuf, KH. Miftachul Akhyar, KH. Ma’ruf Amin, KH. Arrazy Hasyim, KH. Anwar Zahid, Emha Ainun Nadjib, dan masih banyak banget yang lainnya lagi.
Setiap ulama NU memiliki gaya masing-masing. Gaya beliau-beliau berbeda-beda yang tentunya disesuaikan dengan kondisi masing-masing jamaahnya. Namun semua cinta Indonesia. Mereka ulama-ulama NU tidak pernah mengajarkan untuk menentang atau memberontak pada negara dan terus mengingatkan semuanya agar waspada pada kelompok-kelompok yang mengatasnamakan Islam namun sejatinya kelompok-kelompok tersebut justru merusak Islam dari dalam.
Kelompok-kelompok yang mengklaim paling Islam dari orang Islam, antara lain:
Kelompok teroris (ISIS, Al-qaida, Jamaah Islamiah, Jamaah Anshorut Tauhid, Jamaah Anshorut Daulah dan semua kelompok teroris lainnya).
Kelompok Takfiri (kelompok yang suka mengkafirkan orang lain yang bukan kelompoknya).
Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yaitu orang yang suka teriak ganti Pancasila dengan khilafah.
Salafi dan Wahabi yaitu kelompok sama seperti HTI, namun mereka lebih mengarah pada kekerasan, karena semua teroris dunia mengarah pada ajaran salafi dan wahabi.
Tarbiyah ikhwanul muslimin, yang berasal dari Mesir, kalau di Indonesia dikenal dengan PKS atau yang di dunia pendidikan menggunakan istilah ‘Islam Terpadu’.
Pada kesempatan ini penulis berusaha sedikit mengulas sosok kiai NU yaitu Gus Muwafiq. Penulis belum begitu kenal secara langsung, mengetahui Gus Muwafiq pada saat beliau ceramah yang ada di video-video atau kanal youtube. Begitu luas pengetahuannya baik soal agama, silsilah kerajaan-kerajaan yang ada di Indonesia dan masalah-masalah yang lagi trending topic (viral).
Kemudian beliau dengan fasih memaparkan kejadian-kejadian yang ada saat ini dihubungkan dengan peristiwa sejarah Indonesia masa lampau. Beliau sangat fasih bercerita tentang sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
K.H. Ahmad Muwafiq atau lebih dikenal dengan Kiai Muwafiq atau Gus Muwafiq adalah salah satu ulama pendekar pilih tandingnya NU yang mencerminkan pola pikir pendiri NU KH. Hasyim Asy’ari dan kawan-kawan.
Cara berfikir Gus Muwafiq mencerminkan pola pikir Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) saat ini. Beliau tinggal di Sleman Yogyakarta.
Pria kelahiran Lamongan, 2 Maret 1974 pernah menjabat sebagai asisten pribadi KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) termasuk ketika Gus Dur menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia.
Gus Muwafiq memiliki ciri khas berambut gondrong dan bersuara lantang. Beliau dikenal sebagai orator sejak aktif di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) saat kuliah di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, jurusan Dakwah Islamiyah.
Sambil menjadi aktivis kampus, Gus Muwafiq menjadi santri kelana, dengan sowan dari kiai ke kiai. Beliau juga mendalami ilmu kanuragan (beladiri) dan Sejarah Kebudayaan Nusantara.
Saat ini Gus Muwafiq mengasuh salah satu pondok pesantren di daerah Sleman, Yogyakarta. Meskipun jadwal yang harus dihadiri sangat padat, beliau masih menyempatkan diri mengasuh santri-santrinya mengaji dan mengajari santrinya kehidupan dalam konteks ala pesantren.
Gus Muwafiq ulama NU, murid sekaligus salah satu orang yang paling dekat dengan Gus Dur. Beliau ulama sekaligus salah satu “pendekar pilih tanding”-nya NU. Sama seperti Gus Miftah, beliau juga tinggal di Yogyakarta, banyak mengislamkan orang menjadi mualaf.
Jika Gus Miftah ranah dakwahnya ke dunia hitam (sarkem) yang jauh dari agama dan ke dunia artis-artis.
Gus Muwafiq ranah dakwahnya di kalangan masyarakat pedesaan, kampung-kampung, masyarakat pinggiran. Namun Gus Muwafiq juga sering dakwah di kampus-kampus seperti Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dan lain-lain. Dakwahnya Gus Muwafik untuk menangkal perkembangan kaum wahabi salafi yang sudah menyusupi banyak mahasiswa mahasiswi di berbagai kampus.
