SintesaNews.com – Sukarman Mustamin, mantan pembalap, jurnalis otomotif senior, pendiri klub-klub dan pendiri Smart Drive Indonesia, kembali membongkar kejanggalan anggaran penyelenggaraan Formula E yang digadang-gadang Anies Baswedan.
Begini cuplikan dari threadnya di akun @karman_mustamin
Duit 1,6 T untuk Formula E (FE)? Coba bandingkan dulu dengan dana yang dipakai kota Montreal, satu-satunya kota yang pernah jadi tuan rumah memakai dana pajak warganya seperti Jakarta. Montreal hanya mengeluarkan dana 24 juta dolar AS (sekitar 325 miliar rupiah) plus jaminan 10 jt US$. Cuma segitu duit yang dikeluarin Montreal? Dikit amat dibanding Jakarta yang Rp 1,6 T?
Segitu juga Walikota Montreal yang baru Valerie Plante udah gerah dan langsung menyetop rencana balapan berikutnya. Walaupun Walikota sebelumnya, Dennis Coderre sdh kontrak 5 tahun.
Di sini, gue pengen lebih dalam ngulik alokasi anggaran yang diajukan Anies. Untuk menyiapkan sirkuit, Montreal cuma ngeluarin duit 9 juta US$ (sekitar Rp 125 miliar). JakPro sendiri mengajukan anggaran bangun trek Rp 166,5 miliar dg total biaya pelaksanaan Rp 344,4 M.
Coba kita intip pengajuan @aniesbaswedan seperti yang dimuat di Kompas itu. Ada biaya penyelenggaraan sekitar Rp 381 M. Sementara tetap disebutkan ada dana penyertaan modal JakPro sebesar Rp 305,2 M. Lho, kok dobel? Tolong, gue bingung. Ada yang bisa jelasin?
Lalu di Banggar DPRD DKI ada pembahasan mengenai pengajuan anggaran revitalisasi Monas yang disebut terkait dengan FE. Pagunya Rp 71 M yang mata anggarannya entah dari mana karena orang DPRD DKI sendiri bingung (proyek 2019 dikerjakan 2020). Lho, kok triple? Tolong, gue bingung.
Jujur, kalau dibilang revitalisasi Monas untuk menambah RTH, itu bohong banget. RTH kok nebang pohon. Makanya gue lebih percaya soal apa yang dibahas di banggar, bahwa revitalisasi itu utk FE. Masalahnya, gue mencium ada aggaran yang tumpang tindih. Dari beberapa foto yang beredar seputar pengerjaan proyek revitalisasi, gue lebih cenderung bilang itu akan jadi paddock area, bahkan pit area atau grandstand sirkuit FE.
… kuat dugaan gue, kawasan yang disebut Plaza Selatan ini memang harus dikebut pengerjaannya hingga paling lambat akhir Pebruari. Setelah itu, baru bisa bangun (pengaspalan) jalur balap yang diperkirakan butuh waktu 3 bulan sehingga rampung Mei 2020.
Perkiraan gue ini, lagi-lagi sesuai dengan time line yang diajukan JakPro sebagai pelaksana. Karena Mei memang harusnya sudah ada approval sirkuit dari FIA agar FE bisa digelar.
Jadi kalau saja pengerjaan Plasa Selatan Monas diminta oleh DPRD DKI harus ditunda, semisal sampai akhir Februari, hampir dipastikan FE Jakarta akan batal dilaksanakan. Itu berarti Commitment Fee Rp 360 M (20.970.000 Pound) akan hangus pula.
Jakarta dan Anies yang katanya terbang ke salah satu egara di Amrik untuk deal FE ini, memang baik hati. Jakarta harus bayar 360M rupiah seperti yang diajukan. Padahal, Montreal hanya bayar nomination fee 151.000 US$ (sekitar 2,1 M) plus 1,5 juta US$ race fees (Rp 20,5 M).
Dari angka itu bila dijumlahkan menjadi sekitar Rp 22,5 miliar yang kalau ditambah lagi biaya approval sirkuit US$ 226.000 (Rp 3,05 miliar) sehingga total Rp 25,5 miliar masih jauh dari budget yang diajukan Anies yang besarnya Rp 360 M. Yang pinter ngitung coba deh, berapa kali lipat?
Memang, di setiap kota biaya Formula E bisa berbeda-beda. Tergantung infrastruktur yg sudah ada. Kebetulan, ini mengambil contoh Montreal yang hanya sekali melaksanakan karena sadar besarnya kerugian yang harus dialami. Tapi perbandingan pembiayaan ini, patut dipertanyakan.
Ini baru bicara fee untuk menjadi tuan rumah yang selisihnya fantastis. Post anggaran lain yang diajukan Anies adalah biaya asuransi yang mencapai sekitar Rp 550 M. Dalam data anggaran FE Montreal, tidak ada sepeser pun biaya asuransi yang harus dibayarkan.
Di beberapa twit sebelumnya, gue sering singgung bahwa FE Operations (FEO) ini bekerja sama dengan Allianz yang juga punya saham 3,5%. Gue gak tau persis apa isi perjanjian antara FEO ketika menjual saham ke Allianz. Tapi kemungkinan besar ada soal jaminan/asuransi.
Jadi pengajuan anggaran Anies pada KUPA-PPAS yang mencapai Rp 1,6 Triliun itu sangat patut dipertanyakan. Dan utasan ini akan terus bertanya hingga ada keterbukaan ke publik. Karena gue masih punya banyak dokumen yg belum sempat dibeberkan di sini. Tapi sekarang, sekian dulu ya.