Penulis: Nurul Azizah
Sudah satu tahun lebih, penulis tidak melihat tayangan telivisi. Sejak itu pula penulis mulai mengendus tampilan-tampilan artis di televisi yang kurang mendidik. Awalnya itu, tapi lama kelamaan banyak artis beken ibukota mengadakan pengajian-pengajian dengan label ‘hijrah.’
Sebagai pemerhati ajaran wahabi, penulis langsung faham arti ‘hijrah’ yang belakangan sudah diklaim atau diakui sebagai milik kelompok wahabi.
Penulis sudah curiga dengan gaya para artis beken ibukota, mendadak sering ngaji, mengajak artis yang lain ikut kajian bersama dengan guru atau ustad mereka.
Mereka ternyata mengaji dengan Ustadz Adi Hidayat (UAH) dan Ustadz Abdul Somad (UAS) dan ustad wahabi lainnya.
Wah ini sudah tidak benar nih, ustadnya ustad wahabi dan HTI yang mendukung ajaran khilafah yang ada di Indonesia.
Saat itu, penulis memutuskan untuk tidak lagi melihat acara di televisi baik menonton tayangan hiburan maupun pengajian.
Kalau hiburan, host (pembawa acara) kebanyakan artis beken yang sudah mulai kecuci otaknya oleh ajaran wahabisme dan khilafah. Sedangkan para ustad yang mengisi pengajian juga ustad-ustad yang mendukung khilafah, radikalisme dan intoleransi.
Media telivisi sudah dikuasai kelompok minhum. Yaitu kelompok minoritas yang tidak familiar dengan budaya Nusantara atau budaya Indonesia. Atau lebih jelasnya kelompok minhum adalah mereka yang tergabung dalam kelompok wahabi, salafi, takfiri, HTI, FPI, PKS, JI, JAD, ISIS, NII, dan cheers leaders-nya.
Indonesia banyak sekali ulama atau kiai Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah (MD) yang sanad keilmuannya dapat dipertanggungjawabkan. Malah artis-artis terkenal di Indonesia memilih ustad yang tidak pantas menjadi rujukan. Para artis memilih guru ngaji dari ustad HTI dan Wahabi. Ustad wahabi dan HTI dari segi keilmuan agamanya tidak selevel dengan ulama-ulama NU, seperti Gus Baha, Gus Miftah, Gus Muwafiq atau selevel Habib Lutfhi bin Yahya.
Masak ilmu yang diperoleh dari hafal satu dalil saja (dari terjemahan pula), mau disandingkan dengan Gus Baha, ulama NU yang hafal Al-quran.
Ada apa ya…, dengan artis-artis beken Indonesia?
Eh, ternyata semua demi uang. Ibarat pepatah: “Ada uang Abang kusayang, tidak ada uang Abang aku tendang.”
Bisa jadi, “Maju tak gentar, membela yang membayar.”
Ya mereka para artis bayaran yang mau menjual harga diri, bangsa dan agama demi uang. Mereka adalah para artis buzzeRp khilafah. Artis tersebut sudah memiliki jutaan followers di media sosial. Kalau masyarakat tidak sadar, maka artis buzzeRp akan dengan mudah mempengaruhi masyarakat awam untuk mau bergabung dengan kelompok minhum yang anti pemerintah.
Para artis buzzeRp pembela khilafah, HTI, wahabi sekarang sudah banyak uang. Mereka sudah tidak lagi main film, tidak perlu bersusah payah berperan di atas panggung hiburan, tidak lagi bermain musik, tapi tetap bergelimang harta. Mereka pasti dibayar oleh proxy untuk melancarkan gerakan khilafah di Indonesia.
Contoh artis AU (Arie Untung) dan Teuku Wisnu (TW), mereka sudah lama tidak ada job keartisan. Tapi hidupnya masih saja mewah.
Metode-metode ini yang dipakai oleh tokoh-tokoh wahabi, HTI, menggandeng artis yang sudah memiliki jutaan followers.
