Pesan Damai: Nuklir Buat Perang? Itu Paham Teroris!

Penulis: Togap Marpaung
Inspektur Keselamatan Radiasi yang Dipaksa Pensiun
Badan Pengawas Tenaga Nuklir

Tanda Radiasi
Sumber Radioaktif Terbungkus.
Tanda peringatan bahaya radiasi.

 

 

-Iklan-

 

Tanda peringatan radiasi standar berlaku secara internasional adalah simbol tiga daun (trefoil). Tanda peringatan bahaya radiasi yang baru dilengkapi tengkorak dan orang berlari, diumumkan kepada publik oleh Divisi Publikasi Informasi IAEA pada tanggal 15 Februari 2007. Ada 2 (dua) jenis sumber radioaktif: sumber terbungkus (sealed source) dan sumber terbuka (unsealed source).

Tulisan ketiga ini merupakan satu kesatuan dari tulisan pertama: Bom Nuklir, Takuttt…! Bah, Bom Kotor, Apa Pula? dan kedua: Perang Nuklir dan/atau Perang Dunia Ketiga, Terjadi? Tidak Saudaraku, Jangan Takut!

Bom kotor dan terutama bom nuklir merupakan senjata nuklir yang paling ditakuti umat manusia yang penuh dosa, tidak takut Tuhan Maha Kuasa. Penulis adalah seorang insan pengawas radiasi yang membuat tinjauan dari perspektif radiasi yang mempunyai motto: Proteksi Radiasi untuk Keselamatan Bangsa. Motto berkembang menjadi: Proteksi Radiasi untuk Keselamatan Bangsa-Bangsa dikarenakan dua negara yang masih berperang adalah pemilik nuklir kelas dunia, yakni: PLTN dan bom nuklir yang berpotensi menjadikan bumi hangus.

Sesuai dengan informasi yang beredar di beberapa media bahwa Binsar Luhut Pandjaitan sebagai Menko Maritim dan Investasi (Marves) pernah menyampaikan opini secara terbuka di ruang publik yang initinya adalah agar Indonesia memiliki senjata nuklir pada tanggal 4 dan 5 Februari 2020. Judul berita media: (1) “Cerita Luhut, Indonesia Diremehkan Lantaran Tak Punya Senjata Nuklir”; dan (2) “Luhut Ingin Indonesia Punya Senjata Nuklir, Iran Siap Bantu”.

Dari sejak tahun 90 an, penulis sudah menduga bahwa negara-negara Arab seperti Iran dan Irak sangat ingin menguasai teknologi nuklir hingga mampu membuat senjata nuklir. Tetapi negara-negara maju dalam bidang nuklir tidak akan mau memberikan bantuan teknologi persenjataan nuklir. Pastilah banyak hitungan-hitungannya karena diantara negara sesama Arab yang kaya raya, misalnya Arab Saudi dan Kuwait tidak pernah bisa akur dengan Iran dan Irak dalam urusan politik. Belum lagi peran negara Israel yang sudah pasti tidak setuju negara Iran dan Irak menguasai teknologi persenjataan berbasis nuklir yang mampu membuat bom nuklir.

Penulis dapat memahami keinginan Menko Marves tersebut, mengingat latar belakang Beliau sebagai militer sejati dengan pensiunan pangkat jenderal TNI. AD. Tetapi menurut penulis berdasarkan justifikasi proteksi radiasi adalah lebih banyak mudarat daripada manfaat. Anggaran yang dihabiskan sangat banyak untuk pembuatan senjata nuklir, pemeliharaan hingga nantinya menjadi limbah radioakrif. Dalm terminologi nuklir dikenal bahan/sumber radioaktif/nuklir dari mulai lahir (dibuat) hingga suatu waktu dikubur (limbah): from the cradle to the grave.  Belum lagi anggaran untuk peralatan pendukung, diantaranya memasang alat deteksi radiasi, seperti Radiological Detection and Monitoring System (RDMS) yang dipasang di sekitar instalasi nuklir di Serpong, Bandung dan Yogyakarta, beberapa perbatasan antar negara hingga di atap gedung Kementerian Sekretariat Negara, lingkungan istana Presiden. Nah, RDMS yang dipasang di lingkungan Presiden Jakarta adalah pemborosan anggaran karena tidak bermanfaat.

Belum lagi pertimbangan dari aspek politik dalam negeri yang riwet super mumet, ancaman dari intruder atau teroris menjadi potensial. Lagi pula, media menyebut Iran. Apakah Iran sudah punya senjata nuklir? Menurut penulis, belum lah. Penulis pernah berbincang dengan teman dari Iran sesama peserta pertemuan forum internasional  (Technical Meeting on Effective and Sustainable Regulatory Control of Radition Sources) yang dibiayai oleh IAEA di Damaskus Syrya pada tanggal 21-25 November 2010,  bahwa Iran tidak memiliki senjata nuklir.  Meskipun penulis hanya PNS biasa yang dipaksa pensiun tetapi peduli tinggi terhadap dunia pernukliran aspek keselamatan radiasi hingga penasaran dan bertanya terkait senjata nuklir Iran.

