SintesaNews.com – Sejak berkobarnya peperangan di Ukraina, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI melalui Kedutaan Besar RI (KBRI) Kiev menyiapkan evakuasi 153 WNI di negara tersebut, melalui jalan darat via Polandia dan Romania.
Para WNI itu tersebar di lima kota di Ukraina, yakni Kiev, Odessa, Chernihiv, Kharkiv, dan Lviv. Mayoritas dari WNI di Ukraina adalah pekerja migran yang bekerja di sektor manufaktur dan jasa.
99 WNI Sudah Dievakuasi Keluar dari Ukraina
Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, melaporkan sebanyak 99 warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Ukraina berhasil dievakuasi ke Polandia dan Rumania.
“Jumlah total yang telah berada di luar Ukraina adalah 99 warga negara Indonesia dan 5 warga negara asing keluarga dari WNI kita,” jelas Retno dalam konferensi pers via daring pada Selasa (1/3).
Angka itu termasuk lima WNI yang melakukan evakuasi mandiri. Saat ini, semua WNI tersebut sudah berada di dua titik aman yakni Bucharest, Rumania dan Rzeszow, Polandia.
Sulitnya Proses Evakuasi WNI di Ukraina
Retno kemudian membeberkan jalur evakuasi yang ditempuh para WNI di Ukraina. Tim evakuasi, kata dia, bergerak dari perbatasan Rumania-Moldova pada Sabtu, (26/2).
Kemudian pada Minggu (27/2) pukul 16.30 waktu setempat, 25 warga Indonesia yang tinggal di Odessa, Ukraina berhasil diboyong ke Bucharest, Rumania.
Perjalanan itu menempuh waktu sekitar 35 jam menggunakan bus. Biasanya, jika tak ada insiden tertentu waktu tempuh Odessa ke Bucharest sekitar 10 jam.
Lalu pada Senin (28/2), tim evakuasi juga berhasil menyelamatkan 6 WNI dan 1 WNA, yang merupakan keluarga dari salah satu warga Indonesia, dari Lviv ke Polandia.
Adapun 59 WNI dan 1 WNA dari Kiev juga berhasil diseberangkan ke Rumania pada Senin (28/2) pada pukul 22.00 waktu setempat atau pada Selasa (1/3) pukul 03.00 WIB.
Sebelumnya, operasi evakuasi di ibu kota Ukraina ini akan dilakukan pada 27 Februari. Namun, saat itu pemerintah Kiev mengeluarkan instruksi baru berupa pembatasan jam malam dan warga tak diizinkan keluar rumah. Mereka yang keluar rumah akan dianggap sebagai mata-mata musuh.
Setelah sebagian besar WNI sudah dievakuasi, Retno mengatakan langkah selanjutnya.
“Setelah evacuee (WNI yang dievakuasi) berada aman di dua titik tersebut maka langkah selanjutnya penjemputan dengan pesawat untuk kembali ke Indonesia,” kata dia.
Rencana penjemputan WNI untuk kembali ke tanah air masih terus dibicarakan, sejauh ini belum ada kepastian waktu kapan mereka akan diangkut.
13 WNI Masih ‘Terjebak’ di Ukraina
Namun, kata Retno, masih terdapat empat WNI di Kharkiv dan sembilan di Chernihiv, di sebelah utara Ukraina, tertahan. Mereka belum dapat dievakuasi karena pertempuran darat masih terus terjadi.
“KBRI Kiev dan KBRI Moskow terus melakukan kontak dengan mereka. Informasi yang kami terima mereka dalam kondisi sehat dan memiliki pasokan logistik yang cukup. Pemerintah masih terus menunggu saat yang tepat untuk dapat mengevakuasi mereka,” jelas Retno.
Sementara, terdapat 24 WNI yang memilih untuk tetap tinggal di Ukraina karena alasan keluarga. Mereka diketahui menikah dengan WN Ukraina.
“Dari sejak awal kita sudah memperhitungkan bahwa evakuasi ini tidak akan mudah, memiliki tingkat kompleksitas dan bahaya yang cukup tinggi di tengah pertempuran yang masih terjadi,” papar Retno.
“Selain itu, keberadaan WNI juga tersebar di beberapa kota di Ukraina, yang berarti mereka tidak tinggal di satu kota.”
Tidak hanya melakukan evakuasi WNI, Retno juga mengatakan telah melakukan banyak komunikasi dengan sejumlah Menteri Luar Negeri untuk saling memberikan informasi mengenai situasi dan jalur aman untuk evakuasi.
“Komunikasi juga dilakukan dengan otoritas Ukraina, Rusia dan ICRC, terutama untuk memintakan safe passage pada saat pelaksanaan evakuasi demi keamanan dan keselamatan evacuee,” katanya.
Diskriminasi Ras Dialami Pengungsi di Perbatasan Ukraina
Langkah cepat pemerintah Indonesia melalui Kemlu sungguh patut diapresiasi setinggi-tingginya. Kejadian tak mengenakan dialami oleh para pengungsi yang keluar dari Ukraina ke Polandia. Warga negara atau mereka yang bukan berasal dari Ukraina seperti orang Afrika, Timur Tengah, atau pun ras lainnya, mengalami diskriminasi untuk masuk ke Polandia.
Para pengungsi yang didahulukan masuk ke Polandia adalah yang merupakan orang Ukraina. Sehingga mereka yang tidak berasal dari Ukraina, baik kewarganegaraan dan ras-nya, harus menunggu puluhan jam untuk bisa masuk ke Polandia. Di tengah udara dingin dan keterbatasan makanan.