SintesaNews.com – Ketua Umum PNIB —Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu— AR. Waluyo Wasis Nugroho (Gus Wal) mengutarakan pendapatnya atas masih suburnya bibit-bibit radikalisme pengasong khilafah yang terkait dengan terorisme di Indonesia.
Gus Wal mengajak masyarakat untuk pro aktif melaporkan apabila ada kelompok-kelompok eksklusif yang merasa paling benar sendiri dan menganggap kelompok di luar mereka ‘kafir’ serta menganggap pemerintah thagut. Apalagi yang jelas-jelas mempropagandakan khilafah, dan menolak Pancasila sebagai Dasar Negara.
“Kami menolak kelompok-kelompok penghianat bangsa seperti Khilafatul Muslimin, FPI HTI NII eksis di NKRI, demi terciptanya Indonesia yang maju aman makmur damai,” ujar Gus Wal.
“Khilafatul Muslimin, FPI HTI NII sama dengan Pengkhianat Bangsa. Tolak dan Lawan, Jangan Berikan Ruang,” tegas Gus Wal.
“Tentunya semua ini kami lakukan demi kemashlahatan umat dan bangsa agar tetap kondusif, tenang, damai dan tentram, juga demi masa depan anak cucu kita kelak agar tetap berjiwa Pancasila, tetap menjaga hidup rukun antar pemeluk agama dan tetap menjunjung tinggi budaya Nusantara warisan nenek moyang kita,” terang Gus Wal.
Gus Wal menjelaskan bahwa dalam sejarah Islam, Piagam Madinah sangat jelas membuktikan bahwa Islam itu mengajarkan bernegara dan berdemokrasi dengan baik.
“Piagam Madinah itu mengakomodir semuanya. Bukan dengan mendirikan dan memberontak memaksakan khilafah sebagai negara,” tutur Gus Wal.
Sementara, menurut Gus Wal, sejak awal berdirinya Indonesia, menjadikan Pancasila dan UUD 1945 sebagai dasar negara, jatidiri, dan identitas bangsa.
“Karena itu sudah tidak ada ruang untuk khilafah. Indonesia menolak khilafah!” tegasnya.
Baca juga: Khilafatul Muslimin Punya Kantor di 23 Wilayah dengan Pendanaan Besar
“Muncul juga FPI baru rasa FPI lama, rakyat Indonesia sudah sedemikian muaknya dengan hal-hal yang berbau FPI meskipun saat ini berganti nama dengan memakai nama-nama manis nan indah dengan memakai singkatan Forum Persaudaraan Islam. Mereka pikir rakyat Indonesia ini pikunkah dengan mereka beserta kegilaan aksi-aksinya saat FPI lama? Tidak. Rakyat Indonesia bukan pelupa dan pikun,” kata Gus Wal.
“Tentu rakyat Indonesia sudah hafal sepak terjang FPI selama 20 tahunan ini, sepanjang keberadaanya sejak mulai didirikan hingga secara resmi dibubarkan FPI hanya bikin jengah rakyat Indonesia, membuat resah masyarakat, membuat kamtibmas kacau balau, merusak ketentraman, mencabik-cabik keBhineka-an kePancasila-an, mengancam kerukunan antar umat beragama, dan memecah belah persatuan rakyat Indonesia,” papar Gus Wal.
Haruskah FPI diberikan lampu hijau untuk kembali eksis dan bergentayangan menjadi momok menjengkelkan dan menyebalkan bagi rakyat Indonesia.
“Salah satu alasan mengapa FPI sangat-sangat tidak diinginkan kembali keberadaanya adalah selain uraian-uraian di atas adalah bahwa teramat banyak di antara pengurus, anggota dan simpatisannya yang ditangkap aparat penegak hukum dikarenakan terkait masalah terorisme!”
“Karena itu pulalah kita sangat tidak ingin ada lagi FPI di negeri ini, walaupun sudah berganti nama!” tegas Gus Wal.
Jaga Kampung Desa dari bahaya laten FPI HTI NII, dan para Da’i Provokator serta ideologi transnasional Radikalisme Khilafah Terorisme,” pesan Gus Wal.
“Jaga Bangsa, Bela Negara, Lestarikan Pancasila, Merawat Tradisi Budaya Nusantar,a” pungkasnya.