Seandainya pun tidak ada larangan mengenai pengembangan senjata nuklir bagi negara Indonesia, mohon dengan hormat, tidak perlu lah memiliki senjata pemusnah itu. Terlalu dan terlalu banyak mudaratnya dibandingkan manfaatnya. Negara Jepang saja yang sudah sangat maju dalam bidang nuklir tidak pernah mencetuskan niatnya untuk memiliki senjata nuklir. Apa sulitnya bagi Jepang membuat senjata nuklir? Naluri saya berkata “Bangsa Jepang bersumpah: tidak mau memiliki senjata nuklir karena menjadikan dunia kiamat” Nah, penulis sepaham dengan sumpah setia ini.

Sikap teladan pemerintah Jepang ini haruslah didukung semua negara yang tidak mempunyai senjata nuklir. Jangan mau ngotot membuat senjata nuklir.

Tidak fair bahwa ada pembatasan kepemilikan senjata nuklir yang dituangkan dalam Non-Proliferation Treaty (NPT) Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) tetapi pemilik senjata nuklir dibolehkan menggunakan dalam peperangan sebagaimana diakuatirkan masyarakat dunia.

Keprihatinan Bumi Hangus

Hanya akibat Covid-19 saja, dampaknya sudah mengakibatkan tatanan kehidupan nyaris luluh lantah, apalagi kalau terjadi perang nuklir maka dunia pasti kiamat. Tidak ada yang bisa menyelematkan dirinya, termasuk Presiden Amerika dan Soviet meskipun dua negara tersebut memiliki pesawat ruang angkasa yang bisa terbang ke bulan. Mereka tidak akan bisa bertahan selamanya di bulan. Kembali ke bumi, mereka pun akan binasa karena terpapar radiasi, tinggal menunggu waktu. Efek radiasi tidak bisa hilang begitu saja karena tergantung waktu paruh yang sangat lama, ratusan tahun.

Jangankan dampak bom atom atau nuklir. Hanya masalah sepele limbah radiokatif Cs-137 yang aktivitasnya beberapa mili curie (mCi) yang dibuang orang (yang tidak diketahui siapa orangnya hingga kini) di komplek perumahan Batan Indah Serpong, sudah menakutkan masyarakat dan biaya dekontaminasi cukup besar. Ratusan drum tanah dan rerumputan hasil galian yang terkontaminasi radioaktif harus dibuang dan dikelola di Pusat Teknologi Pengelolaan Limbah Radioaktif Batan di Serpong. BAPETEN dan Batan adalah instansi yang paling repot dan banyak tenaga yang dikerahkan.

Terkait dengan kontaminasi radioaktif, penulis pernah mengikuti IAEA Techical Meeting to Draft a Regulatory Text for Surface Contamination, pada tanggal 10-14 November 2008 di Tokio Jepang yang memperoleh pengalaman mendengarkan para pakar dunia yang berasal dari berbagai negara. Mereka saling berdebat membahas kontaminasi permukaan melekat dan tidak melekat akibat limbah bahan bakar nuklir bekas dari suatu kegiatan PLTN. Pimpinan rapat adalah orang Jepang dibantu dua orang pendampingnya yang juga pakar kontaminasi radioaktif, betapa sulitnya menentukan pengawasan terkait kontaminasi permukaan. Terus terang penulis hanya sebagai pendengar yang baik dan memberikan komentar setuju pada pendapat pimpinan rapat ketika tiap peserta ditanyakan.

Pengalaman yang lain dari penulis terkait aspek keamanan sumber radioaktif adalah mengikuti IAEA, Regional Training Course  on The Security in The Transport of Radioactive Material di Sydney pada tanggal  9-13 Februari 2009. Keamanan sumber atau bahan radioaktif harus diterapkan persyaratan kemanan tidak hanya pada saat digunakan tetapi juga dalam situasi pengangkutan termasuk pada saat penyimpanan sementara dan di tempat pengelolaan limbah radioaktif.

Ada satu pengalaman yang berkesan karena topiknya aspek keamanan nuklir yang diselenggarakan pemerintah Inggris, peserta berbagai negara pada tanggal 15-19 Februari 2020 di London. Pada saat itu, peserta diberi kesempatan berkunjung ke salah satu instalasi nuklir di luar kota London.

Tim Keamanan Sumber Radioaktif RSPAD Jakarta.
Workshop on Nuclear Security.

