SintesaNews.com – Ketum PNIB (Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu) AR. Waluyo Wasis Nugroho atau Gus Wal mengungkapkan keprihatinan dan kegeramannya dengan berbagai kegaduhan di masyarakat yang selalu dibuat oleh kelompok yang ia sebut “sarabpatigenah”, yaitu PA212, PKS dan ulama-ulama palsu di MUI.
“Lebih baik jika PKS, PA 212 dan MUI dibubarkan jika selalu bikin gaduh dan sarang radikalisme terorisme,” kata Gus Wal kepada SintesaNews.com melalui layanan percakapan.
“Bangsa ini semakin hari berganti hari, pagi berganti pagi, malam berganti malam, berganti bulan dan berganti tahun semakin dibuat semakin mundur ke belakang dalam 15 tahun belakangan ini,” kata Gus Wal.
Ia melanjutkan, “Publik selalu disuguhi tayangan, berita, narasi dan suara sumbang ‘sarabpatigenah’ yang keluar secara bergantian dari tokoh ngedan A, kemudian tokoh ngedan B, tokoh ngedan C, D, E hingga jumlahnya tak terhingga.”
“Mulai dari mengajarkan dan mengajak kepada anak bangsa (terutama anak-anak dan remaja) untuk menghina, melecehkan dan merendahkan para pemimpin bangsanya lewat tulisan, gambar, meme, dan tayangan video,” tambahnya.
“Sarabpatigenah” PA 212 dan MUI Sarang Radikalisme Terorisme
Belum habis keprihatinan rakyat Indonesia dari hantaman pandemi covid-19, kini muncul hujatan-hujatan kepada Menteri Agama (Menag) Gus Yaqut Cholil Qoumas, yang dilontarkan oleh kelompok ‘sarabpatigenah.’
Namun kedok “ulama” Korlap demo PA212 yang juga pengurus MUI, Fikri Bareno malah terkuak di publik. Dari shalatnya yang ngawur, gelar-gelar akademisnya yang disinyalir palsu (Doktor, S.Ag) hingga track record-nya yang sama sekali jauh dari bidang keagamaan. Dari jejak digital diketahui Fikri Bareno adalah pedagang busana muslim di ITC Thamrin City, memiliki puluhan toko di sana dan menjadi donatur PA212. Lalu ujug-ujug bisa jadi “kiai haji”, bahkan disebut “buya”. Netizen menemukan kadang “gelar”nya pun berubah-ubah.
Baca: PNIB: Shalat Gak Benar Ngaku Ulama, Bersihkan MUI dari Kaum Radikal dan Bubarkan PA212
Ditambah lagi Novel Bamukmin yang berceloteh bahwa Menag Yaqut harus dihukum mati. Novel mengatasnamakan “hak Allah.”
Akankah kita mengharapkan generasi mendatang tidak bisa menghargai presiden dan para menterinya, para pemimpin bangsa, orang tua dan guru bangsa?
Akankah kita bangga jika sesama anak bangsa antar umat beragama, antar suku bangsa kita saling memaki, saling hujat, saling serang baik didunia maya ataupun di dunia nyata?
Naudzu Billahi Min Dzalika….
‘Sarabpatigenah’ PKS = Ikhwanul Muslimin
Kelompok-kelompok ‘sarabpatigenah’ ini sudah merasuk ke berbagai sektor berkehidupan bangsa dan negara, dari mulai ASN/PNS, unsur TNI-Polri, BUMN, bahkan di DPR.
Di DPR jelas ada PKS, parpol yang mewakili kepentingan kelompok yang sudah dianggap sebagai “organisasi teroris internasional”, Ikhwanul Muslimin, sebagaimana organisasi tersebut dilarang oleh banyak pemerintahan Islam. Bahkan Arab Saudi pun menyatakan Ikhwanul Muslimin sebagai organisasi terlarang di sana.
PKS merupakan Ikhwanul Muslimin ini pernah diungkapkan oleh salah satu tokoh pendiri PKS di tahun 2013, yang menyebut jika PKS adalah Ikhwanul Muslimin.
“Ikhwanul Muslimin yang merupakan gerakan-gerakan radikal berujung pada aksi-aksi terorisme merupakan organisasi ‘haram terlarang’ di banyak negara karena dicap sebagai organisasi teroris,” jelas Gus Wal.
Sialnya, masih banyak umat Islam Indonesia dan rakyat Indonesia yang tidak paham ataupun lupa jika PKS adalah bagian dari Ikhwanul Muslimin yang ada di Indonesia.
“Pasca pernyataan Pendiri PKS yang menyebutkan jika PKS adalah bagian dari Ikhwanul Muslimin, maka siapapun yang didukung PKS dalam Pilpres pasti keok,” ujar Gus Wal.
Setidaknya 2 kali Pilpres (2014 dan 2019) adalah bukti sahih, siapapun yang didukung oleh PKS tidak akan menjadi pemimpin bangsa ini.
“Karena apa??? Rakyat Indonesia dan Umat Islam Indonesia sangat antipati terhadap gerakan dan aksi-aksi terorisme yang terjadi di dalam negeri, Timur Tengah dan belahan bumi manapun,” terang Gus Wal.
Sejak bertahun-tahun lamanya wacana pembubaran PKS, salah satu partai di Indonesia yang merupakan bagian atau berafiliasi dengan Ikhwanul Muslimin gencar dilakukan.
Tagar #BubarkanPKS #TenggelamkanPKS sudah ramai gencar, sayangnya masih hanya ramai di media sosial (socmed) meskipun memang menjadi viral dan trending topic.
“Umat Islam Indonesia dan rakyat Indonesia berharap DPR – MPR, aparat penegak hukum dan pemerintah, bisa mengkaji ulang keberadaan PKS dalam blantika politik Indonesia. Bukan semata-mata karena bagian ataupun berafiliasi dengan Ikhwanul Muslimin, namun umat Islam Indonesia dan rakyat Indonesia muak dengan PKS karena azas dan ideologinya masih abu-abu dan tidak jelas komitmennya terhadap Ideologi Pancasila yang merupakan ideologi, jatidiri, dan identitas bangsa,” jelas Gus Wal.
“Besar harapan umat Islam Indonesia dan rakyat Indonesia jika DPR – MPR – DPD yang merupakan perwakilan rakyat bisa segera bersidang membubarkan PKS tanpa harus menunggu kompeks DPR – MPR didemo dan dikepung oleh rakyat Indonesia dan umat Islam Indonesia,” pungkas Gus Wal dalam keterangannya.
Tak luput Gus Wal berpesan, “Bersama segenap komponen anak bangsa kita cegah dan lawan upaya-upaya untuk men-‘talibanisasi’ dan men-‘suriah’-kan Indonesia,” pungkas Gus Wal.
Jaga Bangsa, Bela Negara, Lestarikan Pancasila, Merawat Tradisi Budaya Nusantara.
Jaga Kampung Desa dari Omicron, corong propoganda eks FPI HTI, da’i-da’i provokator, bahaya laten FPI HTI radikalisme khilafah terorisme.