Saat pencalonan capres 2024, oleh pihak Anies Baswedan, artis-artis buzzeRp mulai difungsikan oleh Anies dan ganknya.
Mereka berbondong-bondong menjadi relawan Anies karena ada dana yang mengalir ke rekeningnya.
Yang terbaru, Rafi Ahmad sudah mulai dibujuk oleh ustad Basalamah untuk bisa ‘hijrah’ bergabung dengan kelompok wahabi. Karena sosok Rafi Ahmad sosok artis yang sukses dengan banyak followers-nya.
Figur-figur publiklah yang nanti bekerja mempengaruhi masyarakat.
Masyarakat harus jeli dan hati-hati, di manapun ajaran wahabi, salafi, takfiri dan khilafah itu sesat menyesatkan. Apapun bentuk ajarannya pasti mengkafirkan orang-orang yang tidak mau bergabung dengan kelompok minhum tersebut. Dan tentunya masyarakat diajak untuk membenci kepada pemerintah dan ingin mengganti falsafah Pancasila menjadi ajaran yang berpedoman kepada khilafah.
Artis-artis seperti Teuku Wisnu sudah sejak lama aktif dukung khilafah HTI, juga ikut dukung aksi 212 penjarakan Ahok, hingga memberi dukungan kepada Anies Baswedan.
“Kita tegakkan Syariah, kita tegakkan Khilafah, aamiin,” tegas Teuku Wisnu.
Hati-hati artis buzzeRp khilafah adalah artis-artis yang sesat menyesatkan. Sesat ajarannya dan juga sesat misi visinya. Mereka mengajak untuk mendirikan negara khilafah di Indonesia. Mereka ikut mempromosikan dan sekaligus menjual ‘kue busuk’ bernama khilafah yang sudah tidak laku lagi di banyak negara.
Indonesia tidak butuh kue busuk bernama ‘khilafah.’ Indonesia sudah damai dengan Pancasila, berbeda-beda tetap satu jua. Pancasila dan NKRI harga mati, tidak bisa ditawar-tawar lagi.
Sudah saatnya kita menjauhi para artis buzzeRp khilafah. Mereka sudah tidak lagi public figure yang harus kita contoh. Mereka adalah musuh bangsa dan negara. Menjual ayat dan mayat untuk tegaknya khilafah di Indonesia.
Sudah saatnya kita waspada, semua lapisan masyarakat, Ansor Banser NU, Pagar Nusa, Fatayat, Muslimat NU, keluarga besar ahlussunah waljamaah Nahdlatul Ulama dan seluruh komponen anak bangsa sudah saatnya kita meninggalkan ajakan para artis buzzeRp pendukung Anies Baswedan.
Kita semua wajib menolak ajaran khilafah. Para artis buzzeRp dijadikan shautul ulama, yaitu regenerasi Hitzbut Tahrir Indonesia (HTI).
Hitzbut Tahrir adalah organisasi politik Pan Islamis, yang menganggap ‘ideologinya’, sebagai ideologi islam’ yang tujuannya membentuk “khilafah islam” atau negara islam.
Kilhafah di Indonesia terwadahi dalam organisasi Hitzbut Tahrir Indonesia (HTI).
HTI dibubarkan di Indonesia karena termasuk organisasi terlarang, dengan PERPU NO 2 Tahun 2017.
HTI dibubarkan karena ideologi khilafah yang diusungnya bertentangan dengan Pancasila.
Semoga pemerintah terus aktif mengejar dan menangkap siapa saja yang masih menyebarkan faham khilafah, termasuk menangkap para artis buzzeRp khilafah pembela Anies yang mencalonkan Presiden untuk pilpres 2024.
Nurul Azizah, penulis buku “Muslimat NU di Sarang Wahabi”. Minat, hub. penulis atau SintesaNews.com 0858-1022-0132.
Well said n true !