Pernyataan Sikap Negara Republik Indonesia

Pada pertemuan Dewan Keamanan mengenai NPT Review Conference 2020 (26/02/2020), Indonesia mendukung NPT sebagai landasan dasar rezim Non-Proliferasi Nuklir serta instrumen integral untuk memajukan upaya denuklirisasi dan penggunaan energi nuklir secara damai.

Deputi Wakil Tetap RI, Duta Besar Muhsin Shyhab menggaris bawahi pentingnya implementasi penuh dari tiga pilar NPT, yaitu pelucutan senjata, non-profilerasi dan penggunaan energi nuklir secara damai.

Indonesia memandang bahwa non-proliferasi memperoleh legitimasinya dari pemusnahan senjata nuklir. “Pemusnahan senjata nuklir tetap menjadi satu-satunya jaminan untuk menerjemahkan keinginan kita bersama dalam menjaga perdamaian dan keamanan internasional sesuai dengan Piagam PBB,” sebut Duta Besar Muhsin.

Indonesia secara nasional dan selaku Koordinator negara pihak NPT di Geran Non Blok (GNB) akan berperan dan berkontribusi secara aktif untuk sukseskan pelaksanaan NPT Review Conference 2020.

Penulis sepakat dan sangat bahagia membaca sikap Perutusan Tetap Republik Indonesia pada Perserikatan Bangsa Bangsa di New York tersebut di atas.

Pesan Kepada Pemimpin Negara Pemilik Senjata Nuklir

Mohon ijin menyampaikan ada 3 (tiga) tanggapan penulis terkait dengan perang antara Rusia dengan Ukrania di beberapa grup whattsapp.

Pada tanggal 26 Februari 2022, penulis telah memberikan tanggapan terkait dengan berita media yang mewartakan bahwa perang dunia ketiga akan terjadi dan pesawat tempur Rusia sudah dilengkapi dengan senjata (rudal) nuklir yang sudah meluncur menghantam target, sebagai berikut:

  1. Perang dunia ketiga tidak akan pernah terjadi lagi kalau itu kehendak manuasia. Karena manusia tidak bisa melepaskan dirinya dari rasa nikmat. Nikmatmengalahkan Kiamat bagi yang bernalar Sehat.
  2. Perang dunia ketiga tidak akan terjadi lagi karena sudah ada senjata nuklir yang dimiliki negara-negara yang bersengketa sebagai Penyerang vs Terserang.
  3. Perang dunia pertama terjadi karena belum ada senjata nuklir.
  4. Perang dunia kedua terjadi karena belum ada senjata nuklir dikuasai oleh negara-negara yang berkonflik. Kala itu hanya Amerika yang punya bom atom. Amerika memanfaatkan bom atom untuk menghentikan paksa keangkuhan Jepang.
  5. Negara-negara maju berlomba-lomba buat senjata nuklir karena dianggap senjata paling ampuh dengan melihat fakta Jepang langsung lunglai. Terjadi perang dingin.
  6. Kalau terjadi perang dunia ketiga maka dunia pasti habis ludes, tatanan kehidupan musnah. Kembali ke No.1
  7. Pemimpin dunia sadar sesadar-sadarnyaakan fakta itu.IAEA di bawah UN buat NPT tetapi tetap ada negara yang tidak patuh.
  8. Bahwa negara Arab tidak akan pernah diberi kesempatan menguasai senjata nuklir karena ada kepentingan negara-negara tertentu yang terganggu.
  9. Konflik antar negara biasa itu.
  10. Indonesia mau cari muka, boleh aja.

Salam Nuklir

Indonesia cari muka yang dimaksud adalah mengait sedikit filosofi nuklir sebagaimana nurani penulis pada komen di bawah ini, tanggal 4 Maret 2022.

Pada tanggal 4 Maret 2022, penulis memberikan tanggapan kedua terkait dengan semakin riuhnya pemberitaan media, whatts app dan youtube Connie Rahakundini Bakrie. Salah satu komen teman di whattsapp adalah “negara2 barat yg arogan dibuat pusing oleh kekonyolan putin, yg merasa negaranya dianggap remeh oleh barat”.

Tanggapan penulis adalah sebagai berikut:

  • Sikap Presiden Putin dapat diterima supaya semakin sadar manusia yang merasa negaranya paling super power. Filosofi dari aspek proteksi dan keselamatan radiasi bahwa…Rudal Nuklirtidak hanya bisa digunakan untuk peperangan (kejahatan) tetapi juga untuk perdamaian (kebaikan).
  • Pemerintah China harus menjadi “juru damai” agar Rusia jangan sampai membuat “bumi hangus”.
  • Putin Presiden Rusia tidak boleh meluncurkan rudal nuklir karena dia hanya manusia biasa yang punya kuasa terbatas bila berencana menghanguskan bumi. Dalam konteks sains: Rudal Nuklir boleh diluncurkansupaya Keangkuhan Birokrat Runtuh di instansi pemerintah.

Pada tanggal 13 Maret 2022, oleh karena semakin mencekamnya berita media, penulis pun berencana untuk memberikan pesan dengan cara membuat tik tok atau youtube berupa “Peringatan kepada Pemimpin Dunia yang ikut terlibat akibat perang Rusia dan Ukrania, narasinya mengacu pada pengalaman penulis:

  • Pemimpin negara-negara maju menuding kelompok orang jahat, seperti ISIS dan sebagainya sebagai intruder yang menjadi ancaman global karena mereka berniat sabotase tidak hanya pada objek vital milik negara, seperti istana kepala negara tetapi juga instalasi nuklir seperti PLTN, reaktor riset dan sebagainya.
  • Pengetahuan tersebut dipahami sebagai insan pengawas nuklir yang memperoleh ilmu ketika belajar Keamanan Nuklirdari expert negara-negara maju dan IAEA.
  • Padahal, negara-negara pemilik Senjata Nuklir yang mau membuat bumi hangus karena tidak bisa mengendalikan keangkuhannya sebagai negara super power yang ingin menguasai dunia dengan melanggar prinsip negara merdeka yang berdaulat.
  • Jika demikian faktanya, siapa atau pemimpin negara mana yang malah tepat dituding sebagaiintruder atau malah lebih jahat dari intruder?
  • Dengan segala hormat, sikap tindak demikian adalah perbuatan setan yang adalah musuh seluruh umat manusia yang cinta damai dan Tuhan.

Pemimipin negara-negara maju yang dimaksud adalah Amerika Serikat dan anggota NATO. Salah satu poin penulis adalah jika Ukrania masih mempunyai senjata nuklir, Rusia pun tidak akan menyerang negara bekas saudara sebangsanya itu. Ukrania tidak ada suatu berita yang memastikan telah menembakkan bom kotor ke Rusia. Peperangan antara kedua negara masih bersifat terbatas karena senjata yang digunakan keduanya masih sebatas memberi pelajaran meskupun sudah banyak korban meninggal. Rusia pun tidak juga menghantam PLTN milik Ukrania. Kedua negara ini sebagai negara nuklir tetap mematuhi kesepakatan tidak tertulis diantara mereka bahwa senjata nuklir menjadikan mereka kiamat, taat asas.

Pesan Kepada Presiden RI

Materi yang disampaikan kepada Yang terhormat Bapak Presiden adalah ilmu yang diperoleh ketika mengikuti beberapa kegiatan aspek keamanan sumber radioaktif dan nuklir yang para instrukturnya adalah pakar dari berbagai negara maju, diantaranya Amerika, Australia, Inggris dan Soviet. Tentunya, basis pengetahuan dari penulis adalah sarjana proteksi radiasi yang berlanjut post graduate dipolma setara S2 dibiayai IAEA ketika belajar bersama-sama dengan peserta dari beberapa negara di Asia dan pengajar selain dari Universiti Kebangsaan Malaysia sebagai tuan rumah juga expert dari IAEA.

Ada 3 (tiga) komen penulis saling terkait yang disampaikan terkait keprihatinan atas perang Rusia dengan Ukraina yang dari hari ke hari semakin menegangkan, pertama pada tanggal 26 Februari 2022, kedua tanggal 4 Maret 2022 dan ketiga tanggal 13 Maret 2022. Salah satu poin adalah…

Rudal Nuklir tidak hanya bisa digunakan untuk peperangan (kejahatan)

tetapi juga untuk perdamaian (kebaikan)”.

Maksud penulis adalah:

  • Fakta bahwa pada perang dunia pertama terjadi belum ada senjata nuklir;
  • Fakta juga bahawa perang dunia kedua senjata nuklir bisa menghentikan peperangan;
  • Senjata nuklir tidak untuk peperangan tetapi menjaga perdamaian; dan
  • Tidak boleh lagi dikembangkan senjata nuklir.

Mohon dengan hormat Bapak Presiden kiranya berkenan menyampaikan pesan kepada Kepala Negara maju filosofi nuklir tersebut yang harmonis dengan sikap Indonesia sebagai Koordinator negara pihak NPT di GNB.

Semoga tulisan dari seorang pegawai negeri sipil di Badan Pengawas Tenaga Nuklir yang dipaksa pensiun karena peran sebagai Whistleblower dan Agent of Change untuk Bela Negara dapat memberikan pencerahan kepada Nusa dan Bangasa.

Mohon Yang terhormat Bapak Presiden memberikan atensi pada penjegalan karir penulis.

Jakarta, 19 Maret 2022

Salam Hormat,
ttd.
Togap Marpaung

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here