Penulis sangat kagum dengan pengetahuan sejarah yang dimiliki oleh Gus Muwafiq. Bahkan penulis menjadi admin di group Face Book/FB ‘Pecinta Gus Muwafiq (KH. Ahmad Muwafiq)’ yang membernya sampai saat ini berjumlah 25.950 mendekati 26.000.
Gus Muwafiq pernah berguru pada KH. Agus Maksum Jauhari Lirboyo dan KH. Hasyim Wahid (Gus Im), Jombang, cucu KH. Hasyim Asy’ari.
Gus Muwafiq dikenal sebagai kiai dengan pemahaman sejarah yang sangat mendalam, mulai dari sejarah peradapan manusia secara umum, Sejarah Kebudayaan Islam (SKI), Sejarah agama Islam, Sejarah Indonesia dari awal berdirinya kerajaan-kerajaan bernuansa Hindu Budha hingga kesultanan Islam.
Beliau faham benar filosofi-filosofi islam yang diajarkan oleh wali songo tentang Islam di Nusantara. Yaitu Islam yang berkembang di tengah kemajemukan tradisi dan budaya sehingga banyak mewujudkan peradapan, baik peradapan laku, pemikiran, ide, gagasan, dan bangunan-bangunan khas peninggalan nenek moyang bangsa Indonesia. Peninggalan tersebut berupa candi, artefak, kitab, manuskrip, dan benda-benda arkeologi.
Kekaguman dari kecerdasan Gus Muwafiq tidak hanya dirasakan oleh warga NU saja, tapi lebih luas ke seluruh anak bangsa.
Helmi Yahya dalam kanal youtube-nya menganggap Gus Muwafiq sebagai Guru Bangsa, begitu Helmi Yahya wawancara dengan beliau, seakan-akan menyerap ilmu dari Gus Muwafiq itu dapatnya daging semua.
Mengutip dari channel Helmy Yahya Bicara! Helmy bertanya tentang Islam secara peradapan, sumber-sumber peradapan dunia itu dari Islam. Pemikir-pemikir Islam yang kebanyakan dari Persia, Baghdad, dan negara lain yang ternyata mengalami kemunduran dari negara-negara di wilayah Eropa.
Sumber-sumber yang membangun peradapan menurut Gus Muwafiq itu pada dasarnya ada dua, yaitu dua tempat yang diberkahi Allah SWT yaitu Masjidil Haram Mekkah Arab Saudi dan Masjdil Al-aqsa Palestina, begitu Gus Muwafiq memulai untuk menjawab pertanyaan dari Helmy Yahya.
Berkah dari Masjidil Aqsa di Palestine itu bergerak ke Eropa, yang Taurot, Injil itu dipelajari bangsa Eropa. Sedangkan yang bergerak ke Indonesia yang dari Masjidil Haram Mekkah yaitu Al-quran.
Bangsa-bangsa Eropa maju bukan saja dari sumber peradapan, tapi terletak pada eksporasi dan bangsa tersebut menerima perubahan. Bangsa Eropa adalah bangsa yang keluar dari kegelapan, kemudian memaksa diri untuk bisa survive. Gerakan itu namanya renaissance, yaitu gerakan perubahan besar dari bangsa yang tertutup oleh hawa dingin kemudian keluar mencari solusi agar bangsa Eropa ini bisa bangkit dengan kondisi yang ada, seperti lahir kembali. Bangsa Eropa melakukan pembaharuan (renaisans) dari abad ke-14 sampai abad ke-17 Masehi. Bangsa Eropa mulai mengekpos apa saja tentang pemikiran-pemikirannya ke dunia luar.
Di Eropa ada musim dingin yang tidak ada di negara Indonesia. Sama halnya di negara jazirah Arab yang panas. Sementara di Indonesia ada dua musim, musim hujan dan kemarau. Tidak begitu dingin dan tidak begitu panas, cenderung hangat.
“Di Indonesia itu negara yang tidak begitu dingin dan tidak juga panas,” jelas Gus Muwafiq. Karena Indonesia bukan negara pemenang, maka yang terkenal budayanya adalah bangsa pemenang.
Dulu Indonesia pernah menjadi bangsa pemenang, kemudian emas dan rempah-rempah asal Indonesia dikuasai bangsa Eropa. Bangsa kita dikunci (dijajah) oleh bangsa Eropa.
Gus Muwafiq begitu fasih menceritakan kemunduran bangsa Indonesia karena penjajahan bangsa-banga Eropa.
Karena kekaguman penulis terhadap kepintaran dari Gus Muwafiq, maka penulis ingin mengangkat kiai NU yang satu ini menjadi sebuah tulisan.
Nurul Azizah, penulis buku ‘Muslimat NU di Sarang Wahabi’. Minat, hub. penulis 0851-0388-3445 atau SintesaNews.com 0858-1022